Share

Membuatnya Jera

Penulis: NawankWulan
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-21 15:13:12

"Kamu mau belain dia? Mau playing victim atau gimana??" sentak perempuan itu lagi sembari mendorong kasar Senja sampai tersungkur ke lantai.

Senja sudah berusaha menggeleng pertanda tak ingin membela adiknya, tapi perempuan itu terlanjur emosi sampai tak bisa mengontrol sikap.

"Kamu kenapa, Ja?" Suara Susan yang agak panik membuat Anwar kembali memakai kruknya lalu mendekati istri dan anaknya di teras.

"Senja!" Anwar setengah berteriak melihat anaknya tersungkur ke lantai.

"Kalian keterlaluan sekali! Sudah kubilang kalau anak ini nggak tahu apa-apa soal adiknya. Kalian masih saja mengusik dia!" sentak Anwar sembari menunjuk dua perempuan itu dengan kruknya.

"Anak bapak yang kurang ajar! Sudah tahu adiknya pelakor, masih saja dibela!"

"Siapa yang bela, Bu? Saya cuma minta ibu dan mbaknya masuk dulu. Abel ada di dalam. Silakan kalian selesaikan sendiri. Saya juga nggak ikut campur!" sentak Senja tak terima.

Dia berusaha berdiri, dibantu oleh Susan yang entah mengapa tiba-tiba ber
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Mutaharotin Rotin
laaannjjuut thor ............
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Suami Dadakanku Bukan Pria Sembarangan   Jangan Salahkan Bapakku!

    "Mas, itu beneran ibu kan?" Senja menatap suaminya beberapa saat. Langit mengangguk pelan lalu mengusap lengan istrinya untuk menenangkan."Banyak banget yang lihat. Mana divideoin pula. Nanti pasti dikasih caption aneh-aneh," lirih Senja menghela napas panjang sembari mengedarkan pandangan. "Sayang, jangan terlalu dipikirkan. Kamu tahu sendiri kan kalau setiap perbuatan pasti akan mendapatkan balasan. Begitu pula dengan Abel. Kalaupun dia mendapatkan perlakuan tak mengenakkan dari orang-orang ya itu karena ulahnya sendiri. Sudahlah, ayo turun. Kasihan bapak sendirian. Ibu sudah mengantar Abel naik ambulans," ujar Langit setelah menghentikan mobil kesayangannya. "Jangan buru-buru, Sayang. Ingat di perut." Senja mengangguk lalu menghentikan larinya. Dia baru ingat kalau saat ini sedang hamil muda dan tak boleh gerak-gerak terlalu ekstrim, apalagi lari-larian segala. "Bapak ... bapak nggak kenapa-kenapa kan?" lirih Senja sembari memeluk bapaknya. Anwar masih mengusap kedua pipinya ya

  • Suami Dadakanku Bukan Pria Sembarangan   Kecelakaan

    "Abel, Pak," ujar Pak RT lagi sembari memperlihatkan layar handphonenya. Anwar membulatkan mata lebar melihat foto itu. Dia memicingkan kedua matanya untuk memperjelas penglihatan. "Beneran mobil Abel itu, Pak. Innalilahi wainnailaihi rojiun." Susan shock lalu menutup mulutnya dengan telapak tangan. Dia benar-benar kaget melihat bumper depan mobil anak kesayangannya itu penyok. "Innalilahi wainnailaihi rojiun. Astaghfirullah, Abel." Senja berdebar-debar melihat mobil adiknya itu. "Sekarang keadaan Abel gimana, Pak?" Anwar menyahut gugup. Meski tadi dia begitu emosi, tapi melihat anaknya kecelakaan rasa marahnya pun hilang berganti cemas dan takut. Seburuk apapun sikap seorang anak, kedua orang tua biasanya tak terlalu mendendam sebab walau bagaimanapun mereka tetap buah cinta bapak dan ibunya. Begitupula Abel bagi Anwar, Abel tetap buah hati yang begitu disayanginya. "Abel masih di sana, Pak. Tadi ada beberapa orang yang membantu Abel keluar dari mobil. Soalnya-- "Soalnya kenap

  • Suami Dadakanku Bukan Pria Sembarangan   Foto Mengejutkan

    "Sayang, Bayu bilang tadi kamu didorong oleh seorang perempuan? Apa benar begitu?" tanya Langit via handphone setelah dua jam kepergiannya dari rumah sang mertua. "Iya, Mas. Kok Mas Bayu tahu?" Senja cukup kaget dengan pertanyaan suaminya itu. "Memangnya kamu pikir aku pergi gitu saja, Sayang? Aku tetap kirim orang untuk jaga kamu. Bayu mengawasi rumah bapak saat kamu ada di sana. Tadinya dia mau membalas, tapi setelah tahu kamu nggak kenapa-kenapa dia urungkan." "Oh begitu, Mas. Ternyata kamu benar-benar mengawasiku setiap waktu ya?" "Kenapa, Sayang? Nggak suka? Atau aku terlalu over protektif?" tanya Langit yang khawatir istrinya merasa tak bisa bergerak bebas karena tangan kanannya selalu menjaga tiap waktu. "Bukannya nggak suka, Mas. Aku suka kok, cuma kalau ke mall atau ke mini market, mereka jangan terlalu dekat sama aku, Mas. Nggak enak kalau dilihat orang." "Hmmm ... aku tahu ini. Saat sama Awan kan? Mereka sengaja begitu karena ada Awan di sana. Kalau nggak ada rival ju

  • Suami Dadakanku Bukan Pria Sembarangan   Membuatnya Jera

    "Kamu mau belain dia? Mau playing victim atau gimana??" sentak perempuan itu lagi sembari mendorong kasar Senja sampai tersungkur ke lantai. Senja sudah berusaha menggeleng pertanda tak ingin membela adiknya, tapi perempuan itu terlanjur emosi sampai tak bisa mengontrol sikap."Kamu kenapa, Ja?" Suara Susan yang agak panik membuat Anwar kembali memakai kruknya lalu mendekati istri dan anaknya di teras. "Senja!" Anwar setengah berteriak melihat anaknya tersungkur ke lantai. "Kalian keterlaluan sekali! Sudah kubilang kalau anak ini nggak tahu apa-apa soal adiknya. Kalian masih saja mengusik dia!" sentak Anwar sembari menunjuk dua perempuan itu dengan kruknya. "Anak bapak yang kurang ajar! Sudah tahu adiknya pelakor, masih saja dibela!" "Siapa yang bela, Bu? Saya cuma minta ibu dan mbaknya masuk dulu. Abel ada di dalam. Silakan kalian selesaikan sendiri. Saya juga nggak ikut campur!" sentak Senja tak terima. Dia berusaha berdiri, dibantu oleh Susan yang entah mengapa tiba-tiba ber

  • Suami Dadakanku Bukan Pria Sembarangan   Tamu yang Mengamuk

    "Enak banget hidup Mbak Senja. Menikah dengan orang kaya, dikasih warisan mertua bahkan kini tengah hamil pula. Kenapa berbeda jauh dengan hidupku yang merana begini? Terlalu banyak masalah sampai membuatku kehilangan nafsu makan." Abel membatin saat melihat Langit pamit pergi pada istri dan kedua mertuanya. "Hati-hati, Lang. Semoga dilancarkan dan masalahnya menemukan jalan keluar." Anwar tulus mendoakan yang diaminkan oleh Langit dan Senja. Mobil kesayangan Langit itupun menghilang dari pandangan. Abel yang kini duduk di teras sambil telepon entah siapa tiba-tiba terdiam saat menatap ke arah jalan. Dia pun buru-buru masuk ke rumah, membuat Susan nyaris menabraknya karena jalan begitu tergesa. "Abel kenapa, Ja?" tanya Susan curiga. "Nggak tahu, Bu. Mungkin kebelet ke kamar mandi." "Oh. Ibu pikir kenapa tiba-tiba lari begitu." Baru selesai bicara, sebuah mobil berwarna hitam itu berhenti di tepi jalan depan rumah Anwar. Anwar dan Susan kembali saling tatap. Hati mereka mulai tak

  • Suami Dadakanku Bukan Pria Sembarangan   Kabar Bahagia

    "Maksudnya gimana, Lang? Senja dapat warisan dari papa kamu??" tanya Susan yang masih shock mendengar cerita itu. Tak hanya dia, Abel pun terkejut bahkan nyaris menjatuhkan handphone kesayangannya. "Benar, Bu. Senja mendapatkan sepertiga bagian, sama seperti saya. Sisanya memang untuk sosial." Susan tercekat, begitu pula dengan Abel. Mereka saling tatap lalu sama-sama menghela napas panjang. Jelas tersirat kecewa di wajah mereka, seolah warisan yang Dimas berikan pada menantunya adalah kabar terburuk yang mereka dengar. "Alhamdulillah, MasyaAllah. Bapak ikut senang dengarnya kalau Pak Dimas mau menerima Senja dengan baik, Lang. Soal warisan itu bukan ranah bapak kan, tapi dengan Pak Dimas memberikan sebagian hartanya pada Senja itu artinya beliau percaya jika Senja bisa memanfaatkan pemberiannya dengan baik." Anwar tersenyum lalu menghela napas panjang. "Iya, Pak. Alhamdulillah papa memang sangat menyayangi Senja. Mungkin karena Senja juga tulus merawat dan menyayangi papa, makany

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status