Share

Status Sindiran Istriku
Status Sindiran Istriku
Penulis: Nannys0903

Status Sindiran

Status Istriku Di Dunia Maya 
Bab 1



Mataku terbelalak ketika membaca status sindiran istriku. Aliran darah dalam tubuh terasa panas tak percaya apa yang kubaca di aplikasi hijau. 


Aku yang sedang santai di tempat kerja, iseng membuka status aplikasi hijau dengan logo W. Biasanya orang-orang memiliki aplikasi itu. Mengusap wajah kasar dan mengepalkan tangan. Aku tak menunggu jam pulang kerja lagi. Aliran dalam darah berubah panas hingga ke ujung kepala.


Aku bergegas menuju parkiran mobil hitam milikku. Wanita yang telah kunikahi selama lima tahun selalu saja membuat status sindiran tentangku. 


Bergegas kutancap gas agar sampai ke rumah. Tak kuhiraukan klason motor ataupun mobil yang memberi peringatan kepadaku agar berhati-hati. Semua yang ada dihadapanku terlihat tak berarti. Pikiranku saat ini adalah pulang ke rumah 


Rima, wanita yang selalu mengumbar masalah rumah tangga kami. Walaupun sindiran itu tak mencantumkan namaku. Aku sangat yakin kalau statusnya tentang suaminya. Jangan pikir aku tak tahu dan aku bukan orang bodoh.


Segera turun dari mobil dan membuka pagar dengan kasar tak peduli para tetangga mendengarnya. Rumah yang kami beli berada di komplek pinggiran kota. Tak jauh dari tempat aku bekerja. 

Rumah bercat ungu agar terlihat segar. Setiap dua tahun sekali menganti warna dindingnya. Taman mini berada di depan. Terlihat asri dan adem. Rima selalu merawatnya. 


"Rima! Rima!" Memanggil nama istriku dengan kasar dan membuka pintu rumah. Namun, terkunci. Semua jendela tertutup rapat. Melihat jam tangan hitam merek ternama yang melingkar di pergelangan tangan. Masih pukul empat sore. 

Tumben sekali wanita itu menguncinya. Biasanya kalau pergi ke luar pasti memberitahuku atau meminta izin keluar. Mengambil ponsel dalam saku. 


Menghubungi nomor ponsel istriku, tapi tak bisa dihubungi." Arghhhhh, ke mana dia?" 
Mengambil kunci cadangan dalam tas kerja yang selalu menemaniku  masih berada di mobil. Aku mengacak-acak isi tas itu. 


Setelah menemukannya, langsung kubuka pintu tersebut. Suasana sepi tak ada siapapun. Aku berlari ke lantai atas tempat kamar kami yang biasa kujadikan tempat memadu kasih. Nihil, tak ada wanita itu.


Terus kuhubungi ponselnya dan mengirim pesan via aplikasi hijau. Kuketik pesan tersebut dengan emosi yang mengebu-gebu. 


[Istri kurang ajar, apa maksudnya kamu membuat status seperti itu] Tak ada jawaban hanya centang dua berwarna abu-abu.


[Hapus statusmu atau aku akan ... ] pesanku yang berikutnya tetap hanya ceklist dua tanpa warna. Tak berapa lama, ia sedang online. Ceklist berubah biru. Menunggu jawaban dari wanita itu. 


Segera kuhubungi dia, namun ia tak menjawab panggilanku. Darah ini semakin panas dan mendidih. Memiliki istri seperti dirinya adalah musibah bagiku. 


Setiap masalah yang terjadi, ia akan membuat status di medsos. Seakan-akan aku adalah suami yang tak bertanggung jawab, jahat, kasar dan lainnya. Sering aku menegurnya, tapi ia terlihat acuh dan santai. 


Ingin segera bertemu dengannya dan melayangkan tangan ini ke udara dan mendaratkan tepat di pipi kiri dan kanan. Aku tak peduli lagi kalau dia istriku.


Suara deru mobil terdengar di halaman rumah. Aku segera beranjak dari dudukku dan segera menghajar wanita pembuat onar dan bikin malu.

Keluar rumah dengan emosi mengebu. Dadaku sudah naik turun. Akan aku seret dia hingga tiada ampun. Berani sekali membuat status seperti itu.  


Aku terperangah melihat sosok wanita yang datang ke rumah. Wajahnya terlihat marah dan seram. Ia datang dengan seorang lelaki dewasa. Berdiri di teras rumah tanpa memberi salam. 


Wajah bengis terlihat semakin dekat dan tangannya melayang ke udara menghantam pipiku. Perih sekali rasanya. Mengusap pipi kiri perlahan agar rasa sakit hilang. Memundurkan langkah, menghindari serangan yang lain.


"Dasar suami tak tahu diri! Berani sekali kamu berbuat itu kepada menantu Mama!" teriaknya mengalahkan speaker aktif panggung dangdut yang sering aku tonton. 


"Ma ... Ajit tidak salah. Ini semua ulah Rima. Ia telah mengumbar masalah rumah tangga kami di sosmed," belaku. Aku menelan saliva yang sudah menumpuk. Aku ini anaknya pasti akan membela.


Bugh! 
Pukulan tepat di wajah bertambah perih dan nyeri. Papa tiriku menambahkan rasa sakit di sekujur tubuh. Ia menambahkan lagi tepat di bagian pusar. 


Rima kamu pembuat masalah. Aku akan memberimu pelajaran geramku dalam hati. Aku menatap lelaki yang telah sepuluh tahun menjadi suami mamaku. Siapa dia berani sekali memukulku.


"Kamu lelaki tak bertanggung jawab. Bisanya hanya mengelak. Sudah ku pastikan kau akan menyesal!" makinya. Ia membulatkan mata tajam. Matanya memerah menahan emosi sama yang aku rasakan. Bedanya, ia kesal kepadaku dan aku kepada Rima. 
"Tak kusangka kau sejahat itu, Ajit." Ucapannya membuat aku tersingung. 

Bukan aku yang jahat tapi wanita itu yang sudah mencoreng nama baikku. 


"Pa, aku bukan lelaki seperti itu. Semua status yang ia umbar di medsosnya hanya kebohongan saja." Aku tak terima dengan hinaan dan tuduhan mereka. Bangkit menahan sakit dan nyeri dibagian wajah dan perut.


"Mama gak pernah mengajarkan kamu untuk melakukan itu. Mama kecewa sama kamu. Kamu harus meminta maaf kepada Rima!" 


"Tidak! Aku tak akan meminta maaf kepadanya. Dia yang salah bukan aku!" Suaraku semakin meninggi. Mama terlihat geram. Ia melayangkan lagi tangannya ke arahku. Perih sangat perih. Wanita yang telah melahirkan diri ini lebih membela orang lain.


"Kamu pengec*t! Jadilah lelaki yang bertanggung jawab." Mama meninggalkanku tanpa mengucapkan selamat tinggal. Terlihat guratan kekecewaan di wajah cantiknya.


Aku tergugu mengingat kesalahan-kesalahanku kepada Rima. Apakah aku salah melakukan hal itu. Sehingga, wanita yang telah menemaniku selama ini menyindir melalui statusnya.


Kuraih ponsel dalam kantung celana dan membuka akun milik istriku. Status baru tujuh menit yang lalu. Ia mengunggah foto dengan wajahnya yang penuh luka lebam. Bagian ujung bibirnya sobek dan mata sembab. 


Kulempar ponselku hingga pecah berhamburan di lantai. Hidupku akan semakin hancur dan kacau. Aku pasti sangat malu bila semua teman-teman melihat status istriku. 

Apa dia tak pernah berpikir apa akibatnya jika melakukan hal itu. Mencoreng nama baik dan pekerjaanku menjadi taruhannya. 


"Rima!" 

****

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status