Share

87. Orang Tua Terbaik

"Selamat, Nak! Sudah lengkap sekarang, satu perempuan, satu laki-laki."

"Selamat, ya, Yudistira dan Ashanna, anak kalian ganteng banget!"

"Lucunya anak kalian!"

Pujian semacam itu sering kudengarkan beberapa hari ini setelah si Cendol lahir ke dunia. Membanggakan memang, tetapi tak semua pujian membuatku senang.

"Ya, ampun! Ini sih foto copy-an Yudistira."

"Mirip banget dengan bapaknya."

"Benar, mirip plek ketlipek-tiplek."

Katanya anak perempuan lebih mirip ayahnya, sedangkan anak lelaki lebih mirip ibunya. Nah, sekarang aku punya dua anak, satu perempuan, satu laki-laki, mengapa nggak ada satu pun yang mirip aku?

Mereka berdua mirip bapaknya, ibunya kebagian apa? Seakan-akan aku cuma dijadikan jalan lewat mereka lahir ke dunia. Aku mau nitipin bentuk hidung saja mereka menolak.

Memang sih, hidung suamiku lebih mancung ketimbang hidungku, jadi sudah pasti hidung anak-anakku juga mancung. Hah!

"Malah bagus kali, Sha. Nggak akan ada yang meragukan bahwa kamu punya anak sama Yudi
Teha

Halo, pembaca. Author memutuskan cerita Ashanna - Yudistira akan tamat satu bab lagi, ya, lebih cepat dari perkiraan. Hehe Terima kasih banyak sudah membaca. Salam hangat, Teha ^^

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status