Share

Chapter 48

Andai melupakan semudah membalikkan telapak tangan, maka kehidupan akan terasa sangat mudah dan membahagiakan. Tidak mungkin ada rasa sedih maupun sakit bila kita bisa melupakan bagian terburuk dalam hidup kita. Akan tetapi, apa kita benar-benar bisa bahagia dengan melupakan apa yang pernah terjadi? Tidak kah kita akan merasa bila sesuatu yang hilang dari hidup itu akan membuat hidup kita terasa hampa?

Dhilla tetap profesional, pun dengan Abimanyu. Mereka tidak terbawa oleh suasana masalah pribadi yang sampai saat ini masih menjadi sekat pembatas diantara mereka.

Meeting proyek dengan pemerintah pun tiba, Dhilla menjelaskan presentasi rencana kerja dan juga segala perizinan, ia juga memberi saran agar proyek baru yang akan dikerjakan bisa terhindar dari risiko hukum yang akan timbul.

Abimanyu memperhatikan Dhilla dan merasa kagum melihat perempuan ayu yang selalu mengisi hati dan pikirannya. Meskipun tidak secerdas dirinya, namun Dhilla selalu mempersiapkan segala ses
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status