Share

Bab 18. A

Bab 18. A

Suasana rumah berubah riuh lantaran ibu meracau tak karuan, sedangkan aku, ibu dan bapak nampak biasa saja tak terlihat panik atau gelisah karena musibah yang mendera mereka.

Entah apa maksud sang pencipta menghendaki rumah itu terbakar, padahal aku tak lagi menginginkan rumah itu untuk dihuni, karena percaya akan ada istana yang lebih megah dan nyaman untuk ditinggali di masa depan.

Mungkin, Tuhan tak menghendaki sebuah kedzaliman dan hendak membungkam kesombongan ibu, memperlihatkan padanya jika sang pencipta berkuasa dan berperan penting atas gerak-gerik hidupnya.

"Ibu ini gimana sih masak air kok bisa lupa matiin kompor." Mas Heri memarahi ibunya.

"Tadi Ibu mau ngopi eh kamu malah ngajak ke sini jadinya Ibu lupa," jawab ibu.

Dapat kulihat wajah ibu mertua berubah pucat, sedang Mas Heri terlihat sangat kesal dan jengkel, itulah balasan bagi orang yang sombong, suka menghina orang dan suka mera
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Shmilyagustin
Serasa pengen tak santet ya punya mertua kaya gitu
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status