Share

Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire
Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire
Penulis: Liliput

BAB 1 Single Kepala Tiga

"Usiamu sudah tiga puluh satu tahun, Aliesha! Sampai kapan Ayah harus menunggumu menikah? Apa saat ayah sudah jadi jenazah?"

Bak sambaran petir di siang hari, Aliesha Zhafira yang baru saja meeting–mendadak dikunjungi sang ayah.

Pria tua itu bahkan menceramahinya di depan beberapa anak buahnya yang masih di ruangan itu.

Mereka sampai buru-buru mohon undur diri, meninggalkan ayah dan anak itu saja di sana.

"Ayah, kumohon … ini di kantor. Bukan di rumah!" lirih Aliesha keberatan dengan tindakan ayahnya menyerang seenaknya tanpa melihat situasi dan kondisi.

"Kapan lagi aku bisa berbicara denganmu? Kamu pagi-pagi sudah berangkat kerja dan pulang selalu larut malam," tuntut sang ayah lagi.

Aliesha sontak menggeleng. "Ayah, aku melakukan ini demi keluarga kita agar bisnis hotel dan kapal pesiar Ayah menjadi nomor satu.”

“Apa Ayah mau dalam keadaan pensiun masih harus memikirkan ini semua?" Aliesha membalas serangan ayahnya, "apalagi, anak tirimu yang cantik jelita itu hanya bisa shopping dan travelling ke luar negeri semaunya sendiri."

Mendengar itu, sang ayah tampak geram.

Meski yang dikatakan Aliesha benar, tapi anak tirinya itu lebih mudah diatur dan pengertian padanya.

"Jangan bawa-bawa Aurelia saat Ayah menasehatimu. Setidaknya, dia sudah berhasil menjalin hubungan dengan Anthony. Jadi, kamu jangan mengalihkan topik pembicaraan.”

"Ayah ini hanya ingin kamu segera menikah dan mempunyai anak yang kelak akan menjadi pewaris perusahaan dan harta keluarga kita."

“Tapi, aku–”

"Ck! Ayah tidak mau mendengar alasan lagi,” potongnya. “Pokoknya, kamu harus turuti permintaan Ayah. Pokoknya, nanti kamu datang ke cafe biasa.”

“Percayalah apa yang Ayah pilihkan untukmu adalah yang terbaik."

BRAK!

Pria tua itu langsung menutup kembali pintu ruang meeting dan keluar tanpa pamit.

Mood Aliesha pun hilang untuk melakukan apapun. Dia merasa gagal.

Apakah prestasinya di perusahaan keluarga mereka masih kurang? Mengapa ayahnya lebih menyukai anak tiri yang bisanya berfoya-foya?

Bahkan, saat di parkiran mobil, Aliesha terus saja merenungi itu.

Dia sampai tak menyadari ada pembatas jalan di depannya.

"Hati-hati, Nona!" ucap sang sopir yang tiba-tiba menangkapnya dengan merangkul pinggang Aliesha.

Jarak yang dekat antara keduanya membuat Aliesha menyadari kalau wajah sopir yang sudah setahun bekerja untuknya itu rupanya mirip artis Hollywood.

Di resume-nya memang disebutkan kalau lelaki yang enam tahun lebih muda darinya itu keturunan Perancis dan Indonesia.

Tapi, selama ini ia tak terlalu memperhatikannya.

Entah mengapa, ada debaran yang tak biasa di jantung wanita single itu. Ada rasa asing yang tiba-tiba saja hadir, seolah membawanya hanyut dalam perasaan lain.

"Nona?"

Tak ada reaksi dari bosnya. Noah pun memanggilnya sekali lagi. "Nona Aliesha?"

Mendengar ucapan Noah, Aliesha pun tersadar dari lamunannya. “Ah, i–ya. Makasih, Noah.”

“Sama-sama, Nona. Mohon hati-hati dalam melangkah.” Pelan-pelan Noah akhirnya melepaskan tangannya dari tubuh bosnya itu.

Aliesha mengangguk. Dia pun teringat pesan sang ayah sebelumnya.

"Oh, iya. Hari ini, antarkan aku ke Sherlock Cafe, ya. Aku mau bertemu dengan seseorang," ucap perempuan itu pada sang sopir.

"Baik, Nona. Silakan masuk."

Dengan hati-hati, Noah membuka pintu mobil untuk mempersilakan lady boss-nya masuk ke dalam.

Sebentar lagi, Aliesha akan bertemu dengan pria baru yang dijodohkan dengannya.

Kali ini, ayahnya bercerita kalau lelaki itu adalah “pria mapan” yang usianya terpaut 20 tahun lebih tua dari Aliesha.

Membayangkannya saja sudah membuat sekujur tubuhnya merinding!

"Apakah Nona akan bertemu dengan klien nanti?" Di tengah perjalanan, Noah tiba-tiba bertanya. “Atau bertemu dengan seorang teman istimewa?"

Senyum manis Noah menunjukkan lesung pipit di kedua pipinya.

Aliesha hanya mendesah dan menarik nafas panjang. "Aku mau menjalankan perintah besar dari Ayahku," ucapnya.

Tidak ada rasa bersemangat sama sekali tersirat dari ekspresinya. Ia nampak malas dan berat hati menjalankannya.

"Blind date?" tebak Noah.

Lagi-lagi bosnya harus menjalani hal membosankan itu. Dia tahu kalau Aliesha sudah melakukannya beberapa kali dalam beberapa bulan ini dan semuanya tidak ada yang membuahkan hasil.

"Like always…."

Aliesha mengangguk lemah. Dia merasa lebih baik kerja lembur sampai malam di kantor daripada harus bertemu dengan lelaki asing yang jelas akan merusak mood-nya nanti.

Andai saja dia bertemu dengan jodohnya secepatnya, tentu semua hal konyol ini tak akan terjadi.

***

Sekitar dua puluh menit kemudian, mobil pun berhenti. Mereka akhirnya sampai di tempat tujuan.

"Nona, kita sudah sampai. Nona, bersiap-siaplah sekarang!" ucap Noah menginfokan.

Matanya tertuju pada beberapa spot kosong untuk parkir dan dengan gesit dia memarkirkan kendaraannya di situ.

“Oh ya?” respon Aliesha yang merasa perjalanannya terasa seperti beberapa detik saja.

Menyadari itu, Aliesha menyambar tas kerjanya dan memasukkan kembali ponsel yang sejak tadi dia gunakan.

Tak lupa, Noah membukakan pintu dengan hati-hati dan mengiring Aliesha ke cafe. Dia berjalan di belakang bosnya layaknya seorang ajudan.

Hanya saja, saat sampai di café Sherlock di sana sudah ramai dengan pengunjung. Meja-meja sudah hampir penuh terisi.

Aliesha berhenti sejenak dan sedikit melirik ke arah penampilan Noah hari ini.

Pemuda yang enam tahun lebih muda ini sebenarnya lebih mirip jajaran mas-mas yang jadi model jam tangan branded daripada seorang sopir bayaran.

Tiba-tiba, sebuah ide liar muncul di kepala pemimpin perusahaan terkemuka itu. "Mengapa kamu tidak berpura-pura saja menjadi pacarku, Noah?"

"Pacar?" Noah keheranan dengan ide Aliesha yang mendadak itu. "Apa saya tidak salah dengar, Nona?" 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status