Share

15. Tamparan Keras

"Kamu nguping?" todong Ibu membuatku terkejut.

"Eh, Ibu! Sejak kapan Ibu ada di situ?" tanyaku dengan gugup.

"Hhhh!" senyumnya dengan sinis, meninggalkanku begitu saja.

Aku hanya mengelus dada dengan lega, Ibu tidak berkomentar apapun tentang diriku.

Diam-diam aku berterima kasih pada Ibu, karena Ibu mendukungku meskipun tidak menunjukkannya secara langsung. Ya, meskipun aku tahu satu hal yang baru jika Mas Reihan menunda menikahi Karina tidak semata-mata karena menunggu izinku, tetapi dia menunggu restu Ibu.

Mas Reihan mana berani melawan Ibu!

***

"Cepat izinin aku, Alina!" paksa Mas Reihan membuatku terluka. Ia sengaja mencengkeram tanganku di hadapan si perempuan hina yang kini tersenyum sambil bersedekap.

"Apa susahnya sih, Mbak tinggal kasih izin aja, beres, kan?" tanyanya dengan santai. Ingin rasanya aku merobek mulutnya yang nista itu!

Mas Reihan sampai membohongiku, berpura-pura mengajakku jalan-jalan ya

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status