Share

Status WA Mantan Istri Suamiku
Status WA Mantan Istri Suamiku
Author: Ucu Nurhami Putri

Bab 1

last update Last Updated: 2022-08-12 20:40:35

Status WA Mantan Istri Suamiku Satu

[Alhamdulillah, akhirnya punya mobil baru. Meskipun sama suami sudah berpisah, dia masih tetap perhatikan denganku, dan juga anak-anak. Memang suami idaman, andai saja dulu aku tidak egois, mungkin di antara kita tidak akan ada orang ketiga.]

 Sederet kata dari status Mbak Rima, mantan istri suamiku membuat suasana hati berubah menjadi dingin. Bahkan beku.

 Kapan Mas Hans membelikan dia mobil? Sementara aku saja yang pulang-pergi kerja masih menggunakan angkot. Ketika aku minta untuk dibelikan motor saja, Mas Hans suka mencari-cari alasan kalau dia sedang tidak pegang uang. Namun, sekarang semuanya terbongkar, Mas Hans malah sudah membelikan Mbak Rima mobil.

  Mbak Rima memang tipe orang yang suka membuat status terhadap semua hal, termasuk ketika Mas Hans mengajaknya berserta anak mereka makan, atau sekedar jalan-jalan bersama.

 Tentunya tanpa aku dan mereka terlihat sangat mesra. Seperti pasangan kekasih sesungguhnya yang tidak pernah bercerai.

 "Kamu lagi apa sih, kok dari tadi Mas panggil gak nyaut?" Mas Hans yang baru saja keluar dari kamar mandi menatapku heran.

 Tanpa banyak bicara, aku memberikan ponselku padanya. "Bacalah status dari Mbak Rima dan jelaskan maksud dari semuanya." 

 Aku berbicara dengan enggan dan rasanya malas untuk melihat laki-laki yang menjadi suamiku kini. Dari awal menikah, aku sudah memberikan peringatan kalau hal yang paling kubenci di dunia ini adalah pengkhianatan.

 Kami sudah menikah tiga tahun. Tepat tiga tahun yang lalu, Mas Hans melamarku ke rumah Abah tanpa kita punya hubungan khusus. Katanya, dia sudah tidak betah dengan status dudanya, dan ingin segera melangsungkan pernikahan.

  Atas izinku, Abah menerima pinangannya, dan dalam jangka waktu dekat, kami melangsungkan acara pernikahan. Terlalu cepat memang, tetapi itu karena Mas Hans yang ingin.

 Banyak alasan yang dibuatnya hingga Abah langsung setuju dengan tanggal yang hanya beda dua mingguan dari acara lamaran.

 "Nih!" Mas Hans kembali mengarahkan ponselku yang sedang membuat status WA, lalu duduk di sampingku.

 "Sekarang, jelaskan semuanya." pintaku dingin.

 Mas Hans menatapku sekilas, ia bersikap seolah tidak melakukan kesalahan apapun.

 "Apa yang perlu Mas jelaskan?" Dia malah balik bertanya. Heh, aku seharusnya tidak banyak berharap. Namun, katanya Mas Hans akan memperbaiki diri dan berusaha untuk melakukan apapun atas izinku.

 "Kapan Mas membelikan dia mobil?" Aku mulai bertanya dari awal.

 "Dua minggu yang lalu." jawabnya cepat.

 Aku memegangi dada yang terasa sesak ini, enak sekali dia bicara. "Kenapa Mas gak izin sama aku?"

 "Untuk apa? Kata Rima, yang perlu izin itu istri kepada suami, bukan suami kepada istri." ucapnya sambil mengeringkan rambut dengan handuk. 

 Lagi-lagi Mbak Rima, kenapa dia ikut campur ke dalam rumah tanggaku?

 "Kalau Mas lebih mendengarkan kata Mbak Rima, untuk apa Mas malah bercerai dengannya dan melamarku?" Aku menatapnya lekat, berharap kalau Mas Hans akan menjawab pertanyaanku dengan jujur.

 "Ya ampun, Klara. Mas cuman ambil sebagian kata-kata bijaknya, saja. Jangan diambil hati seperti itu." ucapnya. Ia mencoba menarik kedua pipiku yang tembem, tapi aku menepis tangannya.

 "Berhenti bersikap kekanakan, Klara. Mas membelikan mobil untuk sekolah Desi. Dua tahun lagi dia akan masuk SMP, jadi Mas harus siap siaga." jelasnya tanpa rasa bersalah sedikit pun.

 "Dua tahun lagi? Ya ampun, Mas, aku minta motor untuk kerja sama kamu malah memberikan seribu alasan, padahal harganya murah. Sementara kamu langsung memberikan Mbak Rima mobil karena Desi akan segera masuk SMP, padahal masih dua tahun lagi." ucapku panjang.

 Kali ini batas kesabaranku sudah habis, aku tidak ingin rumah tanggaku dikendalikan oleh orang luar, apalagi seorang mantan.

 "Sudahlah, sampai kapanpun kamu tidak akan mengerti tugas sebagai orang tua. Kecuali kalau kamu punya anak," desisnya membuatku marah.

 "Mas, aku belum punya anak bukan karena tidak ingin, tetapi Allah belum mempercayakan anak kepada kita." Aku mulai berapi-api.

 Mas Hans menatapku lekat dengan nanar. "Maaf, ya, barusan Mas agak emosi. Nanti Mas belikan kamu motor," ucapnya sambil membalas status Mbak Rima di ponselnya.

 Sebenarnya aku juga ingin membalas, tapi takut malah menjadi emosi. Sebaiknya aku tahan dulu.

 Kembali aku membaca status itu, tunggu, aku lupa menggaris bawahi statusnya yang terakhir, 'Memang suami idaman, andai saja dulu aku tidak egois, mungkin di antara kita tidak akan ada orang ketiga'.

 "Mas, jelaskan ini apa?" Aku kembali menunjukkan status Mbak Rima.

 "Entahlah, Kla. Aku gak tahu, kamu tanya sendiri saja sama Rima. Aku tidak mau berdebat denganmu." ucapnya memberikan lampu hijau.

 "Bagaimana kalau nanti aku emosi terus memarahi dia?" Aku bergumam pelan.

 "Jangan begitu, Kla. Sebisa mungkin tahan emosi kamu, kalaupun dia membuatmu marah, jangan sampai terbawa emosi." pesannya yang malah membuatku ingin marah-marah.

 Sebelum aku membalas, Mbak Rima ternyata sudah mengirimkan pesan padaku.

 [Kamu iri, ya, karena Mas Hans lebih mementingkan aku dan anak-anak daripada kamu yang istrinya sendiri? Makanya, jadi istri yang pintar, dong. Jangan bod*h.] tulisnya disertai stiker tertawa.

Bersambung....

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
istri sah kayaknya terlalu lemot dan bodoh. nikah sama duda koq cuman dapat sengsaranya. makanya yg tegas dikit dan jgn terlalu menye2lah
goodnovel comment avatar
Isabella
ah belum baca kq udah greget mantan sama istri kq lebih ke mantan
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Status WA Mantan Istri Suamiku   Bab 28 TAMAT

    Status WA 28 "Maafkan, Mas, Klara. Maafkan Mas!" Hans berbicara antara dalam keadaan sadar dan tidak. "Maaf jika selama ini Mas sudah bersikap bodoh, Kla," lanjutnya, tapi Klara masih diam. "Mas tidak mau berpisah, Mas mau hubungan kita segera diperbaiki," ucapnya lagi. Klara melepaskan pelukannya dan menatap Hans lekat. "Aku ternyata hamil, Mas," ucapnya lirih. Hans dan Bu Hajah menatap Maya dengan penuh tanda tanya, tetapi kebahagiaan terpancar jelas di mata keduanya. "Maksudnya kamu mengandung anak kita?" tanyanya sambil menatap wajah Klara dengan mata yang nanar. Sungguh tidak menyangka kalau yang Mahakuasa masih sangat menyayanginya sampai memberikan anugrah yang begitu besar. Klara mengangguk bahagia. Ia juga tidak menyangka kalau dirinya tengah hamil setelah penantian selama lima tahun dan buah hatinya malah hadir ketika dirinya dan Hans sedang terpisah. Awalnya Klara tidak ingin mengatakan kebahagiaan ini kepada Hans dan juga mertuanya, tetapi nasehat Abah Hanif membua

  • Status WA Mantan Istri Suamiku   Bab 27

    Status WA 27 Klara sudah mendapatkan bukti kejahatan Pak Yana dan juga Rima. Ia tinggal menunggu waktu untuk meledakkan bomnya. Sementara Hans, ia tetap meminta Klara untuk kembali. Bagi Klara, kembali dengan Hans bukanlah masalahnya. Toh, selama ini memang laki-laki itu tidak mengetahui banyak hal, tidak seperti dirinya yang selalu selangkah di depan. Klara masih memilih diam bukan karena ia ingin membuat semuanya hancur lebih dulu, bukan. Klara hanya butuh waktu yang tepat agar semuanya bisa selesai langsung. "Gila, ya, aku hampir gak percaya kalau ada orang yang seperti ini," ucap Anya setengah berteriak sambil menonton video yang Klara ambil beberapa hari yang lalu. "Jika ada baik, pasti ada jahat." Suaminya menyahut dari belakang. "Kapan diserahkan kepada pihak berwajib, Kla?" tanyanya. "Secepatnya, Kak. Aku ingin mereka mendapatkan hukuman sesuai yang bisa mereka terima." Klara menjawabnya dengan semangat. Inilah yang disukai Anya dan keluarganya dari sikap Klara, terang-

  • Status WA Mantan Istri Suamiku   Bab 26

    Status WA 26 seseorang yang baru datang itu ternyata Rima. Dia mengaku kalau dirinya sedang mengandung anak Hans. Klara sudah tidak terkejut dengan pengakuan mantan istri suaminya itu, dia tahu kalau Rima pasti akan melakukan apapun untuk mencegah Hans kembali padanya. Bu RT dan beberapa orang lainnya langsung heboh setelah kedatangan Rima. Mereka langsung melontarkan kata-kata cacian kepada Hans dan juga perempuan yang mengaku mengandung anaknya itu. "Dasar laki-laki hidung belang!" "Tidak tahu malu!" "Laki-laki murahan!" Berbagai sebutan untuk hewan pun langsung mereka keluarkan, saking kesalnya. Orang-orang itu bahkan menatap Hans dan Rima dengan tatapan kebencian yang penuh bara api. Abah Hanif yang melihat situasi dan kondisi sudah tidak sejalan lagi pun langsung menenangkan mereka. Beliau ingin orang-orang kampung mendengarkan pengakuan Hans. "Coba jelaskan kebenarannya bagaimana? Soalnya saya tidak sudi jika kamu bertanding dengan putri kami," sahut Bu RT. "Benar, k

  • Status WA Mantan Istri Suamiku   Bab 25

    Status WA 25 Sebelum Abah Hanif mendengar tentang putrinya yang pergi dari rumah Hans dari mulut orang kain, Klara langsung pulang untuk menemuinya. Beberapa pengawal dari orang tua angkatnya juga ikut serta untuk membantu Klara dari serangan orang-orang jahat. Terutama Angga. Dia tahu kalau orang kejam seperti Angga juga malah ingin menemui Abahnya. Tidak tenang rasanya jika dirinya harus meninggalkan Abah Hanif sendirian di rumah, terlebih Hans dan Angga akan datang ke rumah yang tidak diprediksi kapannya. Abah Hanif yang melihat Klara pulang dengan beberapa orang pun mendadak khawatir, takut terjadi sesuatu dengan putrinya. Setelah bertukar kabar, Klara langsung menceritakan semuanya. Bu RT dan beberapa orang yang tidak sengaja mendengar apa yang mereka katakan pun cukup kaget. "Ya ampun, ternyata hidup putri kita sangat menyakitkan. Berarti kita hentikan suaminya itu, bila perlu kita tanya-tanya dulu maksud dan tujuannya datang!" tugas Bu RT membuat yang lainnya setuju. Me

  • Status WA Mantan Istri Suamiku   Bab 24

    Status WA 24 Setelah melaksanakan sholat, Klara langsung menemui Bu Anisa dan mengatakan apa yang ingin ia katakan. Sementara Bu Hajah, Klara sudah memintanya untuk tidak menceritakan tentang hal ini kepada Hans dan juga beberapa orang yang tidak penting. Termasuk Angga. Bu Anisa terlihat sangat sedih, beliau juga terlihat tidak kaget lagi. Seperti sudah tahu kalau penyebab dari perubahan sikap anaknya adalah Bu Siska. "Pulanglah, Nak, Hans mencarimu," ucap Bu Hajah lirih. Klara tersenyum getir. "Maaf, Ma. Aku sudah menemukan kehidupan bahagiaku, jadi tidak mau diusik oleh hal-hal yang tidak perlu," jelas Klara lembut, tapi menusuk. "Berapa lama kamu akan mencoba untuk sembunyi, Sayang?" tanyanya menatap Maya lekat. Ada rasa rindu di matanya dan tangan seperti tidak sabar untuk memeluk, tapi apa daya kalau di hati Klara tidak ada perasaan rindu sedikit pun. "Aku tidak sedang sembunyi, Ma. Aku hanya mencari kehidupan dengan orang-orang yang percaya sepenuhnya denganku," tegas Kla

  • Status WA Mantan Istri Suamiku   Bab 23

    Status WA Dua Puluh Tiga Keluarga angkat Klara semakin marah ketika mengetahui Angga berniat menjadikan Klara--putri angkatnya seperti putri kandungnya dulu. Angga ternyata seorang lelaki yang gila karena suka melakukan hobi aneh yang bahkan mengorbankan sebuah nyawa. Laki-laki yang selalu ingin mendapatkan wanita yang diinginkannya, wanita yang memang ingin dia taklukan dengan menghalalkan segala cara. Setelah dapat, Angga akan menempatkan wanita itu di kamar favoritnya yang hanya akan didatangi ketika dia lelah, stress, ataupun sekadar ingin bersenang-senang. Bukan hanya keluarga angkat Klara yang resah, tapi juga orang tua Angga sendiri sampai memutuskan hubungan dari anak satunya ini. Angga dinilai sudah menghancurkan kehormatan keluarga, bahkan usaha yang selama ini dikelola secara turun temurun. Nabila, wanita yang pernah menjadi burung sangkar emas Angga sebelumnya adalah anak dari orang tua angkatnya Klara. Beberapa hari di kurung di kamar itu membuat Nabila menjadi st

  • Status WA Mantan Istri Suamiku   Bab 22

    Status WA Dua Puluh Dua "Wah-wah, kamu memang istriku yang hebat tiada duanya." Azam langsung merangkul nada dengan penuh kebahagiaan. Ia sungguh bangga dengan istri yang selalu mendukung apapun yang dilakukannya. Termasuk membantu sahabatnya, Klara. "Sudah, Mas. Cukup. Malu sama anak-anak dan merek." Nada meronta dan melihat anak-anak yang menatap ke arahnya dengan polos. "Kalian jangan jadi bucin seperti Papa, ya." goda Nada sambil tertawa kecil. "Tapi kata Papa boleh, kok, Ma. Asalkan kalau sudah menikah, jadi perhatiannya tepat." jawab Aksan, putranya yang baru berusia tujuh tahun. "Apa-apaan ini, Mas? Mana mungkin anak tujuh tahun mengerti pernikahan dan bucin jika tidak ada yang mengajarkan?" Nada menatap Azam untuk mendengarkan penjelasan. "Em, anu, itu, itu." Azam hanya bisa menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan berusaha untuk kabur. Tapi terlambat, karena anaknya dan anak Anya sudah mencegat perjalanannya. "Kalian gitu, gak setia kawan." Azam berpura-pura marah dan

  • Status WA Mantan Istri Suamiku   Bab 21

    Status WA 21 Anya dan Azam terkejut bukan main ketika mendengar apa yang dikatakan Klara. "Wah, gila, ya. Berarti Hans tidak tahu kalau mereka berdua bukan darah dagingnya?" tanya Azam penasaran. "Tentu saja tidak tahu. Aku mengetahui ini hasil penyelidikan sendiri. Atas dasar apa aku harus mempercayainya, membuat lelah saja." Klara berbicara dengan nada biasa saja. Tanpa penyesalan, apalagi kesedihan. "Kalaupun aku kasih tahu, belum tentu dia akan percaya." lanjutnya membuat Anya dan Azam senang. "Benar, jadi perempuan itu harus punya pemikiran yang cerdas. Jangan hanya bisa bergantung kepada suami. Bukan apa-apa, takutnya suaminya seperti Hans kan bisa stres tiap hari." ujar Azam sambil tertawa kecil. "Benar, Mas. Wah, aku gak nyangka kalau ternyata uang yang dia keluarkan selama ini untuk anak-anaknya ternyata bulan darah dagingnya." Anya menjadi lebih heboh. "Bahagia boleh, tapi sedang kerja, dong. Kapan selesainya kalau kamu santai terus." protes Azam kepada Anya. "Apaan, s

  • Status WA Mantan Istri Suamiku   Bab 20

    Status WA Mantan Istri 20 Hans dan Abah Hanif sama-sama terkaget mendengar perkataan itu. Apalagi, Hans memang merasa kehadirat Susi sangat janggal. Rima dan Hans sudah berpisah selama lima tahun, sementara Susi baru berusia empat tahun jalan. Memang bisa saja anak Hans jika sebelum berpisah mereka masih berhubungan, yang jadi masalah, mereka sudah tidur secara terpisah sebelum berpisah selama hampir satu tahun. Waktu itu perasaan Hans kepada Rima Seakan mati begitu saja. Tidak seperti kepada Klara yang bahkan tidak kuat jika membayangkan untuk berpisah. Setelah mengingat semuanya, Hans langsung mengucapkan salah kepada Abah Hanif dan laki-laki itu. Abah langsung meminta Hans untuk duduk dan menyampaikan maksud kedatangannya. Namun, Hans menolak. Ia ingin mendengar lebih dulu tentang apa yang baru saja disampaikan laki-laki itu. "Ini adalah Pak Yana, adik dari Pak Jaya." Abah Hanif memperkenalkan. Pak Yana hanya bisa menundukkan pandangannya. Karena di sini, memang dirinya yang

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status