Jelang petang di Denmark, Edward mengajak Meirasty keluar hotel untuk mencari restoran di Kopenhagen yang menarik. "Sepertinya cobain Bofsandwich besok siang aja ya, Kakak Sayang," ujar Meirasty menyebutkan burger siram saus cokelat yang terkenal di Denmark.Edward yang memerhatikan pemandangan jalanan dari balik kaca jendelanya pun menoleh kepada istrinya. Dia menanggapi dengan anggukan. "Boleh, besok siang kuantar kamu ke gerai penjual Bofsandwich yang terkenal. Sekarang kita fine dinning ala Denmark aja dulu ya," balas Edward sambil meremas pelan tangan istrinya.Mereka berdua pun turun di depan pintu masuk restoran mewah berarsitektur gaya Barok. Pahatan relief di tembok dan patung dewa dewi Yunani menghiasi dinding sekeliling restoran itu. Seorang waitress berambut pirang yang diikat model ekor kuda menyambut kedatangan Edward dan Meirasty lalu mengantarkan mereka berdua ke meja yang masih kosong. Rupanya banyak yang ingin makan malam di restoran yang dikunjungi Edward dan Meir
Birahi suaminya yang di atas normal membuat Meirasty merasa tubuhnya serasa lemas dan luluh lantak. Memang Edward sangat ahli dalam hal memuaskan dan melakukan sentuhan intim dengan kelembutan. Namun, empat kali semalam cukup membuat Meirasty terkapar hingga nyaris ngesot meninggalkan ranjang mereka di pagi hari saat kandung kemihnya penuh.Saat ia bergerak akan bangkit dari ranjang, lengan kekar Edward meraih pinggangnya hingga Meirasty jatuh terlentang di atas kasur kembali. Dia pun memprotes suaminya karena sudah nyaris terkencing-kencing, "Kak Edu, lepasin! Mey udah mau ngompol kalau nggak dibolehin ke kamar mandi."Edward membuka matanya yang masih terasa berat kelopaknya dan terkekeh. "Oke, cepetan balik lagi ya! Aku masih pengin dikelonin sama kamu, Mey," selorohnya."Ya ampun ... dasar bayi gede!" tukas Meirasty sembari terkikik kabur ke kamar mandi usai lengan kekar itu beranjak dari tubuhnya yang ramping.Dia pun teringat untuk melakukan test kehamilan mandiri dengan alat ya
Ketika Mario terbangun, matahari telah tinggi di langit. Tubuhnya rasanya masih lemas, tetapi ia tahu bahwa dengan guyuran air dingin shower sel tubuhnya akan terbangun sempurna. Inez sepertinya sudah berangkat ke kantornya, jadi Mario berencana untuk bersiap-siap berangkat juga ke kantor perusahaan jasa kebugaran tubuh miliknya yaitu Top Adonis. Selama ini Max, yang mewakilinya mengurus perusahaan itu. Biasanya bila ada waktu luang dari kesibukannya memang Mario mampir ke kantor.Usai berpakaian kemeja biru lengan panjang tanpa dasi dan celana panjang kain rapi, Mario mengambil ponselnya yang ia letakkan di nakas samping tempat tidur. Sebuah pesan dari nomor Anna Bianca Blanche yang menarik perhatian Mario, perasaannya tak enak.'Datanglah ke NY dan hapus satu foto spesial kita ini sendiri.' Sebuah pesan singkat disertai foto yang membuat Mario geram. Dugaannya benar, foto yang ia hapus di ponsel Anna Bianca Blanche telah disalin di media lain dan buruknya ia tak tahu masih ada bera
"Tris—aku nggak bisa. Kamu sudah janji bahwa one night stand yang lalu adalah yang pertama dan yang terakhir bukan?" tegas Inez. Ia tak ingin membiarkan Tristan terus berharap sesuatu yang tidak benar darinya.Sebuah helaan napas dalam mengawali jawaban Tristan. Dia melarikan jemari tangannya membelai pipi Inez yang halus. "Pertama dan terakhir itu sesuatu yang kini kusesali, Nez. Kita begitu cocok, gairah itu nyata ... kau yang tak mengakuinya!" "Aku ini bini orang, Tris! Kamu mau kumpul kebo atau mau jadi pebinor? Dua-duanya sama-sama buruk, aku nggak mau kamu jadi pria yang terjerumus dalam lembah dosa. Apa kamu mengerti yang kupikirkan?" tegur Inez berusaha membawa logika pria muda itu kembali ke dalam otaknya.Dengan perasaan kesal Tristan bangkit dari sofa lalu memasukkan tangannya ke saku celananya. Dia melangkah mendekati kaca dinding ruang CEO yang menampakkan pemandangan lautan gedung pencakar langit di kota metropolitan itu.Sedangkan, Inez menggigit bibir bawahnya bimbang
Setelah menghabiskan 3 hari di Denmark dengan mengunjungi beberapa tempat wisata yang menarik seperti museum, glyptotek, dan istana Denmark. Pasangan suami istri itu menyeberangi perbatasan Denmark dengan Swedia melalui Jembatan Oresund. Swedia sendiri adalah negara nordik Eropa yang tenang yang dikelilingi oleh perairan. Ada beberapa tempat di Swedia yang ketika malam tiba dapat orang dapat melihat fenomena alam Aurora Borealis berupa cahaya terang menyerupai selendang berwarna hijau, ungu, merah di langit luas.Kali ini Edward ingin mengajak Meirasty melihat Aurora Borealis berdua saja di Swedia. Mereka menginap di Hotel Nobis. Hotel bintang 5 ini menempati 2 bangunan abad ke-19 yang bergaya di Alun-Alun Norrmalmstorg, di tengah-tengah distrik perbelanjaan utama Stockholm. Kamar yang dipilih oleh Edward bertipe Deluxe King yang paling luas tipenya dan tertata dengan mewah. Dia selalu memilih hal yang terbaik dalam setiap perjalanan."Wow, pemandangan kota Stockholm terlihat jelas d
Hari yang ditakutkan oleh Mario pun tiba, bersama managernya dan kepala pengawalnya ia terbang ke Bali dengan pesawat siang. Terpaksa ia membooking kamar bersebelahan dengan kamar yang akan ditempati oleh Anna Bianca Blanche di Melia Resort. Rasanya pikirannya tak tenang dengan persoalan yang tak kunjung selesai ini. Ada terlalu banyak risiko dari dilema yang ia hadapi. Mario pun banyak berdiam diri selama penerbangan singkat Jakarta-Denpasar hingga sedikit membuat Justin kuatir dengan kondisi mental anak asuhnya itu."Mas Mario, jangan dibuat stres ... kita coba selesaikan baik-baik sama seleb itu. Kalau memang nggak ada itikad baik dari dia, terpaksa kita hadapi saja skandalnya," ujar Justin menepuk-nepuk lengan Mario.Mario pun menghela napas sembari mengangguk-anggukkan kepalanya. Dia lalu menanggapi, "Aku sudah nggak bisa percaya omongan Anna, dia menggunakan foto itu untuk mengancamku terus menerus. Yang dia inginkan hanyalah seks saja. Menurutmu—apa aku harus melayaninya, Just
Pakaian Anna Bianca dan celana boxer Mario telah teronggok di kaki ranjang dalam kondisi kusut. Lenguhan panjang sarat birahi terdengar menggema di dalam kamar hotel bertipe deluxe jelang sore itu."Marioo ... oohh!" Anna memejamkan sepasang mata indahnya, ia pasrah terbaring lemas ketika tubuhnya dinikmati oleh pria yang selalu menghiasi mimpi-mimpi liarnya. Seolah impiannya menjadi nyata saat ini, raganya terasa melayang-layang dalam kenikmatan di langit ketujuh. Cairan cinta Anna meleleh melewati pangkal paha dalamnya. Namun, sang pejantan tangguh masih terus menyerangnya tiada ampun.Pikiran Mario sudah dikuasai oleh kabut gairah hingga ia lupa segalanya. Ini kali ketiga dia meleburkan raganya bersama wanita asal New York itu. Aroma tubuh Anna Bianca manis seperti vanilla dan cinnamon menyerupai kue yang baru saja matang dari oven. Hal itu membuatnya lapar ingin melahapnya.Bibir Anna mengisap bibir tebal sexy pria itu lalu ia pun menelusupkan lidahnya menggoda lidah Mario dan me
Pukul 21.00 WITA ponsel Mario di nakas berbunyi, sebuah panggilan masuk dari Inez tertera di layar ponsel itu. Tangan kanan Mario terulur meraih benda pipih berisik itu dengan mata terpejam. Kelopak matanya sulit membuka karena kelelahan bercinta sepanjang sore tadi hingga ia melewatkan makan malam. Wanita tanpa busana itu bergelung nyaman di bawah ketiak Mario. Kedua tangannya serta kaki kirinya melilit tubuh kekar Mario. Dia terbangun karena bunyi berisik dering telepon, tetapi ia tak berbicara sepatah kata pun dan hanya mendengarkan pembicaraan pria itu."Halo, Nez. Hmm ... maaf, Mas kecapekan terus tidur tadi sore—ohh, baguslah. Reyvan sehat 'kan? Besok pagi kutelepon lagi ya, ini mau pergi cari makan malam. Oke, bye!" Mario mengakhiri perbincangan singkatnya dengan Inez lalu memeriksa apa ada pesan lain di inbox ponselnya. Ternyata ada sebuah pesan dari Justin yang menanyakan kenapa tidak kunjung menghubunginya sejak sore lalu berpamitan pergi ke Hardrock Cafe di Kuta, sedangka