Share

Chapter 29

Seperti biasa, pagi hari memang begitu indah. Cahaya sang baskara yang mulai menghidupkan asa belum sepenuhnya nampak di ufuk timur, sehingga langit masih terlihat kelabu. Udara sekitar terasa dingin menyentuh kulit. Burung-burung terdengar riang bernyanyi, kicauannya menemani aktifitas manusia di pagi itu.

Lalu lalang para manusia yang saban hari menjalani takdir sebagai peniup terompe-terompet kehidupan, mulai terlihat mengeliat. Beberapa pemilik lapak mulai membersihkan wilayahnya. Tapi, pintu toko-toko masih tertutup rapat. Penjaja makanan kaki lima mulai menata hidangannya. Beberapa penduduk lokal asik berolahraga joging, lari-lari kecil sesekali berjalan sepanjang pendestrian.

Hmmm, begitulah kiranya gambaran pagi yang menyenangkan di Malioboro, ruas jalan dipusat Yogyakarta, yang bukan sembarang jalan biasa orang menganggapnya. Tapi, sebuah jalan paling fenomenal di tengah Kota Istimewa Yogyakarta.

Ya, itulah Malioboro, yang pagi ini masih sepi pe
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status