"Di mana mereka?” Aron celingukan dengan cemas saat melihat tidak ada orang lain di hadapannya. Dia cepat-cepat menuju pintu depan dengan perasaan tidak percaya. Tidak ada lagi yang tertinggal di kamarnya selain noda darah Michael di lantai. Pupil mata si wanita bayangan hitam mengerut seketika. Apa yang terjadi di hadapannya membuat dirinya terkejut. Kejadian berpindahnya Barkah dari tempatnya padahal dia terus mengawasinya saja telah membuat si wanita bayangan hitam terkejut. Dan kini, kejadian mengejutkan kedua terjadi. Mereka semua menghilang. Peristiwa ini sangat di luar nalar si wanita bayangan hitam. Si wanita bayangan hitam berkaca pada pengalaman sebelumnya. Dia fokus untuk menggunakan seluruh energinya saat angin berhembus kencang. Dia tidak menggunakan kedua tangannya untuk menutup mata seperti Aron agar bisa terus mengawasi setiap gerakan Barkah. Meskipun begitu, tetap saja Barkah lepas dari pengawasannya. Si wanita bayangan hitam bahkan tidak tahu bagaimana dan
Pam bersimpuh dan menangis tersedu-sedu saat melihat Michael meninggalkannya. Dia membuka hati dan jatuh cinta pada seorang pria untuk pertama kalinya. Namun dia tidak menduga akhir cerita cintanya akan tragis seperti ini. Sementara itu, Michael berdiri di ambang pintu. Dia ingin pergi meninggalkan rumah itu tapi dia tidak menemukan tanah untuk dipijak. Yang ada hanya gulungan awan putih. Angin pun tidak berhembus tapi awan putih melayang cepat di bawah kakinya. Rumahnya melayang di angkasa dan bergerak sangat cepat. "Ini ... ini ...” Michael terkesiap. Michael tidak tahu apa yang terjadi. Dia juga tidak tahu sedang berada di mana. "Bebaskan hatimu dari kekacauan walaupun angin terus berhembus membawa debu.” Michael mendengar sebuah suara saat dirinya dalam kebingungan. Dia mencari sumber suara ke segala arah karena dia tidak tahu dari mana datangnya suara tersebut. Namun yang dia lihat hanyalah hamparan langit biru yang dihiasi awan putih. "Master? Apakah i
"Kamu boleh saja gigih memperjuangkan keinginanmu. Tapi kegigihanmu tidak boleh mengganggu orang lain. Kamu tidak akan mampu melihat hasilnya jika kegigihanmu mengganggu orang lain. Kamu mengerti?” Pam mengangguk. Bibirnya ditekuk sedih. Tidak lama kemudian, Pam tersenyum pada Michael, “Adik seperguran!” "Seorang anak bisa dilatih. Seorang anak bisa dilatih,” Barkah terkekeh dan meminum tehnya. Michael menatap Barkah dengan penuh rasa terima kasih. Walaupun Barkah buruk rupa tapi dia bijaksana. Michael dan Pam mulai terbuka hatinya hanya dengan sedikit nasihatnya. "Terima kasih telah membantuku hari ini. Boleh aku tahu siapa namamu?” Michael bangkit dan mengisi cangkir Barkah sebagai bentuk rasa terima kasihnya. Barkah sedikit termenung. Kemudian dia tertawa terbahak-bahak, “Aku hidup sudah lama sampai lupa namaku sendiri.” Michael dan Pam saling berpandangan mendengarnya. Mereka tidak melihat kebohongan dari sikap Barkah. Hanya saja Barkah tidak peduli dengan naman
Istana Gunung Qishan Di kediaman Puncak Gunung Biru. Rahel berpakaian putih duduk dalam diam di depan jendela seperti peri. Sebuah bayangan hitam melompat mendekati Rahel. Dia memegang dadanya kemudian bersandar, “Aku datang, Nona.” Tatapan mata Rahel dingin seperti es. Dia menerawang ke luar jendela tanpa bergerak sedikitpun tapi jemarinya mengetuk-ngetuk daun jendela. Si bayangan hitam berlutut seketika. Tubuhnya bergerak menahan sakit. "Kamu terlambat setengah jam dari yang aku minta,” ucap Rahel dingin. "Aku sial hari ini. Aku datang terlambat karena aku melihat sesuatu di tengah jalan. Mohon maafkan aku,” si bayangan hitam tidak berani mengecewakan Rahel. Dia pun menjelaskan dengan penuh ketakutan sosok sombong yang dilihatnya yang menjadi penyebab keterlambatannya. "Lanjutkan,” ujar Rahel tenang. Si bayangan hitam menceritakan semua yang terjadi di kamar Aron. Rahel mendengarkan dengan cermat semua cerita si bayangan hitam. Dia kemudian melirik si bayan
"Sebuah rumor tersebar di antara para murid perguruan. Rumor itu mengatakan mereka kadang kala bertemu dengan pria tua pendiri Perguruan Gunung Qishan yang sedang menyapu lantai. Namun semua itu hanyalah rumor. Aku dan para adik seperguruan telah mengambil alih kekuasaan istana ini lebih dari seribu tahun tapi kami tidak pernah bertemu dengan pendiri perguruan.” "Terlebih lagi, Istana Gunung Qishan telah berdiri sejak awal terbentuknya Dunia Bafang yaitu puluhan juta tahun lalu. Tidak mungkin leluhur kami masih hidup dan tiba-tiba muncul begitu saja,” Gustav terkekeh. Rahel dan Theo mengernyit saat mendengarnya. Bahkan dewa pun tidak akan sanggup hidup selama itu. Mungkin rumor itu benar adanya. Tapi kalau begitu, siapa pria tua itu? Namun Theo percaya dengan ucapan Aron. Begitu pula dengan Rahel, dia juga percaya dengan cerita Ava yang tidak mungkin berbohong padanya. Ditambah pula, dua keluarga datang secara bersamaan menanyakan keberadaan pria yang sama. Semua ini sem
Pam tertekan melihat perjuangan Michael. Dia merasa peraturan ujian ini tidak adil. Dia berkata pada Barkah, “Pak Tua, kedua pedang ini sangat besar. Tidak mungkin pedang ini tidak membunuh semutnya. Untuk menangkapnya saja sudah sulit.” Barkah tersenyum dengan santai, “Aku tidak pernah memaksa seseorang terperangkap dalam masalah. Dia bisa menyerah kapan pun jika dia merasa tidak sanggup.” Michael menggelengkan kepala pada Pam, “Jangan bicara lagi. Aku tidak akan menyerah.” Michael kembali mencoba memfokuskan pikirannya dan mengendalikan ototnya yang mulai terbakar amarah. Dia kembali menemukan semut di tanah lagi. "Seorang jagoan selalu menantang masalah yang sulit. Dan orang lain senang sekali mengancam jiwa seorang jagoan. Pedang yang berat bukan berarti pedang itu kuat. Tidak pula hebat. Anak muda, kamu harus mempelajari seni ini terlebih dahulu kalau kamu ingin berlatih kungfu ekstrim. Tiga ribu semut harus sudah terkumpul sebelum matahari terbenam.” Matahari sudah b
Michael melihat ke dalam mangkuk semutnya. Di dalamnya sudah banyak semut terkumpul. Namun sepertinya masih jauh dari 3000 ekor semut. Dia gagal setelah berjuang keras! "Pak Tua, maafkan aku,” Michael mendesah dengan penuh rasa bersalah. "Kamu sudah bisa menyelesaikan ujianmu,” Barkah tertawa. Dia menepuk kursi di sebelahnya dan memberi isyarat agar Michael untuk duduk. Michael mendekati Barkah lalu duduk perlahan. Barkah menepuk bahu Michael dan tersenyum, “Angka 3000 yang cukup banyak bisa membuatmu menyerah. Aku hanya ingin melihat sikap pantang menyerahmu. Ngomong-ngomong, bagaimana pendapatmu menangkap semut setelah berlatih sehari penuh?” Hati Michael terasa hangat saat melihat senyum Barkah, “Aku merasa belajar sangat banyak walaupun sangat melelahkan. Aku tidak hanya harus bisa memusatkan pikiran tapi juga harus bisa mengendalikan kekuatan.” "Ha ha, kamu layak untuk diajar. Kamu harus mempelajari bagaimana mengendalikan kelemahanmu sebelum bisa mengendalik
Saat bumi berguncang, gunung-gunung dan pepohonan bergoyang. Matahari dan bulan ambruk. Surga dan bumi terbelah. Barkah terbang ke angkasa seperti busur dengan tangan ditempelkan di punggung dengan posisi terbuka. Bintang-bintang bergerak di angkasa. Hari sudah gelap tapi langit begitu cerah hingga semua yang terjadi di langit bisa dilihat dengan mata telanjang. Angin bertiup menggiring awan pergi jauh. Langit pun mulai gelap. Matahari terbit setelah awan-awan pergi. Di sisi lain, awan-awan bertebaran dan bulan perak menggantung di angkasa. Keduanya membentuk langit putih dan hitam yang saling berpotongan dan membedakan satu sama lain! "Api langit, roda bulan!” Barkah berteriak marah. Dia tiba-tiba mendengar suara raungan melengking di langit hitam dan putih. Guncangan dunia semakin hebat. Dunia bisa hancur kapan pun. Tapi Michael tidak peduli dengan semua yang terjadi karena perubahan besar di angkasa telah membuatnya tercengang dan lupa akan semua yang ada di s