Share

BAB 2 Another Potential Match

Aliesha seketika tersadar.

Dia tiba-tiba malu sendiri dengan apa yang dia sarankan.

"Hahaha... aku bercanda saja, Noah," ucapnya.

"Oh..." Noah tampak lega dengan klarifikasi bossnya.

Meski demikian, tak dipungkiri ada sebongkah harapan kecil jika itu adalah sebuah kenyataan.

Setelah kecanggungan itu, Aliesha dan Noah sengaja masuk ke Sherlock Cafe bersamaan.

Keduanya mencari wajah lelaki yang dikirim oleh Ayah Aliesha sejak siang tadi.

"Nona, itu orangnya!" Mata Noah yang lebih awas bisa menemukan secepatnya sosok yang mereka cari

"Astaga, kamu benar. Itu orangnya." Aliesha sudah mulai gugup sekarang.

Di luar bayangannya, lelaki itu lebih gendut daripada di foto yang tadi siang dilihatnya.

Wajahnya juga sudah penuh kerutan.

“Apakah dia memakai aplikasi atau filter untuk membuat dirinya terlihat lebih muda dan kurus?”

Ucapan Aliesha membuat sopir muda di sampingnya, tertawa.

Namun, Noah cepat menutup mulutnya karena tak mau mencuri perhatian dari pengunjung lain.

"Ekhem,” dehamnya menormalkan suara, “Tapi, dia kaya, Nona. Bukan sopir sepertiku..."

Bugh!

Aliesha menyikut pelan perut Noah yang sejak tadi seperti mengejeknya.

Makin ke sini Aliesha semakin merasa sulit untuk menemukan jodoh yang sepadan.

Mereka yang dijodohkan dengannya rata-rata kalau bukan seorang duda kaya, maka seorang kaya tapi jelek, atau bahkan pria tua namun hartanya tidak habis dimakan tujuh turunan.

"Selamat sore, apakah Anda sudah melakukan reservasi?"

Seorang pelayan lelaki tiba-tiba mendatangi mereka berdua.

Pertanyaan ini sontak membuyarkan lamunan Aliesha yang sudah melanglang buana ke mana-mana.

"Oh, saya mau bertemu dengan Tuan Eros," ucap wanita itu tegas.

"Apakah maksud Anda Tuan Eros Clayton?" tanya pelayan tadi.

Noah mengangguk dan segera menyambar tangan Aliesha untuk dituntun mendekati calon potensialnya.

Di sana, Eros tampak sudah menikmati santapan makanannya.

Astaga …..

Bahkan sebelum datang, Eros sudah habis beberapa menu makanan lebih dulu.

Pantas saja, dia gendut!

"Hai..." sapa Aliesha. "Boleh saya duduk?"

Eros gelagapan karena masih mengunyah beberapa makanan di mulutnya. "Oh, boleh..."

Dia kesulitan bicara karena mulutnya hampir penuh. Aliesha dan Noah tersenyum melihat perbuatannya.

"Kamu... Aliesha?" Eros seperti melihat bidadari dari kayangan turun. "Tubuhmu...seksi... cantik... rambut panjang... hmmm... lezaaat..."

Aliesha mengerutkan kening, jijik mendengar kalimatnya.

Apa dia disamakan dengan makanan yang sedang dihidangkan di depan lelaki itu?

Tapi, dengan tak tahu dirinya, Eros justru kembali berkata, "Dengarkan aku! Aku tahu kamu sudah berusia tidak muda lagi. Kamu sudah masuk kategori perawan tua. Aku mau kita tak perlu lama-lama lagi untuk kenal satu sama lain–"

Pria itu kesulitan menelan sambil berbicara.

"Uhuk, uhuk..."

Dia terbatuk!

Menyadari situasi, Noah segera menyodorkan segelas air putih untuk diminumnya.

Hanya saja, Aliesha menyesal dengan tindakan baik bawahannya itu karena Eros justru mengutarakan hal yang membuatnya “panas”.

"Jadi, ayo kita menikah dan segera punya anak," ucap pria itu dengan tatapan mesum.

Hah?

Sejak kapan Aliesha mengatakan setuju untuk menikahinya?

Bukankah ini hanya pertemuan pertama dan mereka tidak tahu menahu soal satu sama lain?

"Maaf... apakah itu tidak terlalu tergesa-gesa? Saya belum mengenalmu... dan kamu juga belum mengenal saya..." Aliesha menahan emosinya saat mengatakan kalimat tersebut.

Namun, Eros justru tampak menggeleng.

"Bagiku, kamu masuk kriteriaku. Cantik, montok dan seksi…," ungkapnya secara jujur. "Itu sudah cukup. Oh, iya. Kuanggap bonus jika kamu bisa melayaniku di ranjang dengan baik.”

Mata Aliesha terbelalak mendengar penuturannya yang di luar nalar.

“Aku suka perempuan yang hot dan mau mengikuti kebutuhanku... Hahahaha..."

Eros kembali berkata asal.

Pria tua itu bahkan tak sadar kalau beberapa makanan telah keluar dari mulutnya karena belum semua tertelan sempurna.

Tawanya ini membuat seisi ruangan mengarah ke arah ketiganya!

"Tuan, apa bisa mengecilkan suaramu? Sejak tadi, semua orang memperhatikan kita." Noah berbisik ke dekat telinga pria tua itu.

Seketika, Eros pun diam.

Namun, dengan sombongnya, ia kembali berkata, "Hei, siapa yang berani mengejekku? Asal kamu tahu anak muda, cafe ini dan seluruh bangunan ini adalah milikku!

“Hahahaa..." Dengan bangganya, dia kembali tertawa sembari memamerkan kekayaannya.

"Itu... lihat di luar sana. Semua bangunan yang masih bisa dilihat dari dalam cafe ini adalah milik keluarga Eros Clayton!"

Saking sibuknya membanggakan diri, dia tak menyadari Noah dan Aliesha menggelengkan kepala dan berbisik-bisik.

"Nona, aku sarankan sebaiknya kita segera pergi dari sini. Aku berani taruhan, orang ini punya otak yang lebih kotor dari air comberan," bisik Noah pada Aliesha yang disetujui wanita itu.

"Apa kamu ada ide?" balas Aliesha sambil mengamati Eros yang sedang membersihkan mulutnya dengan tisu.

Makan pun benar-benar … belepotan!

Ya Tuhan, dia tak dapat membayangkan berakhir dengan pria tua itu.

Bagaimana bisa ayahnya setega ini?

Noah tampak berpikir. "Bilang saja, Nona ada panggilan mendesak," idenya.

Aliesha terdiam.

Melihat ini, Noah menyalakan handphonenya dan menekan nomor bosnya itu.

Jadilah sebuah panggilan masuk ke ponselnya.

Ting!

"Maaf Eros, ini dari kantor. Sepertinya penting."

"Tak masalah. Selagi kamu belum menjadi istriku, kamu boleh bekerja. Saat nanti kita menikah, kamu akan sibuk memuaskan aku di ranjang dan menyuapiku makan..." jawab pria tua itu tak nyambung.

Aliesha sampai memelototkan matanya saat mendengar itu.

Namun, dia teringat rencananya.

"Hallo..."

"Apa? Benarkah? Baik, baik. Aku segera ke sana. Aku akan datang."

Dia pura-pura panik dan segera mohon diri.

Setelahnya, ia mematikan telepon dan menatap Eros tak enak.

"Hmmm... aku sebenarnya masih ingin berlama-lama di sini, tapi sepertinya di perusahaan sedang ada masalah genting. Jadi, aku harus kembali ke kantor," kilah Aliesha sambil memberikan isyarat pada Noah untuk mengikutinya.

"Tak masalah, Darling. Toh, setelah menikah, aku bisa menikmatimu semalaman," jawab Eros sambil memainkan lidahnya ke bibir.

Kalimat terakhir Eros membuat Aliesha merinding.

Bersama Noah, dipaksakannya senyum, lalu kabur secepatnya dari sana!

"Nona, sebaiknya segeralah menikah. Kalau tidak, bukan tidak mungkin nantinya Nona akan benar-benar menikahi lelaki seperti Eros itu! Aku sebagai lelaki merasa malu mendengar ucapan dari mulutnya yang penuh dengan hal-hal jorok."

Mendengar ucapan Noah begitu di mobil, Aliesha mendadak cemas.

"Tapi, aku tak lagi punya pilihan... Oh Tuhaaaan!" Aliesha berteriak di dalam mobil.

"Sabar, Nona. Sabar!" Noah mencoba menenangkan atasannya yang sekarang terlihat ketakutan itu.

Pria itu tampak ingin mengatakan sesuatu, tetapi mendadak ada yang menelponnya!

"Iya, Tuan..." Segera Noah mengangkatnya.

"Siapa?" Aliesha bertanya tanpa suara. "Ayahku?"

Noah mengangguk. Dilanjutkannya pembicaraan sambil mengangguk-anggukkan kepala. Sorot matanya menyiratkan sesuatu yang kurang menyenangkan.

Aliesha sendiri menahan diri untuk tidak bertanya sekarang.

Dia membiarkan sopir pribadinya itu untuk menyelesaikan pembicaraan misterius dengan ayahnya.

"Bagaimana?"

Barulah setelah telepon selesai, Aliesha berani menanyakan perihal isi pembicaraan.

Noah menelan ludah dan seperti akan mengatakan hal yang tak ingin didengarkan oleh wanita single di depannya. "Tuan memintaku untuk membawamu ke reuni keluarga."

Deg!

Astaga, Aliesha baru ingat kalau malam ini juga ada acara keluarga besar.

Dia ingin sekali kabur, tapi itu sudah rutin dilakukannya setiap tahun. Bisa-bisa, ayahnya semakin murka!

"Baiklah. Bawa aku ke venue-nya sekarang!" Aliesha menarik nafas panjang setelah memberikan instruksi pada sopir pribadinya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status