"Yoona! Apa kamu di dalam sana?" teriak Dante memandang daun pintu kamar mandi.
Pria itu mulai panik setelah tidak mendapatkan Istrinya dimanapun.
Seharusnya Yoona memberitahu dirinya jika ingin mampir ke suatu tempat, bukan? Tapi tidak, Yoona malah pergi begitu saja tanpa kabar sampai sekarang.
"Dad!" teriak Priyanka dari dak.
Berharap putrinya menemukan keberadaan istrinya, Dante langsung langkah lebar menuju dimana Priyanka berada.
"Apa kamu menemukan ibumu, Sweety?" tanya Dante sambil mengedarkan pandangannya, tapi dia tidak menemukan Yoona.
"No, Dad. Aku tidak melihat dia dimanapun," jawab Priyanka acuh.
Gadis kecil itu begitu asyik membuka semua belanjaannya seolah bukan hal besar mereka telah kehilangan wanita yang beberapa saat lalu pergi bersama.
"Ahh! Sebenarnya kamu pergi kemana, sihh?!" tanya Dante geram.
Priyanka melirik ayahnya sekilas, ada rasa senang mendengar wanita yang mengganggu ayahnya pergi da
Bagaimana ini, jika dirinya mati disini apa Dante akan menemukan jasanya? Yoona berpikir keras bagaimana cara membebaskan diri dari Si kurus dengan pisau lipatnya. Tubuh Yoona terus mundur ke belakang menghindari Si kurus yang sudah mulai mengayunkan pisaunya tepat pada arah dadanya. Yoona terus menggeleng, mencoba bernegosiasi. "Lepaskan aku, aku akan memberikan berapapun yang kamu mau! Tapi tolong, menjauhlah dan buang pisau itu!" pinta Yoona dengan begitu mengiba. Dia tidak tahu apa ini saatnya untuk pergi? Dia menyesal, seharusnya dia memberitahu Dante bahwa dia juga mencintai pria itu, walaupun nantinya dia yang akan terluka. "Bagaimana jika aku menginginkan tubuhmu, Manis?" Si kurus terus mendekat kearah Yoona. Sorot matanya terlihat begitu mematikan. Yoona mundur selangkah demi selangkah hingga sesuatu yang keras dan berbau menyengat menyentuh punggung belakangnya. Untuk sesaat Yoona b
Kilatan amarah dan penuh rasa kecewa memenuhi pupil mata pria itu. Dante menghempaskan tubuh Yoona pada sofa tunggal."Apa kamu tidak memikirkanku, saat mengejar para preman itu, Yoona! Bagaimana—aggrrhh… sial!" Dante memukulkan tinjunya pada dinding kabin.Rasa takut dan kecewa sudah memenuhi dirinya. Apapun bisa terjadi, dan Dante kehilangan Yoona-nya … dia jelas tidak ingin itu terjadi.Dante menghembuskan napas panjang, berjongkok di hadapan Yoona dan menggenggam kedua tangan wanita itu yang terasa begitu dingin."Jangan pernah melakukan hal bodoh seperti itu lagi, aku bisa gila hanya dengan memikirkannya, Yoona! Satu menit saat menunggumu hampir membuatku mati!"Air mata membanjiri pipi Yoona dengan sedikit isakan kecil yang tertahan dari bibirnya yang terkatup rapat. Yoona tahu betapa suaminya sangat mengkhawatirkan keselamatannya. Dia juga tahu Dante begitu mencintainya.Yoona berkata sambil terisak, "Aku tid
Dante hampir saja mengeluarkan seluruh dua bola matanya mendengar permintaan Yoona."Apa kamu mau membunuhku! Mana bisa melakukannya tanpa penyatuan. Itu hanya akan membuatku panas dingin, Yoona!"Yoona memainkan kerah jaket Dante dengan wajah menggoda, "Ya sudah kalau tidak mau. Padahal aku baru saja mau memuaskan Mr Happy."Dante tercengang. Tetasan dari surga baru saja mengenai wajahnya."Apa kamu yakin akan memuaskan Mr Happy?" tanya Dante mematikan.Pikiran pria itu sudah menerawang jauh sampai ke puncak paling tinggi. Dia tidak tahu mana yang akan memuaskan Mr Happy, tangan atau bibir tipis Istrinya."Ya," jawab Yoona cepat, "tapi kan kamu sudah menolaknya." tegas Yoona sudah menjauhkan tangan dari leher pria itu dan mulai bangun dari duduknya.Akan tetapi, Dante dengan cepat menahan pinggang istrinya dan mengikis jarak di antara mereka. Dante mengangkat tubuh Yoona dan mendudukkan di atas pangkuan.Dante tidak ingin meny
Yoona memasang wajah datar, masih tidak percaya dengan perubahan sikap yang begitu mendadak."Baiklah, tapi aku harus mandi. Aku akan menyusul kalian," ujar Yoona masih terlihat enggan.Dalam hati Yoona terus berkata, mungkin putri Dante mulai menerima kehadirannya, atau Daddynya yang telah berhasil membujuk anak itu setelah dia pergi begitu saja meninggalkan toko kemarin sore.Apapun itu, Yoona berharap dia dan Priyanka dapat hidup rukun, paling tidak untuk alasan yang sama, yaitu Dante.Setelah membersihkan diri Yoona menghampiri keduanya yang begitu asik menikmati pemandangan indah di pagi hari yang begitu cerah.Pulau-pulau tampak kecil, seperti sebuah tumpukan lumut besar dari kejauhan."Kemarilah, Sayang … aku sudah membuatkan susu jahe untukmu." Dante menunjuk cangkir yang masih mengepul.Aroma susu dan jahe begitu kenal terhirup yang terbawa oleh angin, dan membuat Yoona tidak sabar untuk segera mencic
"Harus fresh, yah?" tanya Dante ragu, dan berharap Yoona mengubah keputusannya."Ya, menurutku tidak sulit mencari restoran seperti itu di negara penuh destinasi wisata seperti di sini," ujarnya mematahkan harapan Dante.Dante sedikit berfikir. Mungkin apa yang dikatakan oleh Istrinya ada benarnya. Seharusnya tidak sulit mencari restoran seperti itu yang menyajikan makan flash. Walau banyak pizza beku yang sengaja mereka buat agar menghemat waktu"Baiklah, aku akan mencari rekomendasi terbaik," ucap Dante akhirnya.Dante menghubungi seseorang dan menanyakan tempat yang bagus untuk mereka singgahi dan membuat perut kenyang."Aku punya dua tempat yang bagus yang akan kita kunjungi hari ini dan untuk besok kita akan memutuskannya nanti." Infonya memberitahu Yoona dan putrinya.Dante mengajak Yoona dan Priyanka ke sebuah restoran Amerika yang lumayan terkenal di Pater Euwensweg z/n Willemstad, Danny's Restaurant.Sesuai janjinya pad
Dante menggendong putrinya dengan lengan satunya menggandeng tangan Yoona. Dari jauh sudah ada fotografer yang membidik mereka.Melihat ada kameramen, Dante tidak ingin membuang kesempatan. Mereka kembali banyak mengambil foto keluarga kecil yang bahagia, walau ternyata putrinya menyimpan luka di dada."Priyanka, ayo berganti pakaian." Yoona langsung mengambil gadis itu dalam gendongan Dante dan membiarkan suaminya mengganti pakaiannya sendiri.Yoona mulai melepaskan seluruh pakaian gadis itu dan menggantinya dengan baju renang, mengikat rambut yang keriting dengan rapi dan memberikannya sunblock.Priyanka melihat ketulusan wanita dihadapannya. Yoona benar-benar teliti mengurus keperluannya, walau terlihat acuh tapi wanita ini memenuhi semua yang dia butuhkan."Tante apa kamu mencintai Daddyku, seperti mommy mencintai Daddy?" tanya Priyanka sungguh-sungguh.Yoona menatap gadis kecil itu dengan serius."Aku tidak tahu seperti apa
Guncangan yacht membuat langkah Priyanka goyang. Tubuhnya sedikit condong kedepan dengan kaki yang tidak bisa dikendalikan. Apalagi teriakan Dante membuatnya hilang fokus.Tubuh kecil Priyanka terpental sampai keluar yacht. Yoona yang hendak menyentuh lengan gadis itu hanya dapat menyentuh ujung jamarinya."Priyanka!" teriak Yoona saat tubuh gadis itu melayang di hadapannya. Wajahnya sudah sangat pucat.Byurr! Tubuh kecil itu masuk kedalam air dan tidak kembali mengapung. Tanpa pikir panjang Yoona langsung terjun kedalam air dan mencari keberadaan Priyanka.Dante melakukan hal yang sama. Saat kakinya menyentuh lantai, dia langsung menceburkan diri dan menyelamatkan putrinya.Di dalam air. Yoona tidak dapat melihat apapun. Dia terus mengedarkan pandangannya dengan napas yang hampir habis.Dimana anak itu? Bayangannya sama sekali tidak dapat dilihat. Laut ini sangat gelap, tapi ada sedikit cahaya dari atas.Dante melihat Yoona ham
Dari kejauhan para tim medis yang dipanggil oleh Dante melihat sebuah pergerakan dalam riak air dengan penerangan cahaya remang.Salah satu dari mereka bahkan melihat dua tangan yang berusaha menggapai. Dengan cahaya dari lampu boat, pria itu memeriksa sesuatu yang mencurigakan.Mereka tercengang saat melihat tubuh yang semakin terbenam."Ada yang tenggelam!" ujar pengemudi boat.Dia langsung mematikan perahu motornya dan menyelam hanya dengan pelampung yang melekat ditubuh."Cepat telpon rumah sakit terdekat dan siapkan ambulan," ujar dokter yang seharusnya memeriksa Priyanka.Salah satu diantara mereka melakukan apa yang diperintahkan.Si pengemudi terus berenang ke dasar lautan. Berusaha menggapai tubuh yang semakin terperosok ke dalam. Saat menggapainya, pria itu langsung membawa ke permukaan dengan satu tangan terus mengepak dan mengayun."Cepat buntu!" ujar dokter saat melihat si pengemudi berhasil membawa tubuh ses