Share

Chapter 47

Saat kita terpuruk, sering kali kita berpikir andai saja bisa memutar ulang waktu yang berlalu, maka kita akan kembali ke saat-saat dimana kebahagiaan menanti. Namun, kita sadar semua tidak mungkin bisa terasa sama karena apa yang telah berlalu, tidak mungkin bisa kita temukan kembali. Mungkin memang itu yang takdir siapkan untuk kita. Kita tidak mungkin bisa mengubah apa yang sudah ditakdirkan untuk kita, bukan?

Seperti biasa, Dhilla sudah membantu kedua anaknya untuk bersiap ke sekolah. Setelah bersiap dan sarapan, Dhilla mengantar Abit dan Nasywa ke sekolah dengan menaiki sepeda motor. Dokter Salwa dan Sabrina, sejak pagi tadi sudah berangkat ke klinik, karena di klinik ada beberapa pasien yang sedang di rawat.

“Jangan nakal ya, sayang,” Pesan Dhilla seraya menyambut uluran tangan kedua anaknya yang bergantian menyalaminya, “Nanti, Bunda Brina yang jemput. Kalian tunggu di post satpam aja ya, kalau Bunda belum sampai,” Pesan Dhilla sebelum kedua
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status