Share

110. Ceritakan Padaku

Auteur: Harmony^-
last update Dernière mise à jour: 2023-09-16 23:00:55

“Nona Marsha.”

Salah satu anggota lelaki berjas hitam itu berjalan mendekat pada Marsha. Wanita itu menghadang jalan si pria agar tidak mendekati kedua adiknya.

Lelaki bersurai panjang itu berdiri tepat di jarak 3 langkah dari posisi Marsha berdiri.

“Tolong ikut dengan kami.”

Perkataan yang tegas dan singkat. Nada bicara yang tak kenal sopan santun dan wajah angkuh yang menjengkelkan. Marsha tidak senang penampilan dan sikap dari lelaki itu dari atas sampai bawah.

Tatapan permusuhan darinya terlihat sangat kental. Semua musuh yang ada di depannya pasti tahu jika Marsha menjadi kesal saat melihat wajah mereka.

“Kamu—“

“Marsha, siapa orang-orang yang menghalangi jalan ke rumahmu ini?!”

Marsha menatap ke arah pintu utama. Ia melihat Nada, kakak pertamanya, datang sambil menyeret tiga orang lelah seperti kantung sampah yang menjijikkan.

“Astaga, ternyata ada orang yang mengganggu pagi adikku yang m
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé
Commentaires (1)
goodnovel comment avatar
Iin Romita
Lagi lagi bersiteru
VOIR TOUS LES COMMENTAIRES

Latest chapter

  • Suami Kontrakku Ternyata Dewa Perang   176. Jatah?

    Marsha duduk bersandar di belakang kursi penumpang. Sementara Derren yang duduk di sampingnya hanya bisa menghela napas lelah beberapa kali sambil melihat penampilan dirinya yang kacau setelah di jambak istrinya sendiri sebagai ‘korban salah target’.“Rambutku pitak.” Gumam Derren melihat sebagian sisi rambutnya yang sedikit gundul.Sementara Marsha yang mendengarnya hanya memalingkan wajahnya, pura-pura tidak mendengarnya.“Aku harap seseorang bertanggung jawab. Bukannya malah memalingkan wajah dan tidak meminta maaf sama sekali. Bahkan bersikap acuh tak acuh.” Sindir Derren.Marsha masih diam. Dia tidak ingin mendengar dan memilih memejamkan mata.Lelaki itu diam. Dia menatap keluar jendela dengan tatapan sendu. Suasana canggung dan mencengkram itu membuat Marsha tidak nyaman. Dia segera membuka mata dan melirik apa yang di lakukan suaminya. Dia menemukan wajah sendu Derren dari pantulan kaca jendela mobil di

  • Suami Kontrakku Ternyata Dewa Perang   175. Sedikit Keributan

    Gama berdiri di depan kantornya dengan menggenggam papan nama miliknya dengan tatapan sendu.Di belakangnya, Agam, berdiri menunggunya dengan sabar sambil membawa sebuah kotak lumayan besar dalam pelukannya. “Anda tidak ingin pergi?” tanya Agam, membenarkan genggamannya pada kotak besar yang sedikit merosot karena kelebihan muatan. “Saya membawa benda yang cukup berat. Bisakah Anda menepi?” Mendengar itu, dengan wajah memelas Gama menepi dari depan pintu, bahkan membantu Agam membuka bilik pintu lebih lebar agar lelaki itu bisa masuk dengan mudah.“Marsha akan segera pindah ke kantor ini, kan? Kapan??” tanya Gama, lesu. Agam melirik sekilas ke arah Gama yang kembali berdiri menghalangi jalan di ambang pintu. “Entah. Mungkin dia akan segera sampai. Mungkin juga sore hari baru bisa mampir. Kenapa? Anda terlihat gelisah. Bukannya perjanjiannya berjalan lancar kemarin?” Agam menaikkan sebelah alisnya. “Jangan bilang Anda baru menyesalinya

  • Suami Kontrakku Ternyata Dewa Perang   174. Tawaran

    Marsha duduk bersantai di teras samping rumahnya dengan membaca beberapa dokumen sebelum akhirnya Derren datang membawa sebuah amplop dan memberikannya pada Marsha.“Sha, coba lihat apa yang aku dapatkan dari pelelangan yang aku hadiri hari ini.” Derren memberikan benda itu ke tangan istrinya.Marsha menaikkan sebelah alisnya sambil menerima benda itu. “Kamu itu orang sipil tapi terus-menerus datang ke tempat ilegal seperti itu. Apa tidak bahaya? Jika Tuan Bridam tahu, kamu akan mendapatkan masalah.”Derren hanya mengangkat acuh bahunya dan duduk di bangku yang berseberangan dengan Marsha, melihat istrinya membuka dokumen itu dan membulatkan matanya dengan sempurna.“Astaga.” Marsha menatap Derren dengan senyum kaku. “Bagaimana bisa kamu mendapat benda sebagus ini? Apakah ini untukku?”Derren mengangguk mantap. “Aku mendapatkannya dengan susah payah. Mengingat benda itu adalah barang berharga karena perusahaannya masuk ke dalam perusahaan raksasa ke-6 di dunia.”Marsha mengangguk-angg

  • Suami Kontrakku Ternyata Dewa Perang   173. Misi‐CEO Hardy

    Marsha menatap Lea dan Anna yang saling berseteru di depan ruangannya. Sementara dirinya dan Syam, hanya menatap sebagai penonton dari dalam ruangan. “Aku tidak tahu jika hubungan mereka akan seburuk itu,” gumam Syam. Marsha yang mendengar itu hanya tersenyum simpul. “Itu memang karakternya. Kalau sudah membenci seseorang, dia akan terus membencinya sampai akhir. Senior tidak ingat bagaimana Lea memperlakukan aku saat masih bersaing hati untuk Derren?” Syam hanya mengangguk-angguk. Lalu kembali melihat pemandangan menyenangkan di depannya. “Ah, tapi seru melihatnya bertengkar. Aku selalu suka itu. Baik denganmu atau dengan Ibu Tiri mudanya itu.” Syam senyum-senyum tidak jelas. Sementara Marsha yang sibuk memindai data yang masuk lewat emailnya. Baik dari RS Zahara atau Perusahaan Mi. Yang jelas, itu tidak berhenti sejak 2 jam yang lalu. “Perkerjaanmu pasti sangat banyak, kan?” celetuk Syam, seperti mengejek.

  • Suami Kontrakku Ternyata Dewa Perang   172. Sedih

    Berjalan melewati lorong-lorong rumah sakit yang di padati perawat dan pasien. Setelah sekian lama akhirnya Marsha bisa kembali bekerja. Pemandangan yang sama membuatnya jenuh. Tapi liburan dua hari kemarin telah membantunya melepas stres. “Selamat pagi, Prof.” Beberapa orang menyapa Marsha dengan ramah. Marsha hanya menunduk singkat menjawab salam itu sambil mengumbar senyum cantiknya. Saat hendak masuk ke dalam ruangan, ia bertemu Lea yang keluar dari dua ruangan yang ada di sebelah kantornya. Lea menatap Marsha dengan sinis. Tampaknya, mood wanita itu sedang tidak baik mengingat reaksinya yang berlebihan. “Padahal aku belum menyapa, tapi kamu sudah melempar tatapan seperti itu? Keterlaluan,” pekik Marsha, mendekati Lea. “Jangan bersikap baik di rumah sakit. Orang-orang Ayahku masih terus mengawasi ... bahkan ia menambah personelnya,” ucap Lea, mengeluh. Marsha menatap sekeliling. “Kalau di s

  • Suami Kontrakku Ternyata Dewa Perang   171. Masalah Pelik

    Marsha bangun cukup pagi setelah sekian kama tidak beraktivitas dan hanya rebahan sepanjang hari di rumah sakit. Kini ia bebas. Jadi Marsha akan memulai paginya dengan sesuatu yang baik—seperti membuat masakan untuk suami dan kedua adik iparnya yang cantik. Baru saja keluar dari kamarnya, Marsha sudah melihat kedua ajudan kepercayaannya tertidur pulas di sofa dengan posisi memangku laptop mereka yang masih menyala. “Astaga. Apa yang aku lihat di pagi hari?” gumam Marsha, berjalan mendekati kedua orang itu. “Hey, coba bangun dan pindah ke kamar. Jika ingin tidur, aku punya banyak kamar kosong.” Marsha membangunkan kedua orang itu. Walau akhirnya keduanya sangat sulit untuk di bangunkan. Marsha membutuhkan waktu 10 menit agar melihat kedua orang itu bangun dan meninggalkan ruang tamu. Menghela napas panjang, Daniel dan Salma meninggalkan laptop mereka di atas meja dalam kondisi menyala dan bekerja. “Kalian

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status