Beranda / Romansa / Suami Dingin Pilihan Ayah / Wanita Idaman Abimana

Share

Wanita Idaman Abimana

Penulis: Desti Angraeni
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-19 13:52:53

"Siapa wanita yang kamu maksud?" tanya Wira penuh selidik, sama halnya dengan tatapan Mila.

 

"Wanita itu bernama Tania, dia sekretaris Abi," tutur Abimana tanpa ragu.

 

"Apa!" Wira dan Mila terkesiap, pria ini memerotes, "jadi selama ini kamu memiliki hubungan khusus dengan Tania? Tapi mengapa kamu tidak pernah mengatakannya pada papa?"

 

"Selama ini kita menjalani hubungan diam-diam karena propesional kerja, rasanya akan kurang pantas jika hubungan kami di dengar semua karyawan apalagi kami dekat setiap saat, bagaimana penilaian mereka nanti," jelas santai Abimana yang akhirnya membongkar hubungannya dengan Tania.

 

"Sejak kapan?" tanya Mila, "mama merasa tersinggung karena selama ini kamu selalu terbuka," ungkapnya.

 

"Abi minta maaf ma, pa, bukan maksud Abi menyimpan hal penting ini, tapi Abi melakukannya demi mama dan papa juga," jelas Abimana dengan sejujurnya.

 

Wira mengulang pertanyaan Mila, "Sejak kapan kalian memiliki hubungan?"

 

"Kurang lebih sudah satu tahun, kalau tidak salah tanggal lima belas bulan ini."

 

Wira menghembus udara bingung, "Lalu bagaimana cara papa menjelaskan ini pada neneknya Nadia."

 

"Papa katakan saja yang sejujurnya mengapa harus bingung dengan hal seperti ini," usulan enteng Abimana, "lagipula papa sudah bersedia membiaya kuliahnya Naila serta menanggung hidupnya, Abi rasa itu sudah cukup untuk membalas budi."

 

"Entahlah, Abraham pernah meminta papa menikahkan anak-anak kami, papa merasa menyesal dengan keadaan ini." Wira memegangi keningnya, Abraham sudah sangat baik, tapi dirinya tidak mampu memberikan balasan yang layak.

 

Mila mengusap punggung suaminya. "Lebih baik papa istirahat dulu, mungkin nanti papa akan mendapat jalan keluarnya."

 

Jadi, kini Abimana hanya sendiri di ruang tamu. "Jangan sampai Tania tahu jika papa punya hutang balas budi menikahkan saya dengan Naila."

 

Esoknya, Abimana dan Tania kembali bertemu di perusahaan. Gedung ini belum sepenuhnya milik Abimana karena pejabat tertinggi di sini tetaplah Wira.

 

Namun, suatu hari nanti gedung pencakar langit yang sedang berkembang pesat ini akan berada dalam genggaman Abimana setelah dirinya mampu. "Malam ini kita akan dinner," ucap sayang si pria.

 

"Tumben," kekeh Tania kala keduanya sedang berdua di dalam ruangan milik Abimana. Dalam pelukan wanita ini terdapat beberapa kertas penting yang baru saja selesai ditandatangani sang CEO. Jadi, Tania tetap berdiri di hadapan Abimana yang tetap duduk di posisinya.

 

"Ingin saja, lagipula tinggal beberapa hari lagi hari jadi kita kan," kekeh Abimana yang tetap propesional.

 

"Iya, lima hari lagi. Kamu masih ingat tanggalnya, kan?" Tania memeriksa ingatan Abimana tentang salah satu hari penting bagi mereka.

 

"Tentu saja, tanggal lima belas, saya akan selalu ingat," kekeh kegelian Abimana yang sempat melupakan hari itu.

 

"Jangan sekali-kali melupakannya," goda Tania dengan sikap manis. Hanya sebatas itu obrolan romantis mereka karena keduanya menjunjung tinggi propesional kerja.

 

Tania baru saja keluar dari ruangan Abimana, sedangkan Wira baru saja akan masuk. Wanita ini menyapa pemilik gedung seperti biasanya, sopan santun dan ramah tamah adalah hal utama baginya.

 

Wira menatap punggung Tania yang mulai menjauh. "Tania memang pintar dan pekerja keras, cantik dan sopan, usianya juga pas untuk menikah, Tania memang cocok dijadikan menantu, tapi ... bagaimana dengan Nadia?" Isi kepala Wira masih berkecimpung tentang balas budinya. Pria ini mengetuk pintu perlahan.

 

"Masuk," ucap berwibawa Abimana yang sedang sibuk dengan laptop di hadapan.

 

Wira segera masuk ke dalam ruangan putranya. "Bagaimana pekerjaanmu hari ini?"

 

"Lancar-lancar saja, pa. Ada apa? Tumben papa ke ruangan Abi, biasanya setiap ada perlu papa yang akan memanggil Abi," kekehnya.

 

"Ingin saja, memangnya aneh kalau papa datang kesini," kekeh santai Wira.

 

"Tidak sih." Abimana meninggalkan pekerjaannya demi sang ayah. Pria ini duduk di seberang sofa yang Wira duduki.

 

"Sore ini papa akan mengunjungi kediaman Nadia, papa akan menepati janji kemarin."

 

"Baiklah, Abi sangat mendukung," senang pria ini atas keputusan terbaik ayahnya.

 

"Tapi papa masih kebingungan tentang pernikahan kalian."

 

"Papa tinggal bilang kalau ternyata Abimana memiliki seorang kekasih dan papa baru tahu. Sudah, begitu saja, pasti Nadia dan neneknya mengerti.

 

"TIdak sesimple itu," sahut Wira.

 

Abimana mulai bertanya serius, "Memangnya antara Tania dan Nadia, papa lebih suka yang mana?"

 

"Papa tidak bisa memilih karena keduanya cocok untuk kamu."

 

"Dari segi mana papa melihat kecocokan itu, apa fisik?"

 

"Keduanya perempuan," jawab singkat Wira.

 

"Pa, mencari calon istri bukan hanya sekedar karena dia perempuan, tapi ada persyaratan tersendiri, tidak mungkin papa tidak mengerti."

 

"Iya sudah, terserah kamu saja, papa tidak akan melarang kamu dengan siapapun. Papa akan mencoba menjelaskannya pada Nadia serta neneknya."

 

"Iya, katakan saja tentang Tania."

 

Di sisi lain, Nadia sedang mengungkapkan keresahannya, "Nek, andai Nadia menikah dengan Abimana, sepertinya pernikahan itu tidak akan membawa kebahagiaan." Gadis ini sangat mengingat sikap dingin Abimana kemarin.

 

"Jangan mengatakan hal buruk, semua orang selalu bahagia atas pernikahannya."

 

"Tapi nek, Abimana ...." Nadia ingin mengungkapkan percakapan dirinya dan Abimana kemarin, tapi terlalu takut akan menyakiti sang nenek.

 

"Tadi Pak Wira menelepon, katanya akan datang sore ini. Kita tunggu saja kabar baik darinya." Saraswati menyimpan banyak harapan pada Wira dan Abimana, tetapi dia belum tahu jika harapannya akan dipatahkan.

 

Bersambung ....

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Suami Dingin Pilihan Ayah   Ending

    Kafka adalah keponakan pejabat tersebut, pria hebat ini mengajak keponakan membanggakannya karena prestasi gemilangnya di gedung perusahaan milik saudaranya yaitu ayahnya Kafka. Abimana geram mengetahui kenyataan ini bukan karena merasa tersaingi hanya saja di rapat penting ini dirinya harus berjabat tangan dengan Kafka seiring menatap wajahnya terus-menerus."Senang berkerjasama dengan anda." Kalimat Kafka yang salah satunya disampaikan pada Abimana setelah mengucapkannya pada Wira."Begitupun kami." Abimana tetap bersikap propesional walau keadaan hatinya meledak-ledak. Seusai rapat, pria ini berkata pada ayahnya, "Kafka adalah ayah si bayi, tapi Abi yang direpotkan Tania!""Jadi tadi kamu terlambat karena Tania!" kekesalan Wira segera hadir saat mendengarnya."Iya pa, Tania meminta diantar memeriksakan bayinya. Abi turuti saja supaya Tania menjaga bayinya hingga Abi bisa membuktikan pada semua orang.""Wanita ular!" desis geram Wira yang tidak ingin berkata apapun lagi tentang Tani

  • Suami Dingin Pilihan Ayah   Istri dan Anak Kamu Sangat Merepotkan!

    Nadia dibuat tidak setuju dengan ungkapan yang terdengar frontal itu. "Bayi itu tidak berdosa, Tania yang banyak membuang waktu kamu, bukan bayinya."Abimana mengerjap kecil, kemudian menarik senyuman bangga pada makhluk cantik di hadapannya. "Semakin hari kamu semakin dewasa. Bukan hanya pertambahan usia, tapi pola pikir kamu juga walau ... masih banyak sikap kekanakan." Senyuman lebarnya di akhir."Kamu memuji atau menghina sih? Kalimat kamu sering membuat saya bimbang tahu tidak sih!" Nadia membaringkan tubuhnya dengan malas."Bicara kamu seperti dalam sinetron!" ejek kecil Abimana.***Pagi ini Abimana menemani Tania memeriksakan kandungannya karena ini salah satu cara supaya Tania tetap memibiarkan bayinya sehat dan yang paling penting tetap hidup. Degupan jantung si bayi sangat kencang hingga membuat senyuman manis sekaligus haru ditarik oleh Tania walaupun Abimana tetap bersikap datar. Andai tersenyum pun hanya bagian dari pormalitas saja."Bayinya sangat sehat, perkembangannya

  • Suami Dingin Pilihan Ayah   Bayi itu Membuang Waktu Saya

    Tidak berapa lama, tepatnya kala Nadia dan Amira sedang asik di salah satu kolam, tiba-tiba saja airnya surut perlahan bahkan semua orang yang berada di sana ikut terheran-heran. "Kok air di sini surut?""Entah, yang lain tidak kok!" Amira melukis wajah heran sama seperti Nadia.Esther berkata santai nan santun, "Maaf nyonya, tapi ini atas perintah Tuan Abimana. Jadi, jika anda berpindah kolam maka kolam itu juga akan dibuat surut.""Apa. Dasar Abi!""Tuan Abi bilang Anda harus segera pulang," tambah Esther masih dengan santun."Abi ...!" teriak Nadia hingga memekak ruang dengar Esther, tetapi justru Amira terkekeh kegelian."Sabar ya ...," goda Amira. Maka, walau sangat keberatan Nadia dipaksa pulang oleh keadaan. Jika tidak begitu maka pengunjung lain akan ikut terganggu."Kok bisa sih Abi memerintahkan seseorang untuk membuat kolamnya surut. Seperti punya dia saja!"Esther memberikan penjelasan secera terperinci, "Tuan Abimana mengenal pemilik kolam ini. Jadi mungkin mudah bagi Tua

  • Suami Dingin Pilihan Ayah   Kesedihan Naila

    Hari sudah berganti, Tania menemui suster yang sudah mendapatkan uangnya. "Bagus kamu masih di sini. Saya kira kamu akan kabur!""Tidak akan nyonya. Ada apa menemui saya?""Saya cuma mau mengingatkan. Jika sekitar tiga bulan lagi saya akan melahirkan."Wanita berpakaian medis ini menampakan senyuman. "Selamat ya nyonya, jagalah kandungan anda dengan baik." Namun, kalimatnya ini tidak digubris oleh Tania."Jangan lupakan tugas kamu setelah bayi ini lahir!"Wanita ini mengangguk kecil. "Saya sangat mengingatnya, nyonya tenang saja." Kalimatnya ini membuat Tania merasa puas, jadi wanita cantik ini segera berlalu. Di lorong, Tania berpapasan dengan Naila yang hendak melakukan pengecekan rutin. Naila tidak pernah melewatkan pemeriksaan tubuhnya.Sejenak, Tania memerhatikan karena wanita yang sedang terbatuk di atas kursi roda memiliki wajah yang mirip dengan Nadia. "Saya harap suatu saat nanti Nadia yang mengalami kondisi seperti wanita itu. Jadi kalau Nadia penyakitan, Abi tidak akan mau

  • Suami Dingin Pilihan Ayah   Naila Sangat Aneh

    Abimana tiba di sebuah rumah cukup mewah, tetapi sangat sepi, hanya terdapat seorang satpam yang asik memainkan handphone. "Permisi pak, apa benar ini kediaman Nyonya Naila?" Abimana hanya memunculkan wajahnya tanpa keluar dari mobil.Segera, satpam meletakan handphonenya. "Benar tuan. Jika boleh tahu anda siapa dan ada keperluan apa menemui Nyonya Naila?""Saya salah satu kerabat jauhnya.""Akan saya sampaikan. Atas nama siapa?""Abimana-suaminya Nadia." Sengaja perkenalan seperti ini disebutkan karena mungkin keberadaannya akan sangat mudah diterima. Satpam segera menghubungkan panggilan."Tolong katakan pada nyonya, ada seorang pria yang ingin menemuinya. Bernama Abimana suaminya Nadia." Satpam bergeming sesaat kemudian menyimpan gagang telepon di atas meja. "Tunggu sebentar," ucapnya pada Abimana."Iya." Abimana dapat menilai dengan akurat jika memang tidak sembarang manusia bisa menemui Naila bahkan hanya sekedar masuk ke dalam halamannya.Tidak selang berapa lama satpam kembali

  • Suami Dingin Pilihan Ayah   Naila Menderita Hiv

    Setibanya di rumah, Nadia segera mendapatkan pelukan hangat nan khawatir dari Mila dan Saraswati. Walau Wira dan Abimana tidak mengatakan apapun, tetapi kedua wanita ini mengetahui kabar insiden yang terjadi lewat media layar kaca yang menayangkan secara langsung. "Nadia tidak apa-apa?" Kecemasan wanita tua ini melebihi siapapun."Nadia tidak apa-apa nek ..., tadi Nadia menyelamatkan diri sama Amira walau sempat terpisah." Genggaman tangan Nadia dan Amira saling bertautan."Syukurlah kalian baik-baik saja," ucap Mila.Amira berkata, "Tante, tapi Ami tidak akan lama-lama di sini karena papa mau jemput.""Iya sudah ..., pasti orangtua Ami sangat khawatir. Tapi sekarang minum dulu saja ya, istirahat dulu." Mila menjamu kawan menantunya dengan sayang sama halnya pada Nadia. Tidak berapa lama ayahnya Amira datang. Pria ini berbasa-basi sebentar karena Wira merupakan kawan bisnisnya dan ini pertama kalinya pria ini bertemu dengan anggota keluarga Wira yang lain selain Abimana yang sudah dik

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status