Share

15. Bagilah pedihmu

"Tidur yang nyaman, ya, Sha," ucap Yudis dengan suara rendah.

Pria itu menciumku lagi? Kali ini di kening. Kata orang, ciuman di kening menandakan perasaan sayang, dan keinginan untuk melindungi orang yang dikasihi.

Jadi, apakah ini berarti Yudistira memang menyayangiku? Ataukah itu spontan karena sikap bertanggung jawab yang dimilikinya sebagai seorang suami?

Ah, apapun itu, aku tak sanggup berpikir lagi. Hormon endorfin, si pereda nyeri, dan oksitosin, si penebar cinta, meliputi syaraf otakku. Hanya perasaan senang, aman, dan damai yang kurasakan, yang membuatku tertidur nyaman dan pulas.

Sembari menemaniku, Yudistira kembali bekerja, karena saat aku membuka mata, ia tak lagi ada di sampingku, di atas tempat tidur, melainkan duduk di kursi dengan laptop di atas meja. Pria yang telah menikahiku itu tampak serius. Dasar workaholic! Tapi aku salut dengan komitmen dan kerja kerasnya.

Dengan mata setengah mengantuk aku memandanginya. Bahkan hanya bagian belakang tubuhnya saja yang te
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status