Home / Romansa / Suami Dingin Pilihan Ayah / Kabar yang Dibawa Wira

Share

Kabar yang Dibawa Wira

last update Last Updated: 2022-09-19 13:55:46

Wira menepati janjinya, pria ini mendatangi kediaman Saraswati dan Nadia, wanita tua ini menyahut hangat nan ramah. "Silakan duduk, maaf hanya ini jamuan yang bisa saya berikan."

 

"Tidak apa, jangan repot-repot, saya tidak akan lama," kekeh Wira, "di mana Nadia?"

 

"Baru saja keluar, bermain bersama teman-temannya."

 

"Iya sudah, biarkan saja Nadia bermain. Gadis seusia Nadia memang masih aktif bermain," kekeh Wira, "jadi kedatangan saya kesini karena ingin menepati janji saya kemarin, saya akan membiayai sekolah Nadia sampai lulus termasuk membiayai hidup Nadia dan neneknya," kekeh Wira lagi. Pembahasan ini serius, tapi dibuat santai olehnya.

 

"Syukurlah ..., pasti Nadia sangat senang bisa kembali kuliah." Bahagia Saraswati, "Nak Abi tidak ikut?"

 

Wira berdeham kecil bersama penyesalan. "Abi tidak bisa datang." Wira menjeda sesaat, "sebenarnya saya juga ingin membahas tentang pernikahan Abi dan Nadia."

 

Saraswati semakin dibuat bahagia mendengarnya. "Jadi kapan pernikahan itu terjadi, apakah sebelum Nadia lulus atau sesudah?"

 

Wira mendesah pelan, "Saya rasa ... tidak dua-duanya karena ternyata Abi sudah memiliki kekasih. Saya mohon maaf karena tidak bisa mengabulkan permintaan trakhir Abraham sekaligus tidak bisa membalas budi baiknya."

 

Saraswati kecewa, tapi dirinya juga tidak bisa memaksakan kehendak. "Memang salah satu syarat pernikahan adalah kedua calom mempelai bersedia ke atas pelaminan, jika salah satunya atau bahkan keduanya tidak siap, saya rasa memang tidak perlu dipaksakan."

 

"Sekali lagi saya mohon maaf, tapi saya masih berharap Abi akan berubah pikiran.

 

"Saya menyerahkan semuanya pada takdir," ucap Saraswati yang berharap takdir akan merunah haluan Abimana.

 

Percakapan ini tidak lama karena Wira bergegas menuju kampus tempat Nadia mengenyam pendidikan, tentu saja Nadia ada bersamanya. Sekarang semua biaya sudah ditangani oleh Wira. Maka, besok Nadia hanya tinggal menjalani propesinya sebagai pelajar.

 

Wira tidak menceritakan tentang keputusan Abimana, pria ini membiarkan Saraswati yang mengatakannya pada Nadia, jadi sepanjang bersamanya gadis ini tidak mendengar nama Abimana.

 

***

 

Abimana sedang bersiap-siap dinner dengan Tania, waktu menunjukan pukul tujuh malam kala pria ini keluar kamarnya dengan gaya rapih, tapi tetap santai.

 

Mila segera merasa heran, "Tumben sudah rapih, mau kemana? Biasanya kalau sudah bekerja kamu di rumah, paling keluar juga hanya di halaman."

 

"Abi mau keluar sama Tania." Senyuman dipasang.

 

"Apa kamu yakin pada wanita itu?" Selidik Mila karena putranya sampai menolak Nadia.

 

"Maksud mama apa ...," goda Abimana pada ibunya, "mama tenang saja, Tania adalah wanita yang baik dan cocok dijadikan istri."

 

"Iya sudah, hati-hati di jalan."

 

Sepeninggalan Abimana, Mila bertanya-tanya pada Wira, "Tadi bagaimana kata Nadia dan neneknya?"

 

"Tidak apa-apa, hanya saja papa tetap merasa menyesal karena tidak bisa membalas budi baik Abraham."

 

"Iya sudahlah pa, lagipula kita tidak akan bisa memaksa Abimana dengan Nadia karena putra kita sudah memiliki pilihan."

 

Satu jam kemudian, Abimana dan Tania sudah duduk berhadapan di sebuah restoran bergaya eropa. "Kapan kamu akan mengenalkan saya secara resmi pada orangtua kamu?" tanya Tania. Malam ini dress indah membalut tubuh semampainya, heels dengan tinggi lima senti sudah menghiasi kaki jenjangnya.

 

"Tunggu waktu ya sayang, mama dan papa baru saja mengetahui hubungan kita, rasanya terlalu mendadak kalau tiba-tiba saya membawa kamu ke rumah."

 

"Jadi, mama dan papa kamu sudah tahu tentang kita, sejak kapan?" Tania dibuat sedikit kaget karena dirinya akan sangat malu saat bertemu Wira di perusahaan.

 

"Kemarin, bahkan saat kamu bekerja, papa sudah tahu," kekeh Abimana.

 

"Abi ... kok tidak bilang, ish!" protes kecil Tania.

 

Abimana tertawa kegelian melihat reaksi Tania. "Tidak apa, papa tidak keberatan kok sama hubungan kita."

 

Kalimat Abimana membuat Tania merasa lega. "Syukurlah, tapi ... saya akan malu saat bertemu papa kamu," keluhnya.

 

"Tidak perlu canggung, biasa saja, pakai propesional kerja," ucap Abimana dengan wajah teduh.

 

"Iya ...." Tania dibuat luluh oleh wajah teduh Abimana serta tatapan menggodanya.

 

Sementara, Nadia sedang memersipkan untuk kuliah besok, gadis ini sedang mengemasi buku dan alat kuliah lainnya. Saraswati menghampiri. "Besok kuliah pukul berapa?"

 

"Pagi-pagi nek, jam sembilan sudah mulai," riang Nadia.

 

"Kamu belajar yang tekun, agar nanti punya pekerjaan bagus dan penghasilan menjanjikan," nasihat Saraswati sebagai langkah awal hidup sejahtera karena wanita ini ingin melihat Nadia hidup bahagia seperti sediakala.

 

Nadia bergeming sesaat. "Nek, bagaimana pernikahan Nadia sama Abi? Jujur saja Nadia belum siap menikah ...," keluhnya.

 

"Tidak apa kalau kamu belum siap, lagipula Abimana belum memberikan kepastian apapun, maka dari itu lebih baik kamu belajar saja yang tekun." Saraswati tidak sampai hati jika harus mengatakan pembatalan pernikahan karena harapannya masih besar pada Abimana.

 

"Syukurlah, Nadia kira pernikahan itu akan diadakan secepatnya, Nadia masih ingin menggapai cita-cita," ungkapnya.

 

"Iya, gapailah cita-cita Nadia." Senyuman sayang Saraswati terpatri untuk Nadia. Dirinya memang sudah merasa lega karena sang cuuc bisa mengenyam pendidikan sampai akhir, tapi usianya kini tetap menjadi beban pikiran tersendiri.

 

Semoga sebelum saya tiada, Nadia sudah mendapatkan pendamping hidup. Doa Saraswati yang diucapkan berulang kali setiap harinya.

 

Bersambung ....

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Suami Dingin Pilihan Ayah   Ending

    Kafka adalah keponakan pejabat tersebut, pria hebat ini mengajak keponakan membanggakannya karena prestasi gemilangnya di gedung perusahaan milik saudaranya yaitu ayahnya Kafka. Abimana geram mengetahui kenyataan ini bukan karena merasa tersaingi hanya saja di rapat penting ini dirinya harus berjabat tangan dengan Kafka seiring menatap wajahnya terus-menerus."Senang berkerjasama dengan anda." Kalimat Kafka yang salah satunya disampaikan pada Abimana setelah mengucapkannya pada Wira."Begitupun kami." Abimana tetap bersikap propesional walau keadaan hatinya meledak-ledak. Seusai rapat, pria ini berkata pada ayahnya, "Kafka adalah ayah si bayi, tapi Abi yang direpotkan Tania!""Jadi tadi kamu terlambat karena Tania!" kekesalan Wira segera hadir saat mendengarnya."Iya pa, Tania meminta diantar memeriksakan bayinya. Abi turuti saja supaya Tania menjaga bayinya hingga Abi bisa membuktikan pada semua orang.""Wanita ular!" desis geram Wira yang tidak ingin berkata apapun lagi tentang Tani

  • Suami Dingin Pilihan Ayah   Istri dan Anak Kamu Sangat Merepotkan!

    Nadia dibuat tidak setuju dengan ungkapan yang terdengar frontal itu. "Bayi itu tidak berdosa, Tania yang banyak membuang waktu kamu, bukan bayinya."Abimana mengerjap kecil, kemudian menarik senyuman bangga pada makhluk cantik di hadapannya. "Semakin hari kamu semakin dewasa. Bukan hanya pertambahan usia, tapi pola pikir kamu juga walau ... masih banyak sikap kekanakan." Senyuman lebarnya di akhir."Kamu memuji atau menghina sih? Kalimat kamu sering membuat saya bimbang tahu tidak sih!" Nadia membaringkan tubuhnya dengan malas."Bicara kamu seperti dalam sinetron!" ejek kecil Abimana.***Pagi ini Abimana menemani Tania memeriksakan kandungannya karena ini salah satu cara supaya Tania tetap memibiarkan bayinya sehat dan yang paling penting tetap hidup. Degupan jantung si bayi sangat kencang hingga membuat senyuman manis sekaligus haru ditarik oleh Tania walaupun Abimana tetap bersikap datar. Andai tersenyum pun hanya bagian dari pormalitas saja."Bayinya sangat sehat, perkembangannya

  • Suami Dingin Pilihan Ayah   Bayi itu Membuang Waktu Saya

    Tidak berapa lama, tepatnya kala Nadia dan Amira sedang asik di salah satu kolam, tiba-tiba saja airnya surut perlahan bahkan semua orang yang berada di sana ikut terheran-heran. "Kok air di sini surut?""Entah, yang lain tidak kok!" Amira melukis wajah heran sama seperti Nadia.Esther berkata santai nan santun, "Maaf nyonya, tapi ini atas perintah Tuan Abimana. Jadi, jika anda berpindah kolam maka kolam itu juga akan dibuat surut.""Apa. Dasar Abi!""Tuan Abi bilang Anda harus segera pulang," tambah Esther masih dengan santun."Abi ...!" teriak Nadia hingga memekak ruang dengar Esther, tetapi justru Amira terkekeh kegelian."Sabar ya ...," goda Amira. Maka, walau sangat keberatan Nadia dipaksa pulang oleh keadaan. Jika tidak begitu maka pengunjung lain akan ikut terganggu."Kok bisa sih Abi memerintahkan seseorang untuk membuat kolamnya surut. Seperti punya dia saja!"Esther memberikan penjelasan secera terperinci, "Tuan Abimana mengenal pemilik kolam ini. Jadi mungkin mudah bagi Tua

  • Suami Dingin Pilihan Ayah   Kesedihan Naila

    Hari sudah berganti, Tania menemui suster yang sudah mendapatkan uangnya. "Bagus kamu masih di sini. Saya kira kamu akan kabur!""Tidak akan nyonya. Ada apa menemui saya?""Saya cuma mau mengingatkan. Jika sekitar tiga bulan lagi saya akan melahirkan."Wanita berpakaian medis ini menampakan senyuman. "Selamat ya nyonya, jagalah kandungan anda dengan baik." Namun, kalimatnya ini tidak digubris oleh Tania."Jangan lupakan tugas kamu setelah bayi ini lahir!"Wanita ini mengangguk kecil. "Saya sangat mengingatnya, nyonya tenang saja." Kalimatnya ini membuat Tania merasa puas, jadi wanita cantik ini segera berlalu. Di lorong, Tania berpapasan dengan Naila yang hendak melakukan pengecekan rutin. Naila tidak pernah melewatkan pemeriksaan tubuhnya.Sejenak, Tania memerhatikan karena wanita yang sedang terbatuk di atas kursi roda memiliki wajah yang mirip dengan Nadia. "Saya harap suatu saat nanti Nadia yang mengalami kondisi seperti wanita itu. Jadi kalau Nadia penyakitan, Abi tidak akan mau

  • Suami Dingin Pilihan Ayah   Naila Sangat Aneh

    Abimana tiba di sebuah rumah cukup mewah, tetapi sangat sepi, hanya terdapat seorang satpam yang asik memainkan handphone. "Permisi pak, apa benar ini kediaman Nyonya Naila?" Abimana hanya memunculkan wajahnya tanpa keluar dari mobil.Segera, satpam meletakan handphonenya. "Benar tuan. Jika boleh tahu anda siapa dan ada keperluan apa menemui Nyonya Naila?""Saya salah satu kerabat jauhnya.""Akan saya sampaikan. Atas nama siapa?""Abimana-suaminya Nadia." Sengaja perkenalan seperti ini disebutkan karena mungkin keberadaannya akan sangat mudah diterima. Satpam segera menghubungkan panggilan."Tolong katakan pada nyonya, ada seorang pria yang ingin menemuinya. Bernama Abimana suaminya Nadia." Satpam bergeming sesaat kemudian menyimpan gagang telepon di atas meja. "Tunggu sebentar," ucapnya pada Abimana."Iya." Abimana dapat menilai dengan akurat jika memang tidak sembarang manusia bisa menemui Naila bahkan hanya sekedar masuk ke dalam halamannya.Tidak selang berapa lama satpam kembali

  • Suami Dingin Pilihan Ayah   Naila Menderita Hiv

    Setibanya di rumah, Nadia segera mendapatkan pelukan hangat nan khawatir dari Mila dan Saraswati. Walau Wira dan Abimana tidak mengatakan apapun, tetapi kedua wanita ini mengetahui kabar insiden yang terjadi lewat media layar kaca yang menayangkan secara langsung. "Nadia tidak apa-apa?" Kecemasan wanita tua ini melebihi siapapun."Nadia tidak apa-apa nek ..., tadi Nadia menyelamatkan diri sama Amira walau sempat terpisah." Genggaman tangan Nadia dan Amira saling bertautan."Syukurlah kalian baik-baik saja," ucap Mila.Amira berkata, "Tante, tapi Ami tidak akan lama-lama di sini karena papa mau jemput.""Iya sudah ..., pasti orangtua Ami sangat khawatir. Tapi sekarang minum dulu saja ya, istirahat dulu." Mila menjamu kawan menantunya dengan sayang sama halnya pada Nadia. Tidak berapa lama ayahnya Amira datang. Pria ini berbasa-basi sebentar karena Wira merupakan kawan bisnisnya dan ini pertama kalinya pria ini bertemu dengan anggota keluarga Wira yang lain selain Abimana yang sudah dik

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status