Hara sedikit terkejut ketika suara ibu Vier dingin terdengar di telinganya. Dia segera menunduk dan menekan perasaan kesalnya dengan suara lembut. “Bukan tidak percaya, Bu. Violet adalah perempuan yang kejam. Dia bisa melakukan apa pun untuk mendapatkan segala yang diinginkan. “Kamu tidak perlu khawatir. Vier pasti akan terhindar dari hal-hal semacam itu.” Kalaupun dia akan memiliki anak dengan Violet, memangnya kenapa? Mereka menikah secara sah agama dan hukum. Tapi tentu saja Hara tidak akan pernah membiarkan itu terjadi. Hara akan murka jika bayangannya menjadi kenyataan. Entah dengan cara apa lagi dia akan membuat hubungan Vier dan Violet berakhir.Dia tentu masih memikirkan itu. Mengandalkan ibu Vier sudah tidak benar-benar bisa dilakukan setelah percakapan di antara keduanya. Kemunculan Violet dalam hidupnya membuat Hara harus bekerja ekstra untuk menyingkirkannya. Hara meninggalkan ibu Vier kemudian pulang ke rumah. Dia bahkan tidak pergi ke kantor karena moodnya benar-benar
Vier bahkan sedikit terkejut dengan ucapan Violet. Bagaimana bisa Violet mengatakan akan mengantarkan ibunya sedangkan ibunya sangat tidak menyukai perempuan itu? Tentu saja ibu Vier akan menolak. “Tidak perlu. Vier yang akan mengantarkan saya.” Benar, kan, apa yang dipikirkan oleh Vier. Mungkin ada pikiran lain yang ada dalam kepala ibu Vier. Setelah mereka pulang bersama, ibu Vier akan meminta putranya itu tetap tinggal dan tidak kembali ke perusahaan Violet.Hal itu terbaca begitu cepat oleh Violet. Maka dia segera mendeklarasikannya di depan mertuanya untuk mengantarkannya. Dan menimbulkan terkejut bagi perempuan paruh baya tersebut. “Saya tahu apa yang sedang dipikirkan oleh kalian. Tapi, Bu, Vier adalah suami saya. Meskipun dia harus patuh dengan Ibu, dia juga tidak boleh membuat saya sakit hati karena Ibu.” Violet mendekati Vier dan memeluk lengan lelaki itu. “Saya akan tetap ikut mengantarkan Ibu meskipun Ibu menolak. Saya tidak bisa menjamin Vier akan kembali kepada saya k
“Lantas kamu berpikir kamu berani seperti itu kepada saya lalu saya akan dengan bangga membiarkan itu terjadi? Kamu adalah mimpi buruk.” Baru saja mereka tidak bertengkar, tapi kini justru atmosfer yang melingkupi mereka tidak pernah padam. “Saya tidak akan mengawali pertengkaran kalau tidak ada yang memulai.” Mereka bahkan belum sempat duduk saat pertengkaran itu terjadi. “Ini bukan tentang menang atau kalah, Bu. Tapi ini karena harga diri.”“Benar, tentu saja ini karena harga diri lantas kamu menyeret putra saya masuk ke dalam masalahmu. Kamu menyelamatkan harga dirimu dan keluargamu, tapi dengan cara menggadaikan harga diri itu sendiri. Kamu menarik kekasih orang lain kemudian menjadikan dia milikmu tak peduli apa. Aku bersyukur karena aku tidak memiliki anak seperti dirimu.” Ada dari ucapan itu yang menampar wajah Violet dengan keras. Apa yang dikatakan oleh ibu Vier memang benar. Demi harga dirinya dan keluarganya dia mampu melakukan sampai sejauh ini. Dia dengan keras menarik
Violet memacu kendaraannya dengan kecepatan sedang sebelum sampai di sebuah restoran mewah yang sering didatangi. Masuk ke dalam kemudian mencari keberadaan seseorang yang tadi melakukan panggilan dengannya. Saat matanya menangkap sosok itu, sebuah senyum kecil terdorong keluar dari bibirnya. Langkah kakinya santai tapi pasti. Orang yang ada sedang menunggunya itu juga memberikan senyum. “Long time no see.” Mereka berpelukan dengan lembut kemudian melepaskannya setelah itu. “Bahkan saking sibuknya, tidak ada datang ke pernikahanku.” Sosok Violet yang dingin terlihat mencair dengan keberadaan orang itu. Tidak ada kata-kata sinis yang keluar dari bibirnya. Tatapannya juga sangat bersahabat. Tentu saja akan seperti itu karena dia adalah salah satu sahabat perempuan yang dimiliki oleh Violet. Mereka sudah bersama dalam waktu yang cukup lama. “Dan aku akan membahas itu sekarang tanpa sisa.”Namanya Candy. Dia adalah model terkenal yang sudah berhasil menembus kancah luar negeri. Dia j
Kening Violet mengernyit tajam ketika mendengar suara Vier yang penuh dengan percaya diri. Apa yang sebenarnya dipikirkan oleh lelaki itu? Dia sudah mengatakan semuanya tujuan itu tanpa tersisa, tapi Vier justru masuk dengan keras kepala yang dimiliki. Violet berbalik untuk menatap Vier tanpa terganggu. “Abang tahu kalau aku adalah manusia yang tidak memiliki belas kasihan bukan?” tanyanya, “itu artinya, aku akan dengan senang hati membiarkan Abang tetap di berdiri di sini sampai pagi karena aku tidak akan membiarkan Abang masuk dan tidur di dalam.” Violet berbicara dengan kebenaran yang tercetak di dalam matanya. Keputusan tidak tergoyahkan itu adalah sebuah keputusan bulat. Dengan segera, Violet menutup pintunya di depan Vier tanpa lagi menunggu apa pun. Hatinya menolak sebenarnya, tapi dia tak bisa memberi kesempatan untuk Vier. Violet segera masuk ke dalam kamarnya, meletakkan koper yang dibawanya, lalu dia segera mandi. Hal yang ingin dia lakukan adalah tidur dan beristirahat.
Briana pasti tahu hari ini akan datang. Melukai Violet artinya akan membuat orang-orang di belakang perempuan itu muncul untuk membalasnya. Tapi mereka tidak berhak untuk menyakitinya meskipun dia tahu dia salah. Itu adalah pikiran Briana yang tertanam di dalam kepalanya. Dia lupa dia sedang berhadapan dengan Candy. Candy tak berbeda jauh dengan Violet. Hanya saja, entah kenapa, setelah kejadian di hotel saat itu Violet tidak datang untuk mengejarnya bahkan seolah tidak peduli dengan yang dilakukan. Bukankah kenyataannya Briana melakukan sesuatu yang tidak bermoral di depanViolet? “Aku menjadi ingin segera bertemu seorang lelaki brengsek bernama Evan. Aku berharap dia tak berlari ketika bertemu denganku nanti.” Suara Candy mengaung kembali menyadarkan Briana yang baru saja mengangkat pikirannya pada sebuah lamunan. Candy membiarkan Briana setelah itu karena dia harus naik ke atas panggung dan memberikan sedikit pengaruhnya untuk sedikit pidato. Perempuan itu tampak biasa saja saat
Violet cemberut karena merasa dipermainkan oleh dua sahabatnya. Tapi melihat kebahagiaan Candy saat bersama dengan kekasihnya membuatnya melunturkan kekesalannya. Namun itu tak membuat dia bertanya banyak tentang hubungan mereka. “Violet, jangan cemberut begitu dong. Nanti aku panggilkan Mas Suami buat kamu kalau cemburu karena kami berkencan di sini.” Candy mengoloknya dan menjadikan Violet semakin kesal saja. Candy benar-benar menjadi perempuan yang mengesalkan di saat-saat tertentu. Violet tak menjawab dan hanya memberikan Candy tatapan malasnya. Hal itu benar-benar membuat Candy dan sang kekasih terkekeh senang. “Gimana dengan Hara?” Karena tak enak dengan Violet, pada akhirnya Rama – kekasih Candy – menanyakan dengan kelanjutan masalah mereka. “Ya, setiap ada kesempatan dia akan datang dan membuat masalah,” jawab Violet santai. “Dia bahkan membawa ibu Vier untuk menyerang Violet.” Candy menjawab. Rama menghela nafasnya panjang ketika mendengar itu. Lelaki itu juga tahu bagai
“Kalau terjadi sesuatu yang buruk kepada Hara, maka aku tidak akan pernah membiarkanmu hidup dengan mudah!” Setelah tamparan itu mendarat di wajah Vier, suara ayah Hara terdengar mengudara. Vier tahu ini mungkin tentang dirinya yang sudah berani memutus hubungan dengan Hara. Selama ini, meskipun mereka bertengkar, Vier cukup tahu diri jika dia tidak boleh mengakhiri hubungannya dengan sang kekasih. Tapi sekarang dia justru berani. Vier lalu digiring ke kamar Hara. Lelaki itu dengan patuh mengikutinya. Wajah Vier menegang ketika melihat Hara terbaring di ranjang dengan wajah pucat. Tangan gadis itu dibalut perban putih.“Apa yang terjadi?” tanya Vier.“Kamu bertanya apa yang terjadi? Ini adalah hasil dari perbuatanmu!” Ayah Hara meraung marah. “Ini karena kamu berani ingin memutuskan hubungan dengannya. Dia berniat bunuh diri dengan menyayat tangannya. Kalau kami tidak datang tepat waktu, maka itu akan membuat dia kehilangan nyawanya.” Vier tidak menyangka Hara bertekad melakukan ti