Hara berteriak keras ketika Violet berlalu dari hadapannya setelah mengatakan itu. Bahkan dengan sengaja perempuan itu menyenggol tubuh Hara dengan kuat sampai Hara terhuyung ke belakang. Berhadapan dengan Violet selalu membuat Hara semakin membuat kebenciannya kepada perempuan egois itu bertambah berkali-kali lipat. “Apa itu tadi?” Hara menatap ke arah Vier yang kini sedang duduk di kursi. “Kamu tidak mengajarinya bersikap baik kepada orang lain?” Akan selalu menjadi salah Vier ketika Hara mendapatkan serangan dari Violet. Itulah yang ada di dalam pikiran Hara. “Kamu datang untuk bertemu denganku, kan?” tanya Vier tanpa menanggapi pertanyaan Hara.“Tentu saja. Tapi dengan melihat wajah perempuan itu, aku ingin sekali melemparkannya ke luar angkasa. Dia benar-benar tidak tahu malu.” Dengan bersungut kesal, Hara ikut duduk di kursi berseberangan dengan Vier. “Lalu?” tanya Vier lagi. “Kamu mau mengajakku jalan-jalan?” Tawaran itu sebenarnya terdengar sangat menggoda, tapi Hara tamp
Seumur hidupnya, Violet tidak pernah diperlakukan buruk oleh siapa pun. Dia begitu dihormati sejak kecil dan selalu mendapatkan hal baik. Tapi karena kecemburuan seseorang, Violet harus merasakan bagaimana sakitnya jambakan, bahkan cekikan. Hal itu membuat Violet meradang. Amarahnya begitu tinggi sampai dia merasa tak bisa mengendalikan lagi. Kepalanya yang terasa berdenyut sakit karena rambutnya ditarik kuat oleh Hara, mengetuk tindakan bar-barnya untuk keluar.Violet ikut menyerang Hara dengan jambakan yang sama dan mereka berguling di lantai dengan teriakan demi teriakan. Bukan Violet yang berteriak, tapi Hara. “Gusti, Ibu, Mbak!” Bibi yang mendengar keributan itu segera datang untuk memisah dua perempuan itu. Alih-alih bisa melakukannya, Bibi justru terguling di samping mereka. “Bapak, tolong!” Jeritan itu tak bisa lagi ditahan oleh Bibi. Vier segera keluar kamar dan terbelalak lebar melihat Violet dan Hara yang saling menjambak. Vier tidak mendengar keributan itu karena suara
Suara lelaki itu dalam dan kuat. Tampak tidak terima wajah halus putrinya harus tercoret luka seperti itu. Itu adalah luka cakaran, yang mungkin saja, Hara baru saja mendapatkan serangan dari seseorang. Begitulah pikiran ayah Hara. “Katakan, Vier. Apa yang terjadi? Kenapa wajah Hara mendapatkan luka seperti itu?” Kini ibu Hara yang bertanya.Atmosfer di antara mereka tidak bisa dibilang baik-baik saja. Orang tua Hara pastilah tak terima melihat putri kesayangan mereka tampak berantakan. “Ini bukan perbuatanmu, kan?” tanya ibu Hara lagi.“Hara bertengkar dengan Violet.” Vier segera menjawab. Tidak ada niat untuk menutupi kebenaran. “Hara yang tahu bagaimana detail kejadiannya, karena saya sedang tidak ada di sana saat peristiwa itu terjadi.”“Apa?” Ibu Hara melotot marah. “Bagaimana bisa kamu membiarkan Hara dan Violet berdua saja sedangkan kamu tahu mereka adalah musuh?”Musuh? Seharusnya mereka bisa berhubungan baik jika Hara tidak selalu mengambil kesempatan untuk menyerang Violet.
“Sudah terlambat untuk mengatakan itu sekarang.” Violet mendongak menatap suaminya. “Saya tidak akan membiarkan siapa pun menginjak harga diri saya. Kalau kamu merasa bersalah karena dia adalah kekasihmu, maka silahkan lakukan itu. Tapi tidak ada maaf untuk orang yang sudah melewati batas.” Violet menutup mulutnya setelah menyelesaikan ucapannya, membubuhkan tanda tangan yang perlu di dokumen yang diberikan Vier kepadanya kemudian memberikan kembali kepada suaminya. “Tidak perlu khawatir, saya tidak akan menyakiti fisik Hara, tapi itu bukan berarti saya tidak akan pernah membalas atas perbuatannya.” Raka jika sudah bertindak, maka tidak akan yang meleset seinci pun. Dia hanya perlu menunggu sampai informasi yang diperlukan didapatkan barulah aksi lainnya akan menyusul. “Maafkan aku.” Tiba-tiba saja Vier berbicara secara informal. “Aku berperan sebagai seorang suami sekarang.” Violet agak sedikit terkejut meskipun dia tak menunjukkannya. “Kalau kamu bertindak sebagai seorang s
Suara itu membuat beberapa orang yang menggerombol menoleh pada satu titik. Hara berdiri dengan kaki yang kuat dan penuh persiapan. Tatapan matanya tajam menusuk dan pemberontakan seolah ingin diumumkan. Violet bisa merasakan aura permusuhan yang tajam dari kekasih Vier tersebut. Itu adalah sesuatu yang ditunggu. Dia datang untuk itu. Seorang yang tidak bisa mengendalikan emosinya hanya akan membuat banyak kesalahan. Violet sedang menunggu saat-saat krisis percaya diri yang akan ditunjukkan oleh Hara kepadanya. Violet tampak tersenyum jika orang lain melihatnya. Tapi itu akan terlihat senyum licik yang mematikan jika Hara yang melihatnya. “Oh, Hara sudah datang.” Mengurai kecanggungan, seorang lelaki berkacamata menyapa Hara. Untuk sejenak, Hara tersenyum kepada teman-temannya dan berjabat tangan. Bahkan kepada Vier dan melewati Violet. Hanya dengan cara dia seperti itu menandakan jika hubungan Hara dan Violet memang tidak baik. Akan ada banyak pertanyaan yang berterbangan di kepa
Hara sudah ada di depan rumah Vier ketika si pemilik rumah baru saja kembali. Aura permusuhan sudah tidak bisa lagi diurai. Violet yang melihat dari dalam mobil menyeringai. Dia yang awalnya akan beristirahat setelah ini harus mengurus perempuan itu lagi. Tapi tidak masalah, Violet selalu siap dengan apa pun.“Apa lagi sekarang?” Violet sudah melompat dari dalam mobil untuk segera bertemu dengan Hara. Vier menyusul di belakangnya tanpa kata. Dia hanya akan diam ketika mereka tidak melakukan keributan. Vier sudah lelah menjadi penengah di antara dua perempuan ini. “Apa lagi sekarang? Kamu benar-benar tidak tahu kalau aku datang untuk menuntut balas?” tanya Hara dengan suara dingin menggetarkan.“Menuntut balas tentang apa?” Violet tak pernah merasa gentar dengan keberadaan Hara. “Tentang semuanya. Aku meminta agar kamu melepaskan Vier dari jeratan kontrak yang menyesatkan ini. Sudah cukup satu bulan ini.” Hara tentu tak tahan melihat Vier dikuasai oleh Violet. Terlebih lagi perempu
“Vier bahkan meminta perpisahan dariku, Ma. Aku rasanya hampir saja melayangkan tinjuku di wajah mereka dan membunuh mereka!” Suara keras Hara menggelegar di seluruh ruangan bercampur dengan tangis sesak yang begitu menyedihkan. Sepanjang usianya, Hara tidak pernah mencintai seorang lelaki lain selain Vier. Dia adalah pria satu-satunya yang berhasil membuatnya jatuh cinta. Tapi sepanjang itu juga Vier hanya bersamanya tanpa cinta yang sama. Dan itu sangat menyakitkan.Dia terus mencoba untuk bersabar dan tetap berada di sisi Vier untuk meluluhkan hati lelaki itu. Sayangnya semua itu tak cukup mampu membuat Vier jatuh hati kepadanya. Satu tahun berlalu, dua tahun berlalu, sampai hampir sebelas tahun berlalu, semua hanya kesia-siaan yang tak berujung. Vier, tidak pernah mencintainya. “Hatiku sakit sekali, Mama.” Lagi, jeritan kesakitan itu melambung di udara. Tubuhnya bergetar karena tangis. “Tenanglah, Sayang. Vier tidak akan berani berbuat sejauh ini.” Ibunya memberikan kata-kata
Tidak ada yang bisa menghalangi Hara untuk mendapatkan sesuatu. Itu adalah hukum alam yang dia buat sendiri. Segala apa pun yang dia inginkan harus didapatkan tak peduli apa. Kini dia sudah pergi bersama dengan ibu Vier menuju rumah Vier. Setelah pertemuan antara ibu dan anak itu terjadi, maka masalah itu akan menjadi masalah keluarga kecil itu sepenuhnya. Hara hanya akan menjadi penonton dan bersorak dari luar. Astaga. Hara benar-benar cerdik. Itulah yang dikatakan pada dirinya sendiri. Dia tak akan bisa dikalahkan oleh iblis sekalipun. “Ibu akan menunggu Vier pulang bekerja. Kamu pulanglah.” Perintah ibu Vier setelah sampai di depan rumah putranya.Hara meninggalkan ibu Vier di sana dan dia mengeluarkan tawa kemenangannya setelah itu. Penting untuk menjaga hubungan baik dengan keluarga kekasihmu. Jadi jika ada hal-hal yang terjadi seperti ini, maka tidak ada lagi yang bisa memukulmu mundur. “Ya, Bu?” Bibi kebetulan sedang keluar dari rumah untuk menyapu halaman rumah ketika ibu