Share

Bab 17

"Yuk Dek masuk, ngapain masih bengong sih. Sudahlah doakan saja mereka. Jangan mikir yang macam macam." kata suamiku sambil menggandengku masuk ke dalam rumah.

Benar juga kata Mas Ridwan, tak ada yang perlu di sesali sekarang. Semoga saja Adit bisa benar benar bertanggung jawab pada Vania.

"Mas bagaimana kerjaanya hari ini? Masih belum dapat gajian juga kah?" tanyaku malam itu di kamar sebelum memejamkan mata.

Seperti biasanya kami memang selalu menyempatkan ngobrol tentang apapun itu sebelum tidur, setelah Gita terlelap. Sejak satu tahun lalu, Gita sudah kami biasakan tidur sendiri, kebetulan juga di rumah ini terdapat tuga buah kamar, meskipun ukurannya kecil, jadi cukup juga untuk kami. Satu kamar untukku, satu Gita dan satu lagi untuk Vania. Rencananya juga malam ini aku akan menceritakan tentang Rama atau Adit padanya, agar tak ada ganjalan di kemudian hari.

Aku bertemu dengan suamiku, Mas Ridwan ketika aku sudah bekerja di sebuah Bank, sebagai seorang teller saat itu. Tiga tahun
Anggrek Bulan

Hai teman-teman terima kasih sudah mampir di cerita terbaru aku. semoga suka

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status