Home / Romansa / Suami Bayaran / SB~ Chapter (1)

Share

Suami Bayaran
Suami Bayaran
Author: Queen Mikayla

SB~ Chapter (1)

Author: Queen Mikayla
last update Last Updated: 2021-09-10 00:24:11

"Nesya kapan kau menikah? Usiamu sudah tidak muda lagi loh. Kau mau di cap sebagai perawan tua hah? " Mommy Gresya begitu gemas dengan anak semata wayangnya.

Nesya usianya sudah 32 tahun tapi belum menikah juga, Mommy Gresya sudah sangat ingin menimang cucu. Usia Mommy Gresya sudah 56 tahun. Nesya terlalu sibuk dengan dunia bisnisnya. Nesya yang pernah mengalami patah hati ketika masa kuliah dulu, membuat dirinya menutup hatinya rapat-rapat. Nesya tidak mau jatuh cinta dan mengalami patah hati sampai kedua kalinya.

"Nesya belum kepikiran soal menikah. Nesya masih nyaman dengan kesendirian. Karir Nesya lebih penting dari segalanya. " Nesya terkekeh. Nesya tidak mau menikah.

"Kau ini! " Mommy Gresya hanya bisa membuang nafas berat sembari menggelengkan kepalanya. Mommy Gresya hanya bisa pasrah. Kerap sekali dirinya mendesak Nesya untuk menikah. Namun, jawaban Nesya selalu begitu.

****

Sore harinya Nesya mendatangi sebuah Panti Asuhan. Seperti biasa di hari weekend Nesya selalu menghadiri tempat amal. Betapa terkejutnya Nesya saat ini ketika dirinya melihat Leonard bersama dengan istrinya. Leonard kerap tampil mesra dengan istrinya itu. Nesya cemburu sangat cemburu, bagaimana pun dulu Leonard adalah cintanya. Pria yang tidak bisa ia lupakan sampai saat ini. Leonard dulu berpacaran dengan Nesya karena kalah taruhan dengan teman-teman nya. Ketika kuliah penampilan Nesya sangat norak.

"Hallo Nona Nesya sudah lama sekali kita tidak berjumpa, " sapa Leonard ketika bertatap muka dengan Nesya.

Nesya hanya balas dengan senyuman kecut dan asam. Nesya tidak tahan melihat Leonard yang terus menggandeng mesra tangan wanita yang bernama Desy.

"Oh iya kapan Nona Nesya mau mengundang kita ke acara pernikahan Nona Nesya? " tanya Leonard yang sengaja mengejek Nesya.

Yang Leonard ketahui kalau Nesya itu masih jomblo. Pertanyaan dari Leo membuat Nesya geram dan mati kutu.

"Oh iya lupa! Nona Nesya kan tidak punya pasangan alias perawan tua, " seloroh Leonard dengan ketawa nakal. Semakin yakin kalau Leonard itu mengejek Nesya.

"Sayang mana ada sih pria yang mau sama perawan tua seperti Nesya ini, " sambung Desy yang ikut-ikutan mengejek Nesya.

Desy dan Nesya emang sudah menjadi musuh bebuyutan sejak SMA, setiap pria yang di sukai Nesya pasti di dekati juga olehnya. Termasuk Leonard. Ketika Desy mengetahui kalau Nesya adalah wanita taruhan Leo, ketika hubungan Leo dan Nesya kandas. Di saat itu juga Desy hadir dalam kehidupan Leo.

"Kalian tenang saja. Dalam waktu dekat undangan itu akan tiba di rumah kalian. " Nesya berkata dengan sangat angkuhnya. Entah kenapa kata itu bisa terucap begitu saja dari mulutnya.

"Bagaimana ini? Pasangan? Undangan dalam waktu dekat. Ah ... entahlah, " batin Nesya. 

Disebuah rumah sakit yang berada disekitaran ibu kota Jakarta, di ruang rawat biasa ada bocah berusia 8 tahun yang terbaring lemah. Dia adalah Tiara adik perempuan kesayangan Samuel. Meskipun Tiara bukan adik kandungnya tapi Samuel begitu sangat menyayangi Tiara, Samuel dan Tiara di pertemukan di panti. Sejak usia Samuel 12 tahun, Samuel sudah dititipkan di Panti Asuhan. Sebab Samuel sudah menjadi anak yatim dan piatu.

"Tiara harus segera di operasi. "

Perkataan Dokter itu selalu saja terdengar di telinganya Samuel.

"Tiara kau harus kuat. Abang Samuel akan berusaha untuk mendapatkan biaya rumah sakit. Agar kau bisa operasi, " ucap Samuel lirih.

Tiara masih belum siuman.

Sedangkan Nesya dirinya terus kepikiran perkataannya yang tadi ia ucapkan di depan Leonard dan Desy.

"Ah ... sial! Aku harus mencari pria yang mau dibayar. Aku harus bisa membuktikan kepada si brengsek Leonard kalau aku juga punya pasangan. Kalau mencari pria untuk jadi pasangan hidup dalam waktu singkat kan gak mungkin. Aku harus cari pria yang mau dibayar untuk menjadi suamiku. Pria itu harus ganteng, cool, dan kalau bisa usianya lebih muda dariku. Biar si Desy itu kepanasan. " Nesya terus bermonolog. Nesya saat ini sedang dalam perjalan menuju kesebuah kafe.

Di kafe Queenzee.

"Apa? Kau mau pinjam uang sebanyak 100 juta? Kau gila Samuel. Kau baru 2 minggu kerja di sini. Maaf Samuel saya tidak bisa pinjamkan kamu uang sebanyak itu, " ucap sang manager kafe.

"T-tapi bos! " Belum saja Samuel selesai berbicara, sang manager nyelonong pergi saja.

"Duh ... bagaimana ini?" Samuel mengusap wajahnya secara kasar.

Ternyata tidak sengaja Nesya mendengar percakapan antara sang waiters dengan pemilik kafe. Nesya tersenyum nakal.

"Kau butuh duit? " tanya Nesya kepada pria bertubuh kekar itu. Warna kulit sawo matang, hidung mancung, memiliki satu lesung pipi, bola matanya berwarna coklat.

Samuel langsung menoleh ke arah di mana suara perempuan itu berada.

"Maaf apakah Nona berbicara kepada saya? " tanya Samuel kepada wanita yang cantik tapi terlihat dewasa, modis dan glamor. Bibir tipis dengan gincu warna pick, wajah tirus, dan dody tinggi semampai. Meskipun  usianya sudah 32 tahun tapi pesona Nesya masih terlihat unyu-unyu. Tidak ada yang menyadari kalau Nesya sudah berusia 32 tahun. Penampilan dewasa tapi wajah masih imut-imut.

"Iya-lah saya ngomong sama kamu. Emang di sini ada orang lain lagi selain kita berdua? " tanya-nya. Nesya terus tersenyum nakal.

"Oh gitu! " Samuel menggaruk pelipisnya yang sama sekali tidak gatal. Samuel tidak mengerti dengan maksud wanita modis ini.

Nesya terus memperhatikan Samuel dari ujung kaki sampai ujung rambut, "Ok juga nih cowok. Masih muda dan sangat tampan. Tinggal di poles dikit saja. "

"Kau belum menjawab pertanyaan ku? Kau butuh duit 100 juta-kan? " tanya Nesya dengan angkuhnya.

"I-iya Nona, " jawab Samuel kaku.

"Sepertinya di sini tidak cocok untuk berbincang. Kita ke taman saja bagaimana? " saran Nesya.

"Baik Nona! " Samuel menurut saja. Soalnya ini berurusan dengan uang, siapa tahu wanita ini akan memberikan pinjaman atau pekerjaan baru untuk Samuel. Itu-lah yang ada di pikiran Samuel saat ini.

*****

"Kau butuh uang 100 juta buat apa? " tanya Nesya ketika keduanya sudah duduk di bangku disebuah taman, "Oh iya perkenalkan nama saya Nesya. " Nesya mengulurkan tangan kanannya. Tanpa sungkan Samuel menerima uluran tangan dari Nesya hingga keduanya kini saling berjabat tangan.

"Saya Samuel, " jawabnya yang masih kaku.

"Apakah Nona Nesya mau memberikan saya pekerjaan atau pinjaman uang? " tanya Samuel.

Nesya kembali tersenyum nakal, "Menikah-lah denganku. Aku akan memberikan kamu uang 100 juta atau bisa lebih. Kau cukup berpura-pura menjadi pria yang sangat mencintaiku. Pernikahan kita akan tetap SAH di mata Agama dan Hukum. Kau cukup meyakinkan semua orang termasuk Mommy ku kalau kau sangat mencintaiku. Bagaimana apakah kau setuju? " tanya Nesya.

"Jika kau setuju. Akan aku pekerjakan kamu di perusahaan cabang ku yang baru launching. Belum ada yang mengetahui kalau perusahaan itu milikku. Di perusahaan itu akan aku jadikan kau Direktur Utama. Kalau kau belum mengerti, aku akan mengajari kamu. "

"Tawaran yang sangat menggiurkan Nona Nesya. Tapi apakah orang-orang gak akan curiga? Aku masih kuliah. Masa iya aku menjadi seorang Direktur. " Samuel merasa tidak yakin.

"Oh begitu. Ok-lah. Soal itu nanti saja setelah kau wisuda. Intinya kau setuju atau enggak? " tanya Nesya.

"Aku setuju. Aku sangat butuh uang itu, " ucapnya.

"Baik! Sekarang kita ke salon. Aku akan merubah penampilanmu. Dan satu lagi, kau harus keluar dari pekerjaanmu. Kau fokus dulu kuliah saja. Semua biaya kebutuhan kamu dan keluargamu biar aku saja yang menanggungnya. Kita cukup tampil mesra di depan umum. Dan nanti akan aku buat pengaturannya. "

"Baiklah ... tapi bisa kan uang 100 juta TF sekarang ke rekening ku. Aku sangat membutuhkannya. Oh iya, aku ini cuman anak panti. Aku sudah tidak punya keluarga, " ucap Samuel. Dirinya kini sudah tidak merasa sungkan lagi.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Suami Bayaran   SB ~ Chapter 26 (End~)

    Setelah ulang tahun kelima Samudra, kehidupan Samuel dan Nesya berjalan dengan penuh kebahagiaan dan keberhasilan. Samuel telah menjadi pengusaha muda yang sukses, mengelola bisnisnya dengan bijak, dan telah diakui sebagai salah satu pengusaha paling berpengaruh di negeri ini. Hari-harinya dipenuhi dengan kesibukan mengembangkan perusahaan, namun ia tak pernah melupakan perannya sebagai suami dan ayah yang penuh perhatian.Samuel duduk di ruang kerjanya yang besar. Ia menatap jendela yang menghadap ke kota, sambil mengenang perjalanannya yang penuh liku. Dari seorang pelayan kafe, ia kini menjadi sosok yang dipandang oleh banyak kalangan bisnis. Kesuksesannya tidak datang begitu saja—setiap langkah yang ia tempuh selalu disertai dengan kerja keras, dedikasi, dan dukungan dari Nesya.Pintu ruang kerjanya terbuka perlahan, dan Nesya masuk dengan senyuman di wajahnya. Ia memegang secangkir kopi untuk Samuel, seperti biasa. "Pagi, sayang. Sedang apa?" tanyanya sambil menaruh cangkir di me

  • Suami Bayaran   SB ~ Chapter 25

    Lima tahun telah berlalu dengan cepat, dan hari ini adalah hari istimewa bagi keluarga kecil Samuel dan Nesya. Mereka sedang bersiap-siap merayakan ulang tahun Samudra yang kelima, anak laki-laki yang menjadi pusat perhatian dan cinta dalam keluarga ini. Rumah besar mereka dihiasi balon warna-warni, tawa anak-anak terdengar menggema di halaman belakang yang dipenuhi dekorasi bertema bajak laut—tema favorit Samudra.Nesya memandang dari jendela dapur, tersenyum melihat putranya yang tengah berlarian dengan teman-temannya. "Sudah lima tahun," katanya pelan sambil mengaduk minuman, seolah tak percaya waktu berlalu begitu cepat. “Samudra sudah besar, ya, Sam?"Samuel, yang tengah merapikan dasi dan menyiapkan diri untuk menyambut tamu, mendekat dan melingkarkan lengannya di pinggang Nesya dari belakang. "Iya, dan rasanya baru kemarin kita membawanya pulang dari rumah sakit," ucapnya lembut, mencium puncak kepala Nesya."Aku masih ingat bagaimana kamu panik waktu aku kontraksi. Sekarang, l

  • Suami Bayaran   SB ~ Chapter 24

    Di ruang tunggu rumah sakit, Samuel berjalan bolak-balik, berulang kali melirik pintu ruang operasi dengan ekspresi gelisah. Mommy Gresya duduk di salah satu kursi dengan tangan terlipat di pangkuannya, bibirnya komat-kamit berdoa, menahan perasaan cemas yang menggantung di udara."Samuel, duduklah dulu, nak. Kamu nggak bisa terus-terusan seperti ini," kata Mommy Gresya lembut, berusaha menenangkan Samuel yang tak bisa berhenti bergerak.Samuel menggeleng. "Aku nggak bisa, Mom. Aku terlalu khawatir. Nesya... dia pasti kesakitan di dalam sana. Aku seharusnya bisa melakukan sesuatu. Kenapa harus operasi cesar?""Ini yang terbaik untuknya dan bayi kalian. Dokter sudah bilang begitu. Kamu harus percaya."Samuel menghela napas panjang, mencoba menenangkan diri, tapi hatinya tetap berdebar kencang. "Aku tahu... Aku cuma nggak bisa tenang. Semua ini terasa begitu cepat."Mommy Gresya berdiri dan meraih tangan Samuel, menggenggamnya erat. "Samuel, kamu harus kuat. Nesya butuh kamu saat ini. K

  • Suami Bayaran   SB ~ Chapter 23

    Beberapa bulan kemudian... Nesya sedang duduk di ruang tamu, menyesap teh hangat sambil menikmati pagi yang tenang. Tiba-tiba, perutnya terasa kencang, disusul dengan nyeri yang merambat ke punggung bawah. Dia terdiam sejenak, menaruh cangkirnya dan meraba perutnya yang besar, berusaha menenangkan diri. Mungkin hanya Braxton Hicks, pikirnya—kontraksi palsu yang biasa terjadi di akhir kehamilan. Namun, rasa sakit itu semakin lama semakin kuat, membuatnya meringis dan sedikit mengerang."Samuel!" panggilnya, suaranya bergetar karena mulai merasa panik.Samuel, yang sedang berada di dapur, segera menghampiri Nesya. "Apa yang terjadi, sayang?" tanyanya, tatapannya penuh kekhawatiran. Dia berlutut di samping Nesya, meraih tangannya yang dingin.Nesya menatap Samuel dengan mata berkaca-kaca. "Aku... aku rasa kontraksi ini berbeda, Sam. Sakit sekali... lebih dari sebelumnya."Samuel langsung waspada. "Ini mungkin sudah waktunya. Kamu pasti mulai melahirkan," ujarnya, meski tetap berusaha te

  • Suami Bayaran   SB ~ Chapter 22

    Suasana rumah Nesya dan Samuel semakin tenang dan penuh cinta sejak Samuel memutuskan berhenti bekerja sebagai pelayan kafe. Ia sekarang fokus menyelesaikan kuliahnya, dan di sela-sela itu, Samuel juga mengambil peran sebagai suami siaga untuk Nesya yang tengah hamil besar. Setiap pagi, Samuel selalu menyiapkan sarapan untuk Nesya, mengantar dan menjemputnya ke dokter, dan belajar lebih banyak tentang bisnis keluarga Nesya. Ia tahu, Nesya ingin menyerahkan tanggung jawab besar itu padanya.Saat mereka sarapan di dapur yang hangat dan penuh dengan aroma kopi, Samuel melihat Nesya memandanginya dengan senyum kecil."Ada apa?" Samuel bertanya sambil menyuapkan roti panggang ke mulutnya.Nesya menggeleng pelan. "Aku cuma merasa sangat beruntung punya kamu di hidupku. Kamu sekarang belajar banyak soal bisnis perusahaan, dan kamu begitu perhatian padaku. Aku benar-benar berterima kasih."Samuel tersenyum lembut, lalu meraih tangan Nesya. "Aku juga sangat bersyukur, Nes. Aku tahu kamu sudah

  • Suami Bayaran   SB ~ Chapter 21

    Acara syukuran untuk kandungan Nesya yang sudah memasuki usia tujuh bulan digelar dengan meriah. Dekorasi indah berwarna lembut menghiasi rumah mereka, dan tamu-tamu mulai berdatangan. Musik lembut mengalun di latar belakang, menyambut kerabat dan teman yang datang dengan wajah ceria. Samuel dan Nesya berdiri di pintu masuk, menyambut setiap tamu dengan senyum hangat."Selamat, Nesya! Kamu kelihatan sangat bahagia," ujar salah satu teman lama Nesya, sembari memeluknya dengan hangat.Nesya tersenyum lebar, tangannya dengan lembut menyentuh perutnya yang membesar. "Terima kasih. Aku memang sangat bahagia, semua ini seperti mimpi."Samuel berdiri di sampingnya, memegang tangannya dengan erat. "Kami benar-benar bersyukur atas semua dukungan dari kalian semua. Ini momen yang sangat spesial bagi kami," kata Samuel sambil memandang Nesya dengan penuh cinta.Di tengah suasana yang ceria itu, Leonard dan Desy tidak bisa menutupi rasa iri mereka. Mereka berdiri di sudut ruangan, menatap acara s

  • Suami Bayaran   SB ~ Chapter 20

    Seminggu telah berlalu.Berita tentang pernikahan Nesya dan Samuel menyebar cepat, seperti api yang tersulut angin. Leonard dan Desy, yang merasa iri dengan kebahagiaan Nesya, memanfaatkan masa lalu hubungan kontrak Nesya dan Samuel untuk merusak reputasi Nesya dan Samuel. Mereka mulai menyebarkan kabar bahwa Samuel, yang dianggap hanya seorang pelayan kafe, sebenarnya dibayar oleh Nesya untuk berpura-pura menjadi suaminya. Tujuannya? Agar Nesya tidak dicap sebagai "perawan tua" oleh lingkungan sosialnya. Desy bahkan membawa bukti berupa dokumen perjanjian lama mereka dan menunjukkan kepada publik.Tak butuh waktu lama, berita tersebut menjadi viral di media sosial. Orang-orang mulai membicarakan hubungan mereka dengan nada cemoohan, menyindir bahwa pernikahan itu hanya sebuah sandiwara.Berita itu langsung menyebar ke mana-mana, menjadi pembicaraan di media sosial, di kantor Nesya, bahkan di kafe tempat Samuel bekerja. Desy dengan senang hati memamerkan “bukti” bahwa Nesya membayar S

  • Suami Bayaran   SB ~ Chapter 19

    Satu bulan berlalu sejak percakapan serius antara Nesya, Samuel, dan Mommy Gresya. Kehidupan mereka tampak semakin harmonis, hubungan mereka yang sebelumnya diliputi kebohongan kini terasa lebih terbuka dan dipenuhi cinta. Samuel pun tidak pernah meninggalkan sisi Nesya, berusaha memberikan perhatian dan kasih sayang yang penuh.Pukul tujuh pagi, Nesya yang tengah duduk di meja makan bersama Samuel mulai merasa pusing. Pandangannya berkunang-kunang dan perutnya terasa mual hebat. “Aku nggak enak badan,” Nesya berbisik sambil menekan perutnya. Samuel yang sedang menikmati sarapan langsung menoleh. "Kamu kenapa, Sayang?" tanyanya khawatir. Nesya menggelengkan kepala, tetapi sebelum dia sempat berkata apa-apa, tubuhnya terasa lemas dan pandangannya semakin buram. “Aku... ” ucapnya pelan sebelum tubuhnya benar-benar limbung dari kursi.Samuel yang panik segera berdiri dan menangkap tubuh Nesya sebelum jatuh. “Nesya! Nesya!” panggilnya dengan suara penuh kepanikan. Dia segera menggendong

  • Suami Bayaran   SB ~ Chapter 18

    Ruangan rumah sakit yang tadinya hening perlahan diwarnai oleh suara langkah-langkah perawat yang lalu-lalang. Di kamar rawat biasa, Mommy Gresya sudah siuman dan dipindahkan dari ruang ICU. Wajahnya tampak lebih segar, meski matanya masih menyiratkan kekecewaan yang mendalam. Nesya duduk di samping tempat tidurnya, menggenggam tangan sang ibu dengan hati-hati."Mommy... Aku benar-benar minta maaf," suara Nesya terdengar lemah namun tulus. Ia menunduk, tidak berani menatap langsung ke mata ibunya. Mommy Gresya menghela napas panjang, menatap jendela dengan tatapan yang kosong. “Kenapa kamu nggak cerita dari awal, Nesya? Kamu pikir, menutupi ini semua akan membuatku bahagia?”Nesya menelan ludah, hatinya terasa berat. “Aku nggak bermaksud menyakiti Mommy... Aku hanya takut, takut kalau Mommy nggak setuju dengan keputusan yang aku buat. Waktu itu... semuanya terasa seperti satu-satunya jalan keluar.”Mommy Gresya memutar tubuhnya perlahan, menatap Nesya dengan tatapan yang tajam. “Pern

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status