Share

165. Terciduk

“Kamu mau makan apa?” Derren mengambil piring. Ia siap menjadi banu Marsha seandainya istri cantiknya itu meminta sesuatu.

Sayangnya, Marsha sudah mengambil piringnya sendiri dan mengambil makanannya sendiri.

Derren menghela napas penat. Ia mengikuti langkah Marsha berjalan pergi meninggalkan tempat hidangan kantin berada dan mencari tempat duduk.

“Jangan terus mengikutiku.”

Marsha menyuapkan makanan ke dalam mulut dan mulai makan dengan tenang.

Derren memperhatikan dengan saksama.

“Sampai kapan kamu jadi marah? Kemarin kan masih aku yang marah?” tanyanya, tak mengerti kenapa situasinya menjadi terbalik.

Wanita itu hanya mengangkat pundak acuh tak acuh.

Derren menghela napas. Ia masih mempertahankan senyumnya dengan sabar. “Bagaimana kalau menonton?”

Marsha menaikkan alisnya. Ia terlihat tertarik. Tapi gengsi lebih mendominasi.

“Tiba-tiba?” Ia menjawab dengan sewot. “Kamu masih ingat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status