Share

Pekerjaan Lain

Author: Choco Raein
last update Last Updated: 2023-06-23 21:12:58

“Mawar, ini Rama. Dia temanku yang ingin melamar pekerjaan di sini,” ujar Sarah.

Ingatan Mawar tentang Rama adalah orang yang ia temui beberapa bulan lalu, membuat Sarah dan Mawar semakin penasaran. Mereka pun sengaja membuat jadwal untuk bertemu pada jam makan siang hari itu.

Mawar mengangguk dan bersalaman dengan laki-laki muda yang ada di depannya.

“Saya Rama, saya sangat merasa senang bisa diundang makan siang oleh Bu Mawar. Sebelumnya maaf kalau saya lancang, tapi apa makan siang kali ini menandakan bahwa saya diterima bekerja di tempat Ibu?” Laki-laki itu langsung mengarah pada tujuan utamanya.

Mawar terkekeh mendengar pertanyaan Rama. “Sepertinya kamu sudah tidak sabar untuk bisa bekerja di tempat saya, ya?”

“Saya sedang butuh uang, Bu. Untuk biaya sekolah adik saya dan biaya kuliah saya. Saya tidak ingin adik saya putus sekolah, maka saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk diterima kerja di tempat Ibu dan saya bisa membiayai sekolah adik saya,” jelas Rama.

“Kamu tidak punya orang tua?” tanya Mawar.

“Tidak ada,” jawab Rama dengan raut wajah datar.

Mawar yang mendengar hal itu semakin merasa penasaran. Raut wajah Rama berubah sangat cepat setelah membahas tentang keluarganya.

“Kamu pasti mengerti kan tentang keutamaan pekerja yang sudah memiliki gelar dan pengalaman? Saya lihat di CV kamu tidak ada semua itu. Jadi, saya belum tentu bisa menerima kamu menjadi pekerja di kantor saya,” jelas Mawar.

“Bu, saya bisa mengerjakan apa pun, walau hanya menjadi OB di kantor itu. Saya akan melakukan apa pun, asalkan saya bisa bekerja,” ujar Rama.

Mawar melihat kesungguhan pada diri Rama. Saat itu ia langsung menoleh dan menatap Sarah dengan tatapan penuh arti.

Ia merasa Sarah pun akan mengerti dengan apa yang ia pikirkan saat ini.

“Ini kesempatan, kan?” tanya Mawar.

“Kayaknya kita harus bicara dulu!” Sarah langsung menarik tangan Mawar dan mengajaknya sedikit menjauh dari Rama.

“Kenapa?” tanya Mawar.

“Kamu yakin mau pakai dia sebagai suami pura-pura? Dia masih terlalu muda.” Sarah menatap Mawar dengan tatapan aneh.

“Nggak masalah, memang ada yang melarang pernikahan jika suami lebih muda daripada istri? Semua itu adalah hal yang wajar. Aku juga melihat kesempatan, jika dia terlihat lebih muda dari aku, maka aku bisa memainkan drama dan menuduhnya atas apa yang terjadi. Ini kesempatan bagus, apalagi jika dia benar adalah laki-laki di rumah sakit itu,” jelas Mawar.

“Drama apa? Kesempatan bagus apa?” tanya Sarah.

“Drama bahwa dia yang melakukan kesalahan itu, dengan begitu nama baikku di mata keluarga tidak akan terlalu hancur. Jika memang dia adalah laki-laki itu, maka dia bisa jadi menyayangi Dio. Sebagai seorang ibu, aku juga ingin Dio mendapatkan kasih sayang dari laki-laki yang bisa menyayanginya,” jelas Mawar.

“Kamu mau serius sama dia?” tanya Sarah.

“Nggak mungkin, nggak setara kekayaanku dengannya. Masa iya aku yang nafkahin keluarga,” gumam Mawar. “Aku hanya ingin minimal Dio mendapatkan kasih sayang dari laki-laki yang menyayanginya sampai dia benar-benar mendapatkan ayah yang pas untuknya.”

“Kamu mau cari ayah untuk Dio?” tanya Sarah.

“Aku tidak ingin Dio tumbuh tanpa sosok seorang ayah. Aku hanya ingin mencukupi kasih sayang untuk dirinya, sesuai dengan apa yang harusnya ia dapatkan. Aku hanya ingin menjalankan kewajiban dan tugas sebagai seorang Ibu,” jelas Mawar.

“Aku nggak bisa paksa dan atur kehidupan kamu. Kamu yang tau apa yang kamu dan Dio butuhkan. Maka, lakukan apa yang menurut kamu benar, asalkan itu tidak menjerumuskan kamu dan Rama ke hal yang tidak benar,” ujar Sarah.

Mawar mengangguk dan tersenyum. Setelahnya mereka berdua pun kembali ke meja makan dan mengobrol kembali bersama dengan Rama.

“Maaf agak lama, ada beberapa hal yang harus kita bicarakan tadi,” ujar Mawar. “Oh iya, Rama. Saya ingin sedikit bertanya, apa sebelumnya kita ini pernah bertemu?”

Rama mengerutkan keningnya, mencoba mengingat wajah Mawar. “Ingatan saya agak buruk, Bu. Saya tidak yakin kalau kita pernah bertemu sebelumnya.”

“Kamu masih muda, apa ingatanmu seburuk itu?” tanya Mawar.

“Ya, ingatan saya memang buruk,” sahut Rama.

Mawar menatap Rama dengan tatapan penuh selidik. Ia tidak percaya dengan apa yang Rama ucapkan saat itu. Ia yakin kalau Rama adalah laki-laki itu dan dia pasti mengingat kejadian malam itu.

“Rumah Sakit Hana ruangan nomor 123. Kamu yakin tidak mengingat suatu kejadian di sana?” tanya Mawar.

Rama hanya menggeleng, ia benar-benar tidak mengingat apa pun saat ini.

“Sudahlah, siapa tau memang ingatannya buruk jadi dia tidak ingat kejadian itu. Jangan memaksa dia. Langsung saja pada tujuanmu,” ujar Sarah.

Mawar menarik napas panjang. Sebenarnya ia masih sangat penasaran dengan Rama, tetapi sepertinya ia tidak perlu membuang waktu lebih banyak lagi, ia harus segera mendapatkan suami pura-pura.

“Rama, saya bisa memberikan kamu pekerjaan dengan bayaran yang cukup tinggi. Bahkan kamu bisa menyekolahkan adikmu di sekolah Internasional dengan bayaranmu ini. Namun, harus ada persetujuan yang jelas dalam kerja sama ini. Apa kamu mau?” tanya Mawar.

“Pekerjaan seperti apa itu? Apa saya bisa? Saya belum lulus S1.” Rama mengerutkan keningnya.

“Saya membutuhkan seorang laki-laki untuk berpura-pura menjadi suami saya. Sepertinya kamu cocok dengan peran itu,” jawab Mawar.

“Suami pura-pura? Untuk apa? Memangnya suami Ibu ke mana?” tanya Rama.

“Saya akan jelaskan lebih rinci nanti setelah kamu sepakat dengan tawaran yang saya berikan. Saya akan memberikan apa pun untukmu, mulai dari gaji yang besar, bahkan kalau kamu perlu sesuatu, saya akan memberikannya. Asalkan kamu pura-pura untuk menikah dengan saya,” jelas Mawar.

“Saya harus benar-benar menikahi Ibu?” tanya Rama.

“Tidak, saya akan buatkan surat nikah palsu. Saya tidak akan merugikan kamu dan membuat kamu menjadi duda saat kita bercerai nanti. Pernikahan ini hanya sementara, kita tidak akan melibatkan perasaan di antara kita,” jelas Mawar.

Rama terdiam dan berpikir. Ia merasa bahwa tidak ada salahnya ia mengambil pekerjaan itu. Toh tidak ada kerugian untuknya sebagai seorang laki-laki, ia malah memikirkan keuntungan yang bisa ia dapatkan dari pernikahan pura-pura itu.

“Baiklah, saya akan menerima tawaran itu. Sekarang, saya boleh tau apa saja yang harus saya lakukan dalam pernikahan pura-pura itu?” Rama menatap Mawar dengan tatapan penuh tanya.

Mawar langsung tersenyum mendengar hal itu. Tujuannya terlaksana dengan baik dan tepat sasaran.

“Berlakulah kepada saya dan keluarga saya seolah kamu benar-benar suami saya. Buat kemesraan di antara kita saat kita berada di depan keluarga besar saya. Kamu harus berpura-pura menjadi orang kaya dan memiliki perusahaan agar mereka percaya dengan hubungan kita. Lakukan semua yang para suami lakukan pada istrinya, kecuali kemesraan dalam satu kamar,” jelas Mawar dengan tatapan serius.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Suami Dadakan Ibu Muda   Akhir Cerita Kita

    Sore ini Rama dan Reynald sudah kembali ke apartemen mereka setelah melewati hari panjang dan penuh dengan penyelesaiaan masalah ini.Mereka berdua langsung duduk di ruang tengah untuk bersantai sejenak dan mengistirahatkan tubuhnya.Saat mereka sedang duduk bersama di sana, Rama bergeser ke sebelah Reynald dan memeluknya dengan erat.“Pah, terima kasih atas segalanya,” ujar Rama.Reynald yang mendapati hal itu pun langsung menatap putranya dengan tatapan bingung.“Selama ini Papah selalu sabar menghadapiku, Papah tidak pernah marah kepadaku, meski perlakuanku kepada Papah sangatlah tidak pantas. Papah tetap berjuang untuk hubungan kita, Papah tidak pernah menyerah menghadapiku. Bahkan, di saat aku berlaku kasar kepada Papah dan menyakiti Papah dalam keadaan tidak sadar, Papah menerimanya dan malah menyayangiku lebih dari sebelumnya,” jelas Rama.“Kamu anak Papah, sudah sepatutnya Papah menyayangimu. Kamu tidak pernah menyakiti Papah,” ucap Reynald.Rama mendongak dan tersenyum kepada

  • Suami Dadakan Ibu Muda   Penangkapan

    Saat ini Rama dan Reynald sudah berkumpul dengan beberapa klien yang bekerja sama dengan perusahaannya. Mereka semua melakukan rapat tertutup di kantor mereka agar tidak ada orang yang tidak diizinkan masuk ikut dalam rapat tersebut.“Terima kasih karena Bapak-Bapak semua sudah berkumpul dan menyempatkan waktu untuk hadir dalam rapat kali ini. Sebelumnya saya meminta maaf karena mengundang kalian secara dadakan pada rapat kali, sebab ada beberapa hal penting yang harus kita bicarakan,” ujar Reynald langsung membuka pembicaraan.“Pak Reynald tidak akan mengadakan rapat dadakan seperti ini jika keadaannya tidak begitu genting. Untuk itu, Bapak bisa langsung jelaskan saja apa yang sebenarnya terjadi?” Salah satu kliennya menatap penuh tanya.Saat ini semua orang di ruangan itu memasang wajah penasaran dan penuh ketegangan. Pasalnya, rapat tersebut tidak akan diadakan tanpa keadaan mendesak.“Ada berita buruk dari perusahaan kami, salah pimpinan di perusahaan kami, Fran telah melakukan su

  • Suami Dadakan Ibu Muda   Kembali dan Menghancurkan

    Saat ini Rama dan Mawar sedang dalam perjalanan menuju Bandung. Sebentar lagi mereka akan masuk tol untuk pergi keluar kota dan menuju Bandung.Selama perjalanan itu Rama hanya diam dengan tatapan kosong ke depan, sedangkan Mawar fokus menyetir mobil tersebut.Beberapa saat setelahnya tiba-tiba Rama memegang tangan Mawar. “Kita putar balik.”Mawar yang mendengar hal itu tentu langsung menoleh dan menatap Rama dengan tatapan bingung.“Ada masalah apa?” tanya Mawar.“Ada hal yang harus kita selesaikan,” jawab Rama.Mawar yang masih tidak mengerti dengan ucapan Rama pun mengerutkan keningnya dan menatap Rama dengan tatapan bingung.“Di depan kita putar balik saja!” suruh Rama.Mawar yang masih dalam keadaan bingung hanya bisa mengangguk. Ia masih melajukan mobilnya dan saat bertemu dengan tempat putar balik, ia langsung memutar balikan mobilnya dan melajukan kembali mobil tersebut ke arah apartemen tempat Rama tinggal.Saat ini yang bisa Mawar lakukan hanya mengikuti perintah Rama. Ia ti

  • Suami Dadakan Ibu Muda   Kendali

    “Om! Rama ingin tetap pergi untuk menenangkan diri, tetapi Om tenang saja karena aku akan pergi bersama dengannya. Rama sudah berjanji denganku kalau dia mau pergi denganku dan dia akan kembali nantinya jika dia sudah lebih baik,” ujar Mawar.Reynald yang mendapatkan berita baik itu pun langsung tersenyum senang. Akhirnya ada cara untuk membuat putranya kembali memiliki keinginan untuk bertahan.“Om ada sebuah vila di Bandung, kalian bisa pergi ke sana untuk menenangkan diri. Vila itu terletak di desa, jadi suasananya akan jauh lebih tenang dan segar untuk kalian menjernihkan pikiran,” sahut Reynald.“Baiklah, Om. Aku akan membawa Rama ke sana, mungkin aku perlu waktu beberapa hari untuk menenangkan Rama di sana dan nantinya kami akan kembali dan melanjutkan rencana yang sudah kita buat sebelumnya,” ucap Mawar.“Tolong jaga Rama, saat ini hanya kamu yang bisa dekat dan berbicara baik-baik kepadanya. Jadi, bantu Om untuk membuatnya memiliki ambisi untuk hidup dan membuatnya kembali sep

  • Suami Dadakan Ibu Muda   Pergilah Bersamaku

    “Rama! Kamu sudah bangun?” Wulan mengetuk-ngetuk pintu kamar Rama.Tidak ada jawaban dari dalam kamar tersebut, sehingga Wulan langsung langsung saja masuk ke dalam kamar tersebut.Wulan masuk ke kamar tersebut dan langsung melihat Rama yang sudah menggunakan pakaian rapi dan membawa tas juga kopernya.“Rama kamu mau ke mana?” Wulan menghampirinya dengan tatapan khawatir.Rama hanya diam, tidak ingin menjawab pertanyaan tersebut. Ia hanya fokus membereskan barang-barangnya yang masih tersisa di meja kamar tersebut.“Rama, kamu yakin mau pergi? Kamu yakin mau meninggalkan keluargamu ini?” tanya Wulan.Rama masih tidak menjawab, sehingga Wulan langsung memegang tangan Rama dan menahan dirinya untuk berhenti membereskan barang-barang tersebut.“Rama, Tante sudah bilang jika kita harus membicarakan hal ini dulu, kamu tidak boleh langsung pergi seperti ini. Kamu akan membuat papahmu dan semua orang yang dekat denganmu khawatir jika kamu pergi seperti ini,” ujar Wulan.“Aku baik-baik saja,

  • Suami Dadakan Ibu Muda   Harapan Bertahan

    “Wulan, bagaimana keadaan Rama setelah kamu lakukan pemeriksaan tadi?” tanya Reynald. “Keadaannya cukup parah, sama seperti keadaannya satu tahun lalu,” jawab Wulan. “Tapi, aku menemukan fakta bahwa dia masih memiliki kelemahan untuk kita gunakan agar dia tidak membahayakan dirinya sendiri.”Reynald yang mendengar hal itu langsung menatap Wulan dengan tatapan bertanya. Ia sangat penasaran dengan kelemahan Rama itu.“Dia masih memikirkan kalian, saat aku membahas tentang bagaimana kalian ketika dia pergi, dia terdiam, seolah berpikir mengenai apa yang aku tanyakan. Semua itu menunjukkan bahwa dia masih peduli kepada kalian dan ini kesempatan kita untuk tetap mempertahankannya,” jelas Wulan.“Selanjutnya, langkah apa yang harus aku ambil untuk menangani masalah ini?” tanya Reynald.“Saat ini kita bisa menahan Rama dengan cara kalian yang kembali bergantung kepadanya. Semakin dia merasa dibutuhkan, maka ada kemungkinan dia akan bertahan dan kembali seperti semula,” jelas Wulan. “Yang pa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status