Share

Bertemu Prio

“Han, kenapa kamu diam saja, sih?” tanya Kiki.

“Kamu kenapa lagi? Ada masalah sama Mas Hada?”

Aku diam saja. Hanya melipat tangan di meja, dan menatap papa tulis kosong di depan sana. Masih kuingat perpisahanku dan Mas Hada tadi pagi. Rasanya, masih cukup membuat hati teriris. Itu baru pisah sementara, bagaimana nanti jika Tuhan memisahkan kami selamanya?

“Astagfirullah.” Aku mengusap wajah kasar.

Benar saja kata Mas Hada, Allah itu enggak suka umatnya terlalu mencintai dunia beserta isinya, melebihi rasa cinta terhadap Dia. Allah itu pencemburu. Dia akan merasa cemburu, jika aku mencintai yang lain lebih dari rasa cintaku terhadap Dia.

“Astagfirullah,” ucapku sekali lagi.

“Han, kamu enggak kesurupan, kan? Di kelas ini tinggal kita bertiga loh!” Kiki tampak khawatir.

“Ini jam berapa, sih?” tanyaku tiba-tiba.

“Wah beneran nih anak kesurupan.” Isna menjaga jarak.

“Jam berapa?” tanyaku sekali lagi, tak memedulikan ocehan mereka.

“Pukul 10.30. Dosen enggak masuk, kita dari tadi bengong di
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status