Share

Chapter 5

Aвтор: Mar Shahle
last update Последнее обновление: 2023-10-20 11:38:22

“Rajam? Apa salah kami?” Tanya Zavar kepada warga dengan tatapan tajam.

“Kalian telah Berzinah!” pekik mereka kompak.

“Tak ada yang berzinah, kami suami istri,” ucap Zavar mencoba menjelaskan.

“Kalian percaya?” ucap si provokator.

“Tidak!" seru yang lainnya.

“Kenapa kami harus dihukum? Kami tidak bersalah!” papar Zavar menjelaskan dengan tegas.

“Kalian harus dihukum! Sebab kalian sudah merusak nama baik tempat ini!” teriak seorang pria paruh baya dengan suara yang garang.

Zavar berusaha menjelaskan dengan tegas. “Saya sudah katakan, Sarah adalah istri saya. Kami sudah menikah,” ujar Zavar mencoa menenangkan kerumunan yang marah.

Namun, amarah warga tampaknya sudah membutakan mereka. Mereka tidak mau mendengarkan penjelasan Zavar, bahkan beberapa dari mereka mulai merangsek masuk ke dalam rumah. Melihat situasi yang semakin memanas, Zavar memegang tangan Sarah.

“Jangan takut Sarah, ada aku yang menjagamu. Kita harus tetap tenang. Aku akan mengurus ini,” bisiknya pada Sarah, mencoba menenangkan Sarah yang ketakutan.

Kerumunan mulai bergerak semakin dekat, merangsek ke arah Zavar. Ada beberapa warga yang tampaknya sudah siap dengan tinju terkepal, siap untuk melakukan ancaman fisik yang telah mereka lempar sebelumnya.

“Zavar, kamu jangan main-main dengan kami!” pekik warga.

Zavar berdiri di depan pintu, berusaha membentengi rumahnya. “Saya tidak main-main, kalian yang mengusik saya,” katanya dengan suara yang berusaha tegas. “Saya sudah katakan, Sarah adalah istri saya. Kami sudah menikah. Saya tidak mengerti kenapa kalian semua beranggapan buruk tentang kami.”

Warga tampaknya tidak mau mendengar. Mereka mengabaikan penjelasan Zavar dan terus mendekat, ancaman mereka semakin menjadi-jadi.

Akhirnya, seorang pria berbadan besar berjalan maju dan mencoba masuk ke dalam rumah. Dia mendorong Zavar ke samping dan berjalan masuk.

Pria itu memandangi Sarah dengan sinis. “Jadi ini dia, wanita yang sudah merusak nama baik kampung kita,” ujarnya dengan nada penuh ejekan.

Sarah merasa seperti ditikam. Dia ingin berlari dan bersembunyi, tetapi kakinya terasa lemas. Zavar melihat ekspresi Sarah dan semakin merasa harus bertindak.

“Cukup!” teriak Zavar, mengejutkan semua orang. Suaranya yang tegas membuat masyarakat yang ramai seketika diam.

“Sarah dan saya tidak berbuat salah apa-apa. Kami sudah menikah dan itu adalah hak kami untuk hidup bersama. Saya tidak mengerti kenapa kalian merasa berhak menghakimi kami.” papar Zavar geram.

Pria itu menoleh ke Zavar, tampak terkejut. “Kamu berani melawan kami?" tantangnya. Zavar menatap pria itu dengan tegas.

“Ya! Saya bisa menuntut kalian semua karena telah mencemarkan nama baik kami. Saya hanya mempertahankan hak saya dan Sarah.” Zavar berkata dengan penuh keyakinan, berharap ini bisa meredam keributan yang semakin memanas.

Zavar masih berdiri tegap di ambang pintu rumah kontrakannya, menghadapi serbuan amarah warga.

Namun, saat itu, sosok yang dikenal sebagai Pak RT muncul di antara kerumunan. Pak RT, seorang laki-laki paruh baya dengan rambut yang mulai memutih, melangkah maju. Ia tampak tenang dan berwibawa, menenangkan kerumunan dengan gerakan tangan dan suara rendahnya.

“Tenang, mari kita dengar penjelasan dari Zavar,” ujarnya. Wajah Zavar menampakkan rasa lega. Meski suara gemuruh dari kerumunan masih bergema di telinganya.

“Terima kasih, Pak,” katanya dengan suara yang hampir tak terdengar, kemudian Zavar pun menjelaskan semuanya kepada pak RT.

“Pak RT, kami perlu bukti!” teriak salah satu warga, masih dengan nada marah yang belum mereda.

Pak RT menoleh, pandangannya tajam dan tegas. “Kami akan memberikan kesempatan kepada Zavar untuk memberikan bukti,” jawabnya dengan suara yang tenang namun berwibawa. “Kita semua disini menghargai keadilan. Jadi, beri dia kesempatan untuk berbicara.”

Warga mulai berbisik satu sama lain, beberapa tampak ragu, tetapi mereka tidak membantah perintah Pak RT. Suasana menjadi lebih tenang, meski masih terasa tegang.

Pak RT mengangguk, memberikan senyuman penuh pengertian. Ia lalu berbalik ke arah warga dan berkata, “Mari kita dengar penjelasan Zavar. Kita semua di sini mencari kebenaran, bukan?”

Sebagian warga mengangguk, wajah mereka tampak lebih tenang dan siap mendengarkan. Pak RT berdiri di samping Zavar, posisinya menunjukkan dukungan dan empati kepada Zavar.

Dengan semangat baru dan dukungan dari Pak RT, Zavar mulai menjelaskan, suaranya lebih mantap, pandangannya lebih tegas. Meskipun beberapa warga masih tampak skeptis, mereka memilih untuk diam dan mendengarkan, menunggu bukti yang akan diberikan Zavar.

“Kalian tunggu di sini!” ucap Zavar kemudian berlalu masuk ke dalam rumah hendak mengambil sesuatu. Tak berselang lama, sosok Zavar telah keluar dari dalam sambil membawa buku nikah mereka dan memperlihatkan kepada Pak RT.

“Ini, bukti jika kami sudah menikah. Kami tak sepicik yang kalian tuduhkan!” papar Zavar.

Pak RT meraih buku nikah tersebut, kemudian membacanya dengan seksama.

“Iya mereka pasangan suami istri, dan baru menikah tadi siang,” jelas Pak RT memberitahu yang lainnya memperlihatkan buki nikah milik. zavar dan Sarah. Mendengar penjelasan Pak RT, warga-warga lain tersentak kaget. Mereka merasa tak enak hati pada Zavar dan Sarah, karena telah menuduhnya yang tidak-tidak serta mengganggu waktu istirahatnya.

“Maafkan kami Zavar,” celetuk seorang warga yang merasa bersalah.

“Makanya, lain kali jika menuduh sertakan dulu bukti dan faktanya! Jangan main hakim sendiri!” berang Zavar dengan nada kesal.

“Iya Zavar. Sekali lagi kami minta maaf."

“Katakan kepada saya, siapa yang telah menyebarkan berita hoax seperti ini!!” titah Zavar dengan nada mengancam.

Warga saling pandang mencari seseorang yang tdi memberikan mereka informasi.

“Dia….”

“Dia sudah tidak ada di sini,” jawab para warga setelah mencari-cari keberadaan orang yang melapor tadi.

Zavar bertanya-tanya, siapa orang itu. Dan apa maksud dan tujuannya melaporkan yang tidak-tidak pada warga? Semua itu terpikir di dalam benaknya, tapi tak bisa ia temukan jawaban itu sekarang.

Pak RT membubarkan masyarakat, lalu meminta maaf kepada Zavar karena telah membuat kekacauan serta mengganggu ketenangannya.

“Maaf Zavar, karena kami sudah mengganggu waktu istirahatmu,” ucap pak RT merasa tak enak hati.

“Tidak apa-apa Pak,” jawab Zavar.

Setelah pak RT dan warga bubar, Zavar pun masuk ke dalam kontrakannya.

Esok paginya, Sarah terbangun dari tidur. Matahari pagi sudah menyinari kamar tidurnya. Ia merasakan sesuatu yang berat di hati, menghimpit setiap hembusan nafas yang dihembuskan, karena beban yang ia rasakan begitu berat.

Sarah beranjak dari tempat tidur, langkahnya berat, seolah-olah setiap sel tubuhnya menolak untuk bergerak. Sarah berjalan menuju ruang tengah. Tatapannya kosong menatap ke arah jendela. Ia merasa putus asa, emosi yang menderanya begitu dalam hingga ia tak bisa lagi menahannya. Di tengah lamunannya, suara pergerakan dari dapur mengalihkan perhatiannya.

Zavar baru saja selesai menyiapkan sarapan di dapur. Ia melihat Sarah yang duduk termenung di kursi wajahnya tampak kosong, jauh dari ekspresi ceria yang biasa ia miliki setiap pagi kala Zavar menjemputnya menuju ke kampus.

Merasakan hal tersebut, Zavar berjalan mendekati Sarah.

“Kenapa bengong? kamu tidak bersiap-siap ke kampus?” tanya Zavar, suaranya lembut namun jelas terdengar kekhawatiran. Matanya menatap Sarah, mencari jawaban dari balik tatapan kosong wanita di hadapannya.

Sarah menatap Zavar, tidak mampu berbohong tentang apa yang sedang ia rasakan. Namun, ia tidak menjawab pertanyaan Zavar. Ia hanya duduk di sana, membiarkan Zavar menatapnya dengan kekhawatiran, membiarkan suasananya menjadi hening sejenak.

“Aku hanya...."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Suami Ojolku Ternyata Presdir   Chapter 111

    Zavar duduk tegang di ruang tunggu rumah sakit, gelisah menanti kabar mengenai keadaan mertuanya. Setelah beberapa saat yang terasa seperti berjam-jam, dokter yang menangani Bagas akhirnya muncul di hadapannya.“Dokter, bagaimana keadaan mertua saya?” tanya Zavar dengan wajah penuh kekhawatiran.Dokter itu melihat langsung ke mata Zavar sebelum memberikan jawaban, “Masih lemah, Tuan. Tetapi saya senang memberitahu Anda bahwa ada kemajuan sedikit dibanding saat pak Bagas di bawa kemari.”Walaupun Zavar merasa sedikit lega mendengar kabar positif, rasa penasarannya masih belum terpuaskan. “Dokter, bagaimana zat aktif itu bisa masuk ke tubuh mertua saya? Apakah beliau mengkonsumsinya?” tanya Zavar, ingin memahami lebih lanjut.Dokter menjelaskan dengan penuh perhatian, “Menurut kami, tampaknya obat itu memang sengaja diberikan, tujuannya untuk merusak sel-sel tubuh secara perlahan. Melihat kondisi pak Bagas yang sangat memprihatinkan.”Pernyataan dokter membuat Zavar tercengang, tidak bi

  • Suami Ojolku Ternyata Presdir   Chapter 110

    Sorak-sorai terdengar memecah keheningan senja di pinggir hutan saat seorang wanita memecahkan keheningan itu dengan serunya saat melintasi jalan sepi di dekat hutan yang setiap hari ia lalui menuju arah pulang dari bekerja.“Ya ampun, Sarah! Iya, ini Sarah!” Wajahnya penuh kekhawatiran ketika dia melintas di jalan, menyusuri lorong gelap yang mengarah pulang menjelang senja.Tiba-tiba, desakan bantuan memecah udara, memotong kesunyian senja. “Tolong!” teriak wanita itu, meminta pertolongan dengan nada yang memilukan. Seruannya segera menarik perhatian beberapa warga yang berada di sekitar lokasi, dan mereka dengan cepat mendekat.Seorang warga, penuh kebaikan hati, bertanya, “Ada apa, Bu?” dengan ekspresi keprihatinan di wajahnya.Wanita itu buru-buru menjelaskan, “Ini, tolong bantu saya membawa wanita ini ke rumah sakit, Pak!” Sorot matanya penuh dengan kegelisahan.“Siapa wanita ini, Bu? Dan kenapa? Apakah wanita ini korban perampokan?” tanya seorang warga lain, mencoba memahami si

  • Suami Ojolku Ternyata Presdir   Chapter 109

    Zavar terlihat sibuk menandatangani berkas yang disodorkan oleh Fando.“Ada lagi, Fan?” tanyanya seraya menjepit pulpen di antara jari telunjuk dan jari tengah, matanya menatap fokus pada Fando yang berdiri di hadapannya.“Sudah selesai untuk hari ini, Zavar,” tukas Fando sopan, namun wajahnya nampak datar.Zavar mengangguk singkat. Ia gegas bangkit berdiri, berjalan mendekati sang asisten pribadi. “Rekaman CCTV sudah ada di tangan kamu?” tanyanya seraya berjalan melewati Fando.Fando yang ditanya, gegas menyusul di belakang. “Sudah, kamu akan terkejut melihat hasilnya,” tukasnya, merogoh saku jas, kemudian menyerahkan sebuah flashdisk berisi copy rekaman CCTV ke samping kanan Zavar.Zavar menerimanya, menggenggamnya erat tanpa menghentikan langkahnya. Keduanya berjalan beriringan tanpa sepatah katapun menuju pintu keluar.Zavar gegas masuk ke dalam mobil yang telah menunggunya di depan lobi, begitu Fando membukakan pintu penumpang, menutupnya perlahan, kemudian gegas berlari memutar,

  • Suami Ojolku Ternyata Presdir   Chapter 108

    “Gak! Itu gak benar, Sarah! Itu semuanya fitnah!” Selena bersikeras. Wajahnya bahkan terlihat berusaha serius, nampak meyakinkan. Namun Sarah yang sudah tahu akal busuk saudara tirinya itu, tidak serta Merta percaya.“Heleh! Jangan berkilah kamu, Selena! Aku yakin banget, kalo kamu lah pelakunya!” tuding Sarah berapi-api seraya menunjuk-nunjuk ke arah wajah Selena.“Aku berani bersumpah, Sarah. Bahwasanya aku tidak pernah melakukan hal bodoh seperti itu!” Selena masih berusaha membuat Sarah terpedaya.“Gak usah ngelak lagi kamu! Mending kamu ngaku aja dengan jujur, apa maksud kamu ngasih kopi itu sama suami aku? Ingat Selena, Zavar itu suami aku, iparmu sendiri. Jadi kamu jangan berpikiran picik dengan berusaha merebut dia dari tanganku! Atau jangan-jangan kamu yang berusaha mengadu domba aku dan Zavar dengan berpura-pura mengaku menjadi mantan kekasihnya!”pekik Sarah murka. Wajahnya bahkan terlihat merah padam.“Sudah aku bilang, kalo aku gak pernah ngelakuin itu! Kamu itu bego atau

  • Suami Ojolku Ternyata Presdir   Chapter 107

    Zavar menatap Fando dengan ekspresi serius, memecahkan keheningan dengan kata-kata yang membuat atmosfer ruangan semakin tegang. “Ada orang yang menjebak aku, sengaja memberikan minuman perangsang,” ungkapnya tegas, matanya mencari kepastian di wajah Fando.Terdengar desahan kaget dari Fando. Ia langsung menanggapi, “Astaga, siapa?” Rasa penasarannya terpancar jelas dari setiap kata yang terucap.Zavar mengangguk, memberikan penjelasan lebih lanjut, “Nggak tau, aku tadi kan meeting. Segera kamu periksa CCTV, aku ingin tau siapa pelakunya.” Suaranya penuh desakan, menunjukkan urgensi untuk mengungkap kebenaran di balik insiden yang menimpanya.Fando mengangguk serius, “Mungkinkah itu Lolly?” Ia mencoba menghubungkan benang merah dari kejadian itu dengan sosok yang mungkin terlibat.Zavar merenung sejenak sebelum menjawab, “Entah, aku tak tau.” Ungkapannya penuh dengan ketidakpastian, membuat situasi semakin misterius.Tak lama kemudian, Fando melanjutkan serangkaian pertanyaannya, “La

  • Suami Ojolku Ternyata Presdir   Chapter 106

    Suasana di ruangan itu menjadi tegang ketika Sarah melihat gelisah yang meliputi wajah suaminya, Zavar. Dengan rasa concern, ia tak bisa menahan diri untuk bertanya, “Sayang kamu kenapa?” Suara lembutnya memecah keheningan, memperlihatkan kekhawatiran yang mendalam terhadap suami tercintanya.Meski Sarah masih curiga terhadap Zavar, tetapi itu tak mengubah sikapnya pada pria tampan itu.Zavar, yang tampaknya merasa gelisah dan waspada, segera memberikan instruksi pada Sarah, “Sayang, tutup pintunya, katakan pada sekretaris jangan ada yang mengganggu.” Permintaan tersebut disampaikan dengan suara serius dan penuh perhatian. Sarah, tanpa ragu dan dengan penuh ketaatan, segera melangkah ke pintu dan menguncinya rapat, memastikan keamanan ruangan dari mata orang asing.Namun, ketegangan semakin terasa ketika Sarah kembali mendekati Zavar, mencoba memahami penyebab sikap gelisah yang merayap di dalam hati suaminya. “Ada apa?” tanya Sarah dengan suara lembut, mencoba membuka pintu percaka

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status