Share

Pijatan Pak Latif

Penulis: Ririichan13
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-04 17:08:01

"Mas kamu kenapa?" tanya Vani sedikit panik melihat Gerry.

"Tanganku mati rasa, Dek. Gak papa kok, nanti juga baikan lagi. Anterin Mas ke kamar aja yuk, mau istirahat aja kayanya" pinta Gerry kepada istrinya itu.

"Makan dulu, Ger. Kamu kan belum makan juga dari tadi. Van, suapin gih suami kamu! Kasian dia," titah Pak Latif kepada anaknya. Vani pun menghembuskan napas kasar menahan sedikit kesal.

'Sabar Vani, sabar. Orang sabar badannya lebar' batin Vani didalam hati.

"Iya Pak. Sini biar Vani yang suapin Mas aja, nanti abis makan baru istirahat ya," ujar Vani kepada sang suami dan diangguki oleh Gerry.

"Makasih, Dek" jawab Gerry. Nampak sedikit senyum di sudut bibirnya mendengar ucapan Vani tersebut. Akhirnya, Gerry pun makan berdua bersama Vani dan disuapi olehnya.

Setelah selesai makan malam dan membereskan sisa makanannya, Vani pun lalu mendorong suaminya menuju ruang keluarga lalu memindahkannya ke karpet bulu yang berada disana agar dia bisa meluruskan kakinya untuk bersantai sejenak sambil menunggu waktu isya datang.

"Sering begitu, Ger?" tanya Pak Latif kepada Gerry saat mereka sudah berada di ruang keluarga.

"Iya. Biasanya kalo abis nulis atau terlalu banyak ngerjain sesuatu suka mati rasa. Tapi kalo dah diisitahatin ya sembuh lagi," jawab Gerry.

Sebenarnya, tadi Gerry hanya berpura-pura saja agar Vani bisa menyuapinya, namun dia tak menyangka bahwa hal itu juga mampu membuat sang mertua sedikit panik.

"Sini, coba bapak pijetin. Kali aja bisa mendingan," tawar Pak Latif dan diangguki oleh Gerry.

Pak Latif pun lalu meraih tangan kanan Gerry lalu memijat-mijat area pergelangan tangannya. Setelah itu beralih ke lengan atas lalu kebawah lagi. Begitu terus sampai sekitar 5menit baru berpindah ke daerah belakang leher.

"Sakit Pak disitu," rintih Gerry sambil meringis saat pijatan Pak Latif mengarah ke area sana.

"Tahan sebentar ya. Biasanya kalo leher dah rada enakan, nanti semua badan juga enakan. Pernah berobat ke alternatif Ger?" tanya Pak Latif kepada menantunya itu.

"Belum, Pak. Baru di rumah sakit aja, terus terapi. Tapi baru bisa sembuh satu tangan, rasanya udah gak mau terapi lagi. Karena, percuma sembuh juga. Gak bakal ada yang peduli," ujar Gerry. Matanya menatap lurus kedepan, namun pikirannya menerawang jauh ke masalalunya. Tanpa sadar ada sebulir air mata yang hampir jatuh namun berhasil dia hapus sebelum terlihat oleh Vani dan keluarganya.

"Kok ngomong gitu? Gak boleh kaya gitu. Itu menyalahi takdir namanya," ujar Pak Latif dengan lembut sambil terus memijat Gerry. Sekarang pijatannya, sudah berganti posisi di lengan sebelah kirinya. Vani yang tadi berada disisi sebelah kiri Gerry pun lalu pindah duduknya karena sang bapak akan memijat suaminya.

"Sejak nikah sama si Wiwik, papa seakan gak peduli lagi sama aku dan juga mamah. Malah, karena masalah apa gitu aku lupa, kayanya mah Wisnu, mama sampe dihajar habis-habisan sama papa. Mama juga sempet hampir gila waktu itu, gara-gara ulah si Wiwik yang suka ngadu domba papa dan mama. Akhirnya pas aku masuk SMA, mama mutusin buat keluar dari rumah itu. Hidupku tadinya baik-baik aja meskipun awalnya sulit. Tapi, dengan ada mama disamping aku, setidaknya dia bisa jadi penyemangat aku. Tapi, sejak mama meninggal setahun kemaren, rasanya hidup aku hampa dan gak berasa punya semangat lagi apalagi keadaan aku juga lumpuh total waktu itu. Kalau bukan karena keluarga Fatah, aku gak bakalan bisa kaya gini," cerita Gerry panjang kali lebar kepada Pak Latif.

"Apa sekarang pikiran kamu juga masih kaya gitu? Hidup masih hampa?" tanya Pak Latif mengintrogasi. Pijatannya sekarang sudah beralih ke area kaki.

"Ngga. Aku punya Vani sekarang. Meskipun aku tau, pernikahan ini juga terpaksa. Tapi setidaknya aku harus berjuang buat sembuh biar bisa ngebahagiain dia. Siapa tau nanti, cinta itu datang seiring berjalannya waktu," ucap Gerry sambil melihat ke arah Vani. Pipi Vani pun nampak bersemu merah mendengar ucapan suaminya itu dan langsung memeluk sang suami.

"Heh, mesraannya nanti aja dikamar! Bapak masih ngurut suaminu ini!" ucap Pak Latif dengan sedikit membentak melihat tingkah anaknya itu. Meskipun terlihat seperti membentak, namun sebenarnya Pak Latif masih berbicara dengan lembut dan ada nada meledek terhadap anaknya itu.

"Refleks, Pak," bela Vani. Vani pun nampak malu akan tingkahnya tadi, lalu dia pun tertawa karenanya, sehingga membuat ke 3 orang lainnya pun tertawa.

"Bapak suka ngurut?" tanya Gerry kepada Pak Latif. Karena pijatannya tadi, benar-benar membuat badannya sedikit rileks dan nyaman.

"Bisa sedikit. Dulu kan bapak pernah jadi tukang urut. Sekarang juga si, cuma karena dah tua tenaganya gak sekuat dulu jadi udah gak mau nerima jasa urut lagi. Paling kalo anak-anak masih mau lah," jelas Pak Latif dan Gerry pun mengangguk tanda paham.

Mereka pun bersantai sejenak sambil menonton acara TV. Sekitar pukul 20.00, barulah Vani mengajak suaminy itu kekamar setelah sebelumnya ke kamar mandi dahulu untuk berwudhu dan akan menunaikan salat isya.

Di dalam kamar, setelah menunaikan salat isya, Vani pun lalu membantu Gerry untuk beristirahat di kasurnya. Setelah itu, dia mengambil kasur bulu yang berada di pojok kamarnya dan menggelarnya disampingnya tempat tidurnya

"Itu buat apaan, Dek?" tanya Gerry tak paham.

"Tidur lah. Aku gak mau tidur seranjang sama Mas," ucap Vani dengan nada sedikit ketus. Gerry pun lalu menghembuskan napas kasarnya.

"Kamu disini aja, Dek. Biar Mas yang dibawah," ujar Gerry. Dia tak mungkin tega melihat istrinya itu tidur dibawah sementara dirinya tidur di kasur yang empuk.

"Ribet nanti kalo kamu dibawah mah. Susah gotonganya," jswab Vani dengan nada yang masih sama ketusnya.

"Aku di kursi roda aja. Kamu jangan tidur dibawah. Gak baik, nanti masuk angin. Siniin lagi coba itu kursi rodanya, biar aku disana aja," titah Gerry kepada sang istri.

Vani pun nampak menghembuskan napas kasar. Di satu sisi dia tak ingin tidur bersama sang suami. Namun, di satu sisi juga dia tak tega kalau menyuruh suaminya tidur dibawah atau dikursi roda. Akhirnya, dia pun mengalah untuk tidur bersama suaminya di kasur.

"Huh. Sial amat nasib gue. Udah gagal nikah, eh sekalinya nikah malah dapet suami cacat modelan gini. Ngerepotin sumpah," gerutu Vani kepada suaminya itu.

"Coba inget - inget, dulu lu pernah buat dosa apa sampe punya laki cacat kek gua?" tanya Gerry balik. Gerry nampak sedikit kesal dengan gerutuan Vani. Pasalnya, sikap Vani jika berdua saja dengannya selalu ketus dan jutek, berbeda jika berada didekat orang tuanya yang sangat lemah lembut kepadanya.

"Gak tau. Sial banget emang. Akh, andai lu kek di novel-novel gitu, yang cuma pura-pura lumpuh demi nyari wanita yang bisa nerima dia apa adanya. Atau mungkin beneran lumpuh, tapi setidaknya dia tajir melintir," jawab Vani asal.

"Mimpi lu kejauhan," ujar Gerry sambil menjitak kepala istrinya yang saat itu sudah berada duduk disampingnya itu dengan sedikit gemas.

"Huh. Sana geseran lagi," ujar Vani kepada Gerry. Namun, bukannya bergeser, Gery malah ...

"Maaaaasssss ... " teriak Vani sedikit agak pelan kepada suaminya. Sedangkan Gerry nampak sedikit terkekeh melihat tampang istrinya itu.

Kira-kira apa yang dilakukan Gerry ya?

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (8)
goodnovel comment avatar
for you
udah bodoh di tipu calon suami ibu dan adik nya masih songong si vani ,nanti ujung ujung nya mau juga harus nya ga perlu di bikin jual mahal si vani biasa saja gitu
goodnovel comment avatar
Santi Kasim
vani jual mahal
goodnovel comment avatar
Roro Halus
gak bisa berhenti baca ... bikin penasaran
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Suami Cacatku Ternyata Sultan   SCTS2 Bab 57 - ENDING

    Teriakan Vani dan juga Rere membuat beberapa orang nampak terkejut tak terkecuali Gerry dan Wisnu yang berada di ruang tamu.Keduanya pun segera mencari sang mamah dengan wajah panik ke dalam rumahnya."Kamu kenapa sih, Dek? Teriak-teriak aja!" tegur Gerry kepada sang istri."Mama mana?" tanya Vani."Kamar," ucap Wisnu singkat.Vani dan Rere pun segera berlari kembali menuju kamar mamahnya.Gerry dan Wisnu yang nampak heran pun segera menyusul kedua wanita itu ke kamar mamahnya."Mamah," panggil Vani lalu segera berlari menuju Bu Wiwik yang tengah tertidur."Dek ngapain sih? Orang Mamah tidur juga!" seru Gerry sedikit kesal kepada sang istri."Sstt," ucap Rere menyuruhnya diam.Tanpa memperdulikan Gerry, Vani pun lalu mengecek denyut nadi dan juga napas Bu Wiwik kemudian ia menggeleng."Mbak jangan becanda!" Kali ini Rere yang berseru dan Vani tetap menggeleng.Gerry pun segera menghampiri sang istri dan melakukan hal yang sama namun nihil, Bu Wiwik pun sama telah berpulang.Wisnu yan

  • Suami Cacatku Ternyata Sultan   SCTS2 Bab 56

    "Ma -- maksud Mamah gimana?" tanya Gerry sedikit tak paham."Gak jauh dari makam Mamah mu ada lahan kosong, itu buat makam Mamah nantinya. Mamah udah pesan sama penjaga makam sana waktu itu, tapi keknya mungkin dah disiapin juga sih, soalnya Mamah waktu itu bilang. 'Pas nanti anak saya minta makam ini di bongkar, nanti tolong gali di tempat ini juga. Ini punya saya, dan disana itu nanti timpa suami saya,'" ucap Bu Wiwik kemudian."Mamah kok bilang gitu sih, Mah? Mah, tolong lah jangan bikin Wisnu takut," gerutu Wisnu dan mendapat anggukan dari Gerry dan juga kedua istri mereka.Namun Bu Wiwik hanya menanggapi gerutuan itu dengan senyuman. Sebuah senyuman yang berbeda dari biasanya.Kini, jam pun telah menunjukkan pukul 08.30 WIB yang berarti sudah waktunya untuk jenazah Pak Leon di mandikan.Pekarangan yang tadinya berisi bunga-bunga pun di babat separuhnya dan diubah sebagai tempat pemandian terakhir sang Papah."Dek, kamu mau disini atau gimana?" tanya Gerry kepada sang istri saat m

  • Suami Cacatku Ternyata Sultan   SCTS2 Bab 55

    "Dek, kamu mah ih, marah sama Adel malah aku yang kamu jambak," gerutu Gerry sambil memegangi kepalanya yang terasa sakit."Maaf," ucap Vani ketus.["Kakak ada apaan?! Kalau gak gua matiin nih telponnya!"]"Papah Leon meninggal," ucap Vani singkat.[Oh, APA? Papa meninggal? Becanda lu gak lucu Vania!"]"Apa gua bakal becanda kalau urusan kek gini?" tanya Vani balik dengan dingin.["Ng -- ya udah, nanti gua suru Mas Arkan kesana"]"Ya," ucap Vani singkat lalu segera menutup telponnya."Sabar, Dek," ucap Gerry sambil membelai lembut tangan sang istri dan mendapat anggukan dari Vani."Key, bobok dulu yuk, udah malem, mau Ayah gendong?" tanya Gerry kepada sang anak dan mendapat anggukan darinya."Cu cu," ucap Key dan mendapat anggukan dari Gerry."Dek, tolong bantuin aku ya. Aku harap kamu tetep kek gini, tetep tenang sampe aku kelar nidurin Key," ucap Gerry kepada sang istri."Iya, Mas. Aku titip Key ya, tata hati kamu dulu agar baik-baik aja, aku yakin kamu syok juga pasti," ucap Vani s

  • Suami Cacatku Ternyata Sultan   SCTS2 Bab 54

    Hanya selang satu jam setelah Pak Leon masuk kedalam kamarnya, tiba-tiba Bu Wiwik pun berteriak histeris. Beruntung, Gerry dan Wisnu masih ada di ruang tamu sambil menonton tayangan bola."Wisnu, Gerry ...," pekik Bu Wiwik dengan histeris memanggil kedua anaknya itu.Mendengar sayup-sayup ada yang memanggil mereka, Wisnu dan Gerry pun lalu menghentikan aktivitasnya dan saling berpandangan satu sama lain."Mas, kok perasaan aku gak enak ya?" tanya Wisnu dan mendapat anggukan dari Gerry."Sama, Nu, perasaan Mas juga gak enak banget ini, samperin ayo, keknya ada sesuatu di kamar Papah sama Mamah," ajak Gerry dan mendapat anggukan dari Wisnu.Keduanya pun segera bangkit dari duduknya dan melangkah tergesa menuju kamar Bu Wiwik.Tok! Tok! Tok!Gerry mengetuk pintu kamar yang tertutup itu namun tak ada sahutan, hanya sayup-sayup terdengar Bu Wiwik yang menangis."Mas, bangun, Mas," ucap Bu Wiwik saat itu yang sayup-sayup terdengar."Mas ayo buka," ucap Wisnu dan mendapat anggukan dari Gerry

  • Suami Cacatku Ternyata Sultan   SCTS2 Bab 53

    "Mamah sama Papah kok ngomong begitu sih? Kek mau pergi ninggalin kita aja," ucap Vani yang berada tak jauh dari mereka.Saat itu, mereka semua tengah bersantai bersama di ruang tamu. Vani dan Rere nampak sedang bermain dengan Key dan juga Revan, sedangkan Gerry dan juga Wisnu ada di sofa tak jauh dari mereka."Iya nih. Bikin Rere parno aja, Rere kan pingin ngerasain punya mertua kek di cerita-cerita gitu," timpal Rere kemudian."Kamu telat, Re gabungnya kalau sekarang mah kamu gak akan nemuin itu mertua jahat, coba dulu, pas masih awal kek aku, beuhh gak tahan, yakin dah seribu persen rasanya mending kaga usah punya mertua deh haha," ucap Vani sambil terkekeh dan menggidikkan bahunya.Mendengar ucapan Vani sontak Pak Leon dan Bu Wiwik pun mengalihkan pandangannya kearah mereka dengan wajah yang sedikit masam."Eh, aku salah ngomong kah?" tanya Vani pura-pura bingung saat melihat mereka berempat nampak memandanginya."Nggak! Tapi jangan terlalu jujur juga, Vania haha," ucap Bu Wiwik s

  • Suami Cacatku Ternyata Sultan   SCTS2 Bab 52

    "Key di umah aja, Yah," ucap Key dan mendapat anggukan dari Gerry.Gerry pun segera mendorong kursi roda Vani menuju mobilnya dan tak lama mobil pun meluncur menuju rumah sakit tempat Vani kemarin di rawat."Dek, aku mau renov rumah yang ini boleh gak?" tanya Gerry kepada sang istri didalam mobilnya sambil memecah keheningan yang ada diantara mereka."Renov apanya, Mas?" tanya Vani sedikit penasaran."Ku bagi jadi dua, Dek," ucap Gerry.Gerry pun lalu menjelaskan perbincangannya semalam bersama kedua orangtuanya dan Gerry pun sudah memikirkan semuanya dengan baik.Namun, karena hal ini sedikit sensitif untuk dibahas semalam, karena itu Gerry pun meminta Vani untuk melayaninya dahulu agar bisa rileks namun nyatanya, Gerry pun baru bisa berterus-terang saat ini."Emm, iya juga sih, Mas, emang gak bebas kalau bareng-bareng mah, apalagi Wisnu kan mau nikah juga. Inget gak dulu pas kita juga pindah ke kontrakan? Keknya lebih nyaman aja kan meskipun emang kecil?" tanya Vani dan mendapat ang

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status