Share

Mandi Bersama

Author: Ririichan13
last update Last Updated: 2023-09-05 00:01:31

Akhirnya, mereka pun sampai di rumah pukul 18.00, dan sudah masuk waktu magrib. Setelah menurunkan semua penumpangnya, Fatah pun langsung pamit pulang.

"Gua langsung pulang, Ger," pamit Fatah kepada Gerry.

"Gak mampir dulu, Mas Fatah? Kita makan malam dulu, kan cape dari tadi nyupir terus, meskipun di kasih cemilan mulu," tanya Pak Latif kepada Fatah.

"Ngga Pak, terimakasih tawarannya. Tapi, saya ada janji temu dengan seseorang, jadi mau langsung pulang," pamit Fatah kembali.

"Bilang aja Lu mau ngedate, Fat," ketus Gerry dan Fatah pun lalu tersenyum.

"Ya udah, saya pamit ya semuanya, Assalamu'alaikum," pamit Fatah akhirnya.

"Wa'alaikumsalam," jawab mereka serempak.

"Yuk masuk, takut keburu abis waktu magribnya,"ajak Pak Latif kepada semuanya. Pak Latif pun lalu membuka kunci pintu rumahnya dan berjalan kedalam duluan, lalu disusul oleh Bu Rina, Gerry dan Vani.

"Astagfirullah, Vani belum masak, Pak," ucap Vani sambil menepuk jidatnya setelah mereka sampai diruang tamu.

"Pesen online aja, Dek. Capek juga kan kalo kamu harus masak sekarang," kata Gerry kemudian.

"I, iya sih, tapi ..., " ucapan Vani pun terjeda.

"Mas yang bayar. Nih, pilih aja mau beli apa?" tanya Gerry sambil menyerahkan handphonenya yang sudah masuk ke aplikasi makanan online. Vani pun lalu mengambil hape itu dan duduk disebelah Gerry, dia nampak memilih beberapa makanan namun dikeluarkannya lagi, begitu seterusnya hingga membuat Gerry yang berada disampingnya nampak gusar.

"Tinggal pilih aja si, Dek. Mau nyari apaan? Dah lah, Mas aja yang pesen, nunggu kamu mah kelamaan, keburu mati kelaperan," ucap Gerry meledek dan Vani pun tampak tertawa meringis mendengar ucapan Gerry. Dia pun kemudian mengembalikan kembali hpnya kepada sang pemilik. Sebenarnya, Vani bingung mau membeli apa, karena takut jika yang dia pesan justru kemahalan dan malah memberatkan Gerry. Vani sebenarnya bisa saja, cukup dengan makan malam berupa mie instan atau telur saja, tapi dia pun harus memikirkan bagaimana makan malam untuk Gerry dan kedua orang tuanya.

Pak Latif dan Bu Rina pun nampak terkekeh melihat tingkah keduanya.

"Bapak sama Ibu ke kamar duluan ya, mau mandi. Maaf Nak Gerry, disini kamar mandinya cuma 2, satu dikamar bapak, satu lagi di dekat dapur untuk Vani dan Adel," ucap Pak Latif.

"Iya Pak, gak papa kok," ucap Gerry. Setelah itu, Pak Latif dan Bu Rina pun lalu bergegas pergi kekamar mereka. Gerry pun nampak masih mengutak atik hapenya memesan beberapa makanan secara online sampai dia tidak sadar jika Vani sudah tak ada disebelahnya lagi.

"Minum dulu, Mas," kata Vani sambil menyerahkan gelas kepada Gerry.

"Makasih, Dek," jawab Gerry. Gerry pun lalu meletakkan hpnya ke kantong di samping kursi rodanya dan mengambil gelas yang diberikan Vani lalu meminumnya hingga hampir habis setengah.

"Udah pesennya, Mas? Terus mau mandi dulu gak? Tapi, nanti kamu ganti pake baju apa ya Mas? Masa pake bajuku?" tanya Vani kepada Gerry.

"Udah. Aku udah suru lapa kirimin tasku kesini kok, Dek. Paling bentar lagi juga nyampe," jawab Gerry. Dan benar saja, tak lama kemudian ada yang memanggil 'paket' didepan rumahnya. Vani langsung bergegas keluar dan menerima paket itu.

"Mbak Vani ya?" tanya sang driver berjaket hijau itu.

"Iya, Pak. Udah bayar belum, Pak?" tanya Vani kembali dan dijawab sudah oleh sang driver. Vani pun lalu menerima tas itu dan mengucapkan terimakasih, setelah itu kembali masuk kedalam rumah.

"Emm Mas, biasanya kamu mandi gimana?" tanya Vani sedikit ragu.

"Biasanya Fatah yang bantuin. Dia yang bawa aku kekamar mandi sama mandiin, tapi sekarang tanganku dah bisa gerak satu kok, jadi bisa mandi sendiri mah," jawab Gerry dan Vani pun mengangguk paham.

Vani pun lalu membawa masuk tas Gerry kedalam kamarnya dan mengambil baju di dalam tasnya serta handuk baru di lemarinya lalu kembali menuju Gerry yang masih ada diruang tamu. Dia pun mendorong kursi roda Gerry menuju kamar mandi.

Sesampainya di pintu kamar mandi, Vani pun membukanya dan membawa kursi rodanya masuk. Vani lalu membantu memindahkan Gerry dari kursi roda menuju WCnya. Kebetulan, posisi WC milik Vani sedikit lebih tinggi, jadi bisa untuk duduk disana. Setelah Gerry pindah dan duduk, Vani pun lalu mengeluarkan kursi rodanya.

'Bismillah, semoga Mas Gerry gak punya pikiran macem-macem deh,' batin Vani dalam hati.

Vani pun kembali masuk kedalam kamar mandi dan kemudian menguncinya. Hal itu mampu membuat tatapan yang heran dari Gerry.

"Ngapain, Dek?" tanya Gerry penasaran.

"Bantuin Mas mandi lah. Emang, Mas bisa mandi sendiri? Buka baju sendiri?" tanya Vani kembali.

"Ng ... nggak sih, he," jawab Gerry terkekeh sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Tapi, Mas jangan macem-macem loh, ya," ancam Vani sambil membantu Gerry melepas kemejanya.

"Macem-macem juga gak papa, kan udah halal," jawab Gery dan langsung mendapat guyuran dari Vani.

"Duh, Dek ... tega banget dia mah sama suami sendiri," protes Gerry yang nampak gelagapan karena mendapat guyuran dadakan dari istrinya.

"Heleh, nikah karena terpaksa ini kok. Kalo bukan karena Pak Leon ngasih syarat gini, aku juga gak bakalan mau sama kamu. Lagi, siapa yang mau nikah sama pria lumpuh dan cacat kek kamu," ucap Vani dengan nada ketus.

"Maaf," ucap Gerry lirih.

Vani nampak diam saja, tangannya nampak cekatan terus bergerak membantu melepas celana panjang milik Gerry dan hanya menyisakan celana pendeknya saja. Vani pun lalu segera mengguyur tubuh Gerry dan menyabuninya.

"Pernah ngelakuin ini, Dek? Kok kayanya biasa aja?" kata Gerry kepada istrinya yang saat ini sedang mengeramasinya.

"Pernah. Pas abis lulus sekolah, dapet kerja ngerawat lansia lumpuh jadi udah ada pengalaman," jawab Vani cuek. Sifat Vani saat ini berbanding terbaik dengan si Vani tadi, sehingga mampu membuat Gerry berpikir seribu kali untuk menggodanya.

Setelah selesai memandikan Gerry dan menghandukinya, serta memakaikan kaosnya, Vani pun lalu membuka bajunya dan ikutan mandi juga.

"Tutup mata sana, jangan ngintip!" titah Vani kepada suaminya. Gerry pun nampak menundukkan matanya sambil berusaha menelan salivanya. Sungguh pemandangan didepannya begitu menggodanya. Akh, andai dia normal, mungkin dia akan menggoda istrinya itu. Setelah selesai mandi, dia pun lalu mengambil wudhu, begitu pun dengan Gerry, Vani membantunya mengambilkan air wudhu, setelah itu barulah mereka keluar dari kamar mandi dan langsung menuju kamar mereka.

Setelah sampai dikamar, barulah mereka melaksanakan sholat magrib berjamaah. Setelah itu, barulah mereka keluar dari kamar dan menuju ruang makan.

Di ruang makan, nampak banyak hidangan yang telah tersaji dan tersusun disana.

"Mas ... ini semua ... ?" pertanyaan Vani terjeda namun diangguki oleh Gerry.

"Yuk makan," ajak Gerry kepada Vani. Vani pun lalu menyendokkan nasi dan lauknya kedalam piring milik Gerry, setelah itu baru kedalam piring miliknya. Begitupun dengan Bu Rina yang menyendokkan nasi dan lauknya dulu kedalam piring milik Pak Latif, baru kedalam piringnya.

Baru saja Vani hendak menyendokkan makananya kedalam mulutnya tiba-tiba Gerry berteriak.

"Akh ...," ucap Gerry. Sendok yang ada ditangannya pun kini terjatuh ke lantai.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Baby Yangfa
Gerry sabar banget, dia gak marah sama Vanny meski Vanny jutek
goodnovel comment avatar
Haerani Eka
ucapan si vani sarkas amat sama suami sendiri. heran tadi baik kenapa pas mandiin si gerry jadi ketus padahal si gerey baik bgt
goodnovel comment avatar
MAF_0808
loh gerry kenapa? aduh vani sama suami yang baik dong
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Suami Cacatku Ternyata Sultan   SCTS2 Bab 57 - ENDING

    Teriakan Vani dan juga Rere membuat beberapa orang nampak terkejut tak terkecuali Gerry dan Wisnu yang berada di ruang tamu.Keduanya pun segera mencari sang mamah dengan wajah panik ke dalam rumahnya."Kamu kenapa sih, Dek? Teriak-teriak aja!" tegur Gerry kepada sang istri."Mama mana?" tanya Vani."Kamar," ucap Wisnu singkat.Vani dan Rere pun segera berlari kembali menuju kamar mamahnya.Gerry dan Wisnu yang nampak heran pun segera menyusul kedua wanita itu ke kamar mamahnya."Mamah," panggil Vani lalu segera berlari menuju Bu Wiwik yang tengah tertidur."Dek ngapain sih? Orang Mamah tidur juga!" seru Gerry sedikit kesal kepada sang istri."Sstt," ucap Rere menyuruhnya diam.Tanpa memperdulikan Gerry, Vani pun lalu mengecek denyut nadi dan juga napas Bu Wiwik kemudian ia menggeleng."Mbak jangan becanda!" Kali ini Rere yang berseru dan Vani tetap menggeleng.Gerry pun segera menghampiri sang istri dan melakukan hal yang sama namun nihil, Bu Wiwik pun sama telah berpulang.Wisnu yan

  • Suami Cacatku Ternyata Sultan   SCTS2 Bab 56

    "Ma -- maksud Mamah gimana?" tanya Gerry sedikit tak paham."Gak jauh dari makam Mamah mu ada lahan kosong, itu buat makam Mamah nantinya. Mamah udah pesan sama penjaga makam sana waktu itu, tapi keknya mungkin dah disiapin juga sih, soalnya Mamah waktu itu bilang. 'Pas nanti anak saya minta makam ini di bongkar, nanti tolong gali di tempat ini juga. Ini punya saya, dan disana itu nanti timpa suami saya,'" ucap Bu Wiwik kemudian."Mamah kok bilang gitu sih, Mah? Mah, tolong lah jangan bikin Wisnu takut," gerutu Wisnu dan mendapat anggukan dari Gerry dan juga kedua istri mereka.Namun Bu Wiwik hanya menanggapi gerutuan itu dengan senyuman. Sebuah senyuman yang berbeda dari biasanya.Kini, jam pun telah menunjukkan pukul 08.30 WIB yang berarti sudah waktunya untuk jenazah Pak Leon di mandikan.Pekarangan yang tadinya berisi bunga-bunga pun di babat separuhnya dan diubah sebagai tempat pemandian terakhir sang Papah."Dek, kamu mau disini atau gimana?" tanya Gerry kepada sang istri saat m

  • Suami Cacatku Ternyata Sultan   SCTS2 Bab 55

    "Dek, kamu mah ih, marah sama Adel malah aku yang kamu jambak," gerutu Gerry sambil memegangi kepalanya yang terasa sakit."Maaf," ucap Vani ketus.["Kakak ada apaan?! Kalau gak gua matiin nih telponnya!"]"Papah Leon meninggal," ucap Vani singkat.[Oh, APA? Papa meninggal? Becanda lu gak lucu Vania!"]"Apa gua bakal becanda kalau urusan kek gini?" tanya Vani balik dengan dingin.["Ng -- ya udah, nanti gua suru Mas Arkan kesana"]"Ya," ucap Vani singkat lalu segera menutup telponnya."Sabar, Dek," ucap Gerry sambil membelai lembut tangan sang istri dan mendapat anggukan dari Vani."Key, bobok dulu yuk, udah malem, mau Ayah gendong?" tanya Gerry kepada sang anak dan mendapat anggukan darinya."Cu cu," ucap Key dan mendapat anggukan dari Gerry."Dek, tolong bantuin aku ya. Aku harap kamu tetep kek gini, tetep tenang sampe aku kelar nidurin Key," ucap Gerry kepada sang istri."Iya, Mas. Aku titip Key ya, tata hati kamu dulu agar baik-baik aja, aku yakin kamu syok juga pasti," ucap Vani s

  • Suami Cacatku Ternyata Sultan   SCTS2 Bab 54

    Hanya selang satu jam setelah Pak Leon masuk kedalam kamarnya, tiba-tiba Bu Wiwik pun berteriak histeris. Beruntung, Gerry dan Wisnu masih ada di ruang tamu sambil menonton tayangan bola."Wisnu, Gerry ...," pekik Bu Wiwik dengan histeris memanggil kedua anaknya itu.Mendengar sayup-sayup ada yang memanggil mereka, Wisnu dan Gerry pun lalu menghentikan aktivitasnya dan saling berpandangan satu sama lain."Mas, kok perasaan aku gak enak ya?" tanya Wisnu dan mendapat anggukan dari Gerry."Sama, Nu, perasaan Mas juga gak enak banget ini, samperin ayo, keknya ada sesuatu di kamar Papah sama Mamah," ajak Gerry dan mendapat anggukan dari Wisnu.Keduanya pun segera bangkit dari duduknya dan melangkah tergesa menuju kamar Bu Wiwik.Tok! Tok! Tok!Gerry mengetuk pintu kamar yang tertutup itu namun tak ada sahutan, hanya sayup-sayup terdengar Bu Wiwik yang menangis."Mas, bangun, Mas," ucap Bu Wiwik saat itu yang sayup-sayup terdengar."Mas ayo buka," ucap Wisnu dan mendapat anggukan dari Gerry

  • Suami Cacatku Ternyata Sultan   SCTS2 Bab 53

    "Mamah sama Papah kok ngomong begitu sih? Kek mau pergi ninggalin kita aja," ucap Vani yang berada tak jauh dari mereka.Saat itu, mereka semua tengah bersantai bersama di ruang tamu. Vani dan Rere nampak sedang bermain dengan Key dan juga Revan, sedangkan Gerry dan juga Wisnu ada di sofa tak jauh dari mereka."Iya nih. Bikin Rere parno aja, Rere kan pingin ngerasain punya mertua kek di cerita-cerita gitu," timpal Rere kemudian."Kamu telat, Re gabungnya kalau sekarang mah kamu gak akan nemuin itu mertua jahat, coba dulu, pas masih awal kek aku, beuhh gak tahan, yakin dah seribu persen rasanya mending kaga usah punya mertua deh haha," ucap Vani sambil terkekeh dan menggidikkan bahunya.Mendengar ucapan Vani sontak Pak Leon dan Bu Wiwik pun mengalihkan pandangannya kearah mereka dengan wajah yang sedikit masam."Eh, aku salah ngomong kah?" tanya Vani pura-pura bingung saat melihat mereka berempat nampak memandanginya."Nggak! Tapi jangan terlalu jujur juga, Vania haha," ucap Bu Wiwik s

  • Suami Cacatku Ternyata Sultan   SCTS2 Bab 52

    "Key di umah aja, Yah," ucap Key dan mendapat anggukan dari Gerry.Gerry pun segera mendorong kursi roda Vani menuju mobilnya dan tak lama mobil pun meluncur menuju rumah sakit tempat Vani kemarin di rawat."Dek, aku mau renov rumah yang ini boleh gak?" tanya Gerry kepada sang istri didalam mobilnya sambil memecah keheningan yang ada diantara mereka."Renov apanya, Mas?" tanya Vani sedikit penasaran."Ku bagi jadi dua, Dek," ucap Gerry.Gerry pun lalu menjelaskan perbincangannya semalam bersama kedua orangtuanya dan Gerry pun sudah memikirkan semuanya dengan baik.Namun, karena hal ini sedikit sensitif untuk dibahas semalam, karena itu Gerry pun meminta Vani untuk melayaninya dahulu agar bisa rileks namun nyatanya, Gerry pun baru bisa berterus-terang saat ini."Emm, iya juga sih, Mas, emang gak bebas kalau bareng-bareng mah, apalagi Wisnu kan mau nikah juga. Inget gak dulu pas kita juga pindah ke kontrakan? Keknya lebih nyaman aja kan meskipun emang kecil?" tanya Vani dan mendapat ang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status