Akhirnya kesepakatan terbentuk setelah Kenan dan Fara sama-sama setuju untuk menikah. Dan kini, Kenan sudah duduk tegap berhadapan dengan penghulu dan Farzan, sebagai wali Kenan sekaligus Fara.
Tentu saja sang penghulu serta para tamu undangan dibuat sangat terkejut akan keadaan ini. Pasalnya setahu mereka yang akan menikah adalah Fara dan Bagus, karena mereka memang tamu undangan serta penghulu yang disiapkan untuk acara pernikahan antar kedua nama itu, seperti yang tertera di undangan pernikahan. Untung saja mereka yang hadir pada acara akad ini hanyalah segelintir kerabat dan para tetangga serta mereka yang tempat tinggalnya dekat kediaman Farzan. Meskipun tidak banyak, ada beberapa kerabat keluarga Sanjaya juga diantara para tamu undangan. Itupun kerabat jauh.
Malu, tentu saja pihak keluarga Farzan merasa malu akan hal itu. Namun, setelah mengetahui identitas sang mempelai pria pengganti, rasa malu itu sirna entah kemana. Siapa yang tidak mengenal sosok Naufal Kenan, sosok yang sangat sensasional melebihi selebriti, aktor maupun artis internasional. Mereka bahkan bangga akan hal itu. Pikir mereka, Kenan lah yang menjadi penyebab batalnya pernikahan antara Fara dan Bagus, dimana Kenan diibaratkan merebut sang mempelai wanita. Tentu saja itu hanya pemikiran tak berdasar belaka, yang mereka gunakan untuk melindungi diri dari kesalahan pemikiran buruk yang dapat menyebabkan mereka terlibat masalah dengan seorang Kenan. Namun tidak dengan Fara, Farzan dan Ami yang jelas-jelas mengetahui alasan sebenarnya. Meskipun terlihat tenang, jauh di dalam hati ketiganya, perasaan malu itu masih ada yang berusaha mereka tutupi sebaik mungkin.
Sedangkan Kenan, jangan ditanya. Pria itu benar-benar tidak terbaca. Bahkan saat ini dimana telah saling berjabat tangan dengan Farzan di hadapan penghulu dan para saksi, sikap dan ekspresinya terlihat sangat tenang dan santai.
"Apa saudara Kenan sudah siap?"
Kenan mengangguk mantap.
"Baiklah, maka saya nikahkan dan saya kawinkan engkau, Saudara Naufal Kenan bin Fulan dengan saudari Faranisha Gayatri binti Farzan Abrisam dengan mas kawin, uang tunai sebesar 1 juta USD dibayar tunai."
"Saya terima nikah dan kawinnya Saudari Faranisha Gayatri binti Farzan Abrisam dengan mas kawin tersebut dibayar tunai." dalam satu tarikan nafas Kenan berucap begitu fasih nan lantang.
"Bagaimana para saksi?" tanya sang penghulu.
"SAH!"
"SAH!"
"SAH!"
Serempak kata 'SAH' menggema terucap dari bibir para saksi hampir pada waktu bersamaan.
"Alhamdulillah. Dengan ini saudara Kenan dan saudari Fara telah resmi di mata hukum dan agama sebagai sepasang suami-istri. Semoga pernikahan ini sakinah, mawadah dan warahmah."
"Amin."
Kemudian Fara yang dituntun oleh Ami tampak melangkah menuju panggung utama akad, dan Fara didudukan tepat disebelah Kenan, sebagai mempelai wanita. Selanjutnya Kenan memakaikan cincin di jari manis Fara, begitupun Fara balas melakukan sebaliknya. Lalu Fara mencium punggung tangan Kenan dengan takzim, dan dibalas Kenan dengan mendaratkan sebuah kecupan hangat di kening Fara.
Bagi Fara semua itu sangat berkesan. Selama prosesnya, jantung gadis yang kini telah resmi menjadi istri Kenan itu tak henti-hentinya berpacu begitu hebatnya. Namun tidak dengan Kenan, pria itu tidak merasakan kesan apapun dan malah terasa hambar. Ia hanya sedikit kaku saat pemasangan cincin dan mengecup kening Fara. Itu adalah pengalaman pertamanya melakukan hal-hal intim seperti itu dengan seorang wanita. Sejauh ini, ia bagaikan pria tak tersentuh oleh wanita manapun. Jangankan mengecup kening, sekedar bergandengan tangan saja belum pernah ia lakukan. Para wanita yang mencoba mendekatinya seakan segan dan tidak memiliki cukup keberanian untuk menuntut lebih jauh. Makan bersama adalah batas terintim Kenan dengan seorang wanita hingga beberapa saat yang lalu, sebelum memakaikan cincin dan mengecup kening Fara, tentunya.
Ya, bisa dibilang Fara adalah wanita yang sangat beruntung dengan rekornya sebagai satu-satunya wanita yang telah terlibat begitu intimnya dengan Kenan. Adapun Ayudia, ibu panti yang telah dinggap seorang ibu oleh Kenan, tidak termasuk dalam hitungan. Fara dan Ayudia berada dikelas yang berbeda. Jadi, keintiman Kenan dan Ayudia adalah hal yang wajar, layaknya keintiman sepasang ibu dan anak. Tentu saja semua itu di luar pengetahuan Fara. Entah akan melambung setinggi apa, saking bangganya, dan entah seberapa luas taman bunga bermekaran dalam hatinya, saking senangnya, jika Fara mengetahui itu. Biarlah rahasia ini author simpan dulu dari si Fara.
Acara kembali berlangsung dengan sang MC mempersilahkan para tamu undangan untuk menikmati hidangan yang telah tersedia diiringi alunan lagu-lagu romansa lokal kekinian yang diputar dari speaker MP3 player sebagai pelengkap kenikmatan. Manual ini sekaligus menjadi penutup prosesi acara akad. Dimana setelah menikmati hidangan yang disediakan, para tamu undangan akan kembali pada habitatnya masing-masing. Diakhir acara, sang MC juga tak lupa menyampaikan perihal acara resepsi yang waktunya belum ditentukan sesuai instruksi Farzan, sebagai tuan rumah acara. Para tamu undangan tidak heran ataupun bertanya-tanya tentang itu. Yang menjadi pertanyaan di benak mereka saat ini, bagaimana keadaan keluarga Sanjaya? Termasuk mereka para kerabat jauh keluarga Sanjaya yang berada diantara para tamu saat ini. Sungguh, mereka sangat menantikan jawaban atas pertanyaan itu. Feeling mereka, besok pasti akan terjawab melalui surat kabar atau saluran televisi nasional.
Setelah semua tamu undangan meninggalkan kediaman Farzan, tinggallah para ART keluarga Farzan dengan dibantu oleh para ART rental membersihkan jejak-jejak acara prosesi akad, serta para personil WO yang membongkar dekorasi di ruangan acara prosesi akad berlangsung tadi yang tidak lain di pelataran kediaman Farzan.
Sementara Kenan, Fara, Farzan dan Ami, plus suami Ami dan anaknya berembuk di ruang keluarga. Sebenarnya, sampai saat ini Ardan, suami Ami, dan Dedi, putra mereka yang baru berusia 4 tahun itu belum mengetahui alasan sebenarnya terjadinya pergantian mempelai pria ini. Lain Ardan lain Dedi. Bagi Dedi yang masih terbilang balita sama sekali tidak peduli dan tidak mau tahu menahu tentang itu. Namun tidak bagi Ardan, tentu saja ia penasaran setengah mati. Dan dengan rembukan ini, suami Ami itu akan mencoba mencari tahu alasan sebenarnya.
Namun sayang, hal itu tinggallah harapan semu. Dalam rembukan tersebut tidak ada yang membahas perihal pergantian mempelai pria seperti yang ia harapkan. Yang ada hanyalah, pemberian wejangan kepada kedua insan yang baru saja resmi menjadi pasangan suami-istri itu dalam membina rumah tangga yang baik. Namun meskipun kecewa, tak ayal Ardan ikut serta memberikan wejangan dengan rangkaian kata-kata sok bijaknya demi menanamkan citra sebagai paman ipar sekaligus paman menantu ipar yang baik. Tak apalah, toh rasa penasarannya bisa ia tanyakan pada sang istri setibanya di kediaman mereka nanti, pikir Ardan.
Setelah berembuk, mereka berpisah menuju ke peristirahatan masing-masing. Farzan ke kamarnya sendiri, Ami serta keluarga kecilnya pulang ke kediaman mereka, sedangkan Kenan dan Fara ke kamar Fara.
Setibanya di dalam kamar, ternyata kamar Fara sudah disulap layaknya kamar pengantin baru ala romantis modern. Tidak ada lagi perkakas-perkakas rias yang digunakan para personil MUA untuk merias Fara sebelumnya. Gercep memang, alias gerak cepat.
Berdua dalam satu ruangan seperti ini, menciptakan suasana canggung diantara Kenan dan Fara. Lebih tepatnya hanya untuk Fara, sejak memasuki kamar, gadis itu mematung di ambang pintu yang sudah kembali tertutup. Ia benar-benar tidak tahu apa yang harus dilakukan, kini.
Sedangkan Kenan terlihat sangat santai seolah berada di rumah sendiri. Dengan santainya pria itu menyampirkan jasnya di lengan sofa, lalu melonggarkan simpulan dasinya, kemudian duduk dan mendaratkan punggung serta kepalanya di sandaran sofa sembari memejamkan mata.
"Ehem..." tiba-tiba Kenan berdehem "Mau sampai kapan kamu berdiri di situ? Apakah kamu tidak capek?" tanyanya pada Fara tanpa memandang pada yang ditanya.
Fara menggigit bibir bawahnya sedikit kesal nan gemas, entah pada Kenan atau pada dirinya sendiri. Sebenarnya Kenan sama sekali tidak melakukan kesalahan, suaminya itu justru terkesan pengertian dengan pertanyaannya. Yang salah adalah sikap pria itu yang terlewat santai saat suasana canggung seperti ini. Tidak seperti dirinya yang bahkan terasa sangat sulit untuk sekedar bergerak, saking gugupnya. Entah akan seperti apa kelangsungan rumah tangga ini kedepannya? pikir Fara menerawang dilema.
Ceklek..."Ah..." Fara terperangah menyaksikan pemandangan di depan matanya, tepatnya di depan pintu bilik konsultasi pasien penyakit dalam, ketika ia baru saja memasuki Dirut's Room. Bagaimana tidak? Tepat di depannya kini tampak Kenan tengah merangkul pinggang Mita dengan sebelah tangannya."Ugh..." dan Kenan segera melepaskan rangkulannya dari pinggang Mita begitu menyadari keberadaan Fara. "Sa- sayang, kamu tenang dulu! Ini gak seperti yang kamu pikirkan." ujarnya kemudian, mencoba menjelaskan dengan sedikit gelagapan."Be- benar Dokter Fara, ini tidak seperti yang anda pikirkan." timpal Mita dengan sedikit gelagapan pula ikut membantu Kenan mencoba menjelaskan."Hmm?" Fara memicingkan matanya tajam pada Kenan dan Mita "Lalu apa?""Ini___" Kenan dan Mita hendak menjelaskan secara bersamaan yang membuat keduanya menghentikan ucapan mereka bersamaan pula dan saling pandang kemu
Hoek hoek..."Kamu baik - baik aja sayang?" tanya Kenan khawatir nan sedikit panik sambil mengurut pangkal leher belakang Fara yang baru saja muntah di wastafel yang berada di sudut ruang makan. Beberapa saat yang lalu keduanya hendak memulai sarapan, Fara tiba - tiba merasa mual dan segera berlari ke wastafel tersebut disusul Kenan yang dengan sigap mengikuti dari belakang.Cuih...Fara meludahkan sisa muntah yang masih tertinggal di mulutnya. "Fara baik - baik aja Kak." jawabnya sedikit lemas sembari mencoba menegakkan tubuhnya."Sepertinya kamu udah mulai ngalamin morning sickness sayang." tebak Kenan menyimpulkan dari gejala mual yang baru saja Fara alami."Iya, sepertinya gitu Kak. Lagian ini juga udah masuk 2 bulan usia kehamilan Fara." Fara sependapat dengan Kenan "Dan juga gejalanya emang seperti morning sicknees. Dari bangun tidur tadi Fara ngerasa badan Fara gak enakan,
Keesokan harinya...Pagi ini publik digemparkan oleh berita tertangkapnya seorang dokter spesialis kesehatan kulit yang cukup ternama di Indonesia, atas dasar konspirasi percobaan pencemaran nama baik Kenan, Fara, serta NF Hospital. Siapa lagi sang tersangka kalau bukan Andre yang secara suka rela mengakui konspirasi yang dilakukannya bersama seorang jurnalis bayaran yang mengakibatkan sang jurnalis ikut tertangkap dan membekuk bersama Andre di balik jeruji.Sekali lagi Kenan membuktikan kekuasaannya yang dengan sangat mudah dapat menghancurkan para pakar - pakar ternama. Sebenarnya Kenan bisa saja membuat hukuman yang dijatuhkan pada Andre lebih berat dari yang diterimanya pada kasus ini, yakni hanya hukuman penjara selama 3 tahun. Kenan mempunyai sangat banyak kasus - kasus tindak pidana Andre dari hasil penyelidikannya.Ternyata, selama ini Andre secara diam - diam telah melakukan praktik ilegal tanpa sepengetahuan pi
Byurr..."Uhuk uhuk..." Andre terbatuk - batuk oleh guyuran air yang memasuki hidung dan mulutnya, sekaligus menyadarkannya entah dari pingsan atau tidur. Matanya menyipit kala cahaya lampu yang cukup menyilaukan memasuki retinanya sesaat matanya baru saja terbuka. "Aku di mana?" gumamnya dengan suara serak khas baru bangun tidur sembari mulai mengedarkan pandangannya memindai sekeliling ruangan seluas 5 × 6 meter dengan nuansa serba putih yang tampak sangat renggang karena keminiman perabot yang mengisi ruangan tersebut."Kau!?" pupil mata Andre yang tadinya masih tampak sayup seakan enggan untuk terbuka, seketika melebar sempurna kala tatapannya jatuh pada sesosok pria jangkung berbadan kekar yang berdiri tidak jauh di hadapannya sambil menenteng sebuah ember di sebelah tangannya. Ia yakin pia itu pasti adalah orang yang baru saja mengguyurnya dengan air. Mengedarkan pandangannya lebih jauh lagi, ia mendapati 3 pria lainnya den
Keesokan harinya... Saat ini masih pukul 9 pagi, namun pekarangan NF Hospital yang luasnya dua kali lapangan sepak bola standar internasional itu telah dipenuhi oleh lautan Manusia. Mereka bukan para pasien ataupun keluarga pasien, melainkan para pemburu berita yang ingin menyaksikan dan merekam secara langsung sesi jumpa pers yang tengah diadakan dalam rangka membahas perihal kesuksesan oeprasi ke 273 Kenan di Swiss tempo lalu. Sesi jumpa pers tersebut telah berlangsung sejak 30 menit yang lalu. Dan kini tengah marak - maraknya Kenan dihujani oleh berbagai pertanyaan dari para jurnalis maupun wartawan. Di atas panggung utama, bukan Kenan saja yang hadir, Fara juga turut serta hadir sebagai asisten Kenan dalam bidang spesialis bedah. Dan baru saja, terjadi sedikit kegemparan kala seorang jurnalis malah mengajukan pertanyaan bukan pada Kenan, melainkan pada Fara. Yang mana sang jurnalis tersebut menanyakan, mengapa
"Jadi, seperti itu."Kenan baru saja menyelesaikan ceritanya, menjawab pertanyaan Mita yang menanyakan tentang hubungan diantara mereka dimasa lalu. Seperti yang diharapkan dari Kenan yang suka berterus tanpa menyembunyikan apapun, ia menceritakan semua kebenaran tentang dirinya dan Mita yang pernah tinggal bersama selama lebih 13 tahun di panti asuhan Al - Rahman hingga berpisahnya mereka karena Mita telah bertemu dengan keluarga kandungnya. Bahkan Kenan juga menyatakan fakta bahwa dirinya yang menjadi seorang dokter tidak lain dan tidak bukan karena ingin menyembuhkan Mita."Entah kamu percaya atau tidak, itulah fakta yang sebenarnya. Wajar jika kamu tak ingat, pasalnya pasca operasi pencangkokan tumor yang kamu jalani 3 tahun yang lalu membuatmu kehilangan cukup banyak ingatan dimasa lalu. Kamu tidak perlu berupaya untuk mengingatnya, karena mungkin mustahil kamu bisa melakukannya. Mungkin hanya keajaiban yang bisa membuatmu dapat menging