Home / Rumah Tangga / Suami Pengganti / Pengkhianatan calon suami

Share

Suami Pengganti
Suami Pengganti
Author: anggikartika93

Pengkhianatan calon suami

last update Last Updated: 2023-07-20 10:58:18

Hari yang dinanti oleh Ryana selama bertahun-tahun akan tiba esok hari. Hari bahagia yang akan membuatnya bersanding dengan pria yang ia cintai selama ini dan menjadi ratu sehari. Acara akad nikah dan resepsi sederhana akan digelar di rumahnya. Persiapan sudah seratus persen matang. 

Hatinya deg-degan tak karuan menanti hari esok. Ingin rasanya waktu ia percepat saja. Detik demi detik ia lalui dengan perasaan senang dan gugup bercampur menjadi satu. Hari esok hari dimana Ryana dan Aldi--kekasih Ryana-- akan resmi menjadi sepasang suami istri. 

"Sudah siap besok bersanding dengan Aldi, Nduk?" tanya Bu Erin yang baru saja masuk ke kamar putri sulungnya. Perempuan paruh baya itu duduk di tepi ranjang. Terlihat Ryana sedang asyik bermain ponsel berbalas pesan dengan teman-temannya. Ryana langsung meletakkan ponselnya begitu Ibunya datang. 

Kamar Ryana sudah dihias layaknya kamar pengantin baru. Dekor bunga-bunga dan gorden berwarna putih sudah ditata dengan sedemikian cantiknya. 

"InsyaAllah, siap Bu. Doakan semuanya lancar ya, Bu," jawab Ryana dengan sumringah. 

"Pasti. Ibu akan doakan. Semoga rumah tangga kalian menjadi rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan warrahmah. Dikarunia momongan yang sholeh dan sholehah." 

"Aamiin ya Allah. Terimakasih Ibu doanya." 

"Sama-sama, Nduk. Tanpa kamu minta pun pasti Ibu akan selalu mendoakan kamu." 

Bukan Ryana saja yang merasakan rasa campur aduk tak karuan. Namun Bu Erin juga ikut merasakan apa yang dirasakan putrinya. Maklum ini adalah kali pertama ia menikahkan putrinya. Bu Erin hanya mempunyai dua anak kandung yaitu Ryana dan Rayyan. Rayyan adalah adik laki-laki Ryana yang baru saja duduk di bangku kuliah. 

"Udah kamu tidur aja, Nduk. Enggak usah main hape lagi. Kita harus hemat tenaga. Lagian besok pagi kalian akan melangsungkan akad nikah. Jangan tidur terlalu malam. Nanti besok mengantuk. Mana besok acara akan sampai malam." Pesan Bu Erin kepada putri sulungnya yang akan menjadi pengantin itu. 

"Iya, Bu." Ryana hanya nyengir. Bu Erin mematikan lampu kamar putrinya dan dia berlalu kembali ke kamarnya. 

Namun bukannya malah tidur. Justru Ryana tidak bisa memejamkan kedua matanya untuk larut ke alam mimpi. Tubuhnya panas dingin. Selama dua hari ini memang Ryana dan Aldi tidak ada bertemu dan berkomunikasi baik secara langsung ataupun via sosial media. Semua itu dilakukan agar ketika akad nikah besok perasaan rindu tidak bertemu akan membuncah. 

Satu jam berlalu. Jam di dinding sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Dari tadi Ryana merasa hatinya begitu gelisah. Ryana hanya bisa gulang-guling di ranjangnya. Sedikit pun rasa kantuk tidak ada menyerangnya, padahal besok hari yang panjang akan ia lalui. Sudah pasti besok akan menjadi hari yang membahagiakan sekaligus hari yang melelahkan. 

Ryana perlahan mencoba memejamkan kedua entah untuk ke sekian kalinya. Para tetangga yang membantu mempersiapkan hajatan di rumahnya sudah pulang. Rumah juga sudah mulai sepi. Namun tiba-tiba ponsel Ryana berdering memecah keheningan malam yang mulai beranjak semakin larut. 

"Duh, siapa sih malam-malam begini menelepon?" Ryana menggerutu. Gadis itu lebih memilih mengabaikan telepon yang masuk. 

Tetapi walau Ryana mencoba mengabaikannya, ponselnya terus berdering hingga tiga kali. Ryana enggan sekali menjawab telepon tersebut. Namun kalau tidak diangkat, ia takut kalau ada kabar penting. Terutama dari kekasihnya. Hati Ryana pun semakin terasa was-was. Dengan cepat ia mengambil ponsel yang tadi ia letakkan di atas nakas. 

"Ezra? Ada apa Ezra meneleponku malam-malam begini?" gumam Ryana bertanya-tanya. "Apakah terjadi apa-apa dengan Aldi?" 

Hati Ryana semakin tidak karuan rasanya. Perasaan cemas dan gugup bercampur aduk menjadi satu. Takut kalau ada apa-apa dengan calon suaminya itu.

"Ha-Halo Ezra? Ada apa kamu telepon malam-malam begini?" sahut Ryana gugup. 

"Jadi kamu belum tidur? Padahal ini sudah larut malam lho. Oh iya, kamu rupanya belum lihat pesanku?" jawab Ezra dengan wajah yang menyeringai di seberang sana. 

"Pesan? Pesan apa? Kapan kamu kirim?" Raut wajah Ryana menjadi tegang dan bingung. Hati gadis itu menjadi bertanya-tanya. 

'Ada apa gerangan yang sebenarnya terjadi,' gumam hati kecil Ryana. 

"Sudah, lihat saja dulu pesan dariku. Padahal sudah setengah jam yang lalu aku mengirim. Kamu akan tau boroknya si Aldi yang sebenarnya."

Ryana semakin tidak mengerti dengan apa yang dikatakan Ezra. Gadis itu pun langsung mengambil posisi duduk dan menggigit jarinya. 

"Maksud kamu apa? Borok Aldi gimana?" 

"Udah sana, kamu lihat sendiri foto dan video yang aku kirim. Pasti kamu tidak akan percaya. Tetapi semata-mata aku hanya ingin menyelamatkanmu dari orang yang salah. Sebelum ijab qobul diucapkan. Ada baiknya kamu mengetahui kebenaran yang sesungguhnya." 

"Hah? Tu-Tunggu dulu. Aku tidak mengerti. Maksud kamu gimana sih? Menyelamatkan aku dari orang yang salah?" 

Pip. Telepon dimatikan secara sepihak oleh Ezra. Ryana semakin bingung karena percakapan mereka diputus secara sepihak. 

"Ha-Halo! Ezra, tunggu! Aku masih belum paham!" 

Percuma Ryana berbicara karena Ezra sudah memutus telepon mereka. Rasa penasaran pun bergelayut di benak Ryana. Secepat kilat ia membuka pesan dan melihat foto maupun video yang dikirimkan oleh Ezra. 

Betapa terkejutnya Ryana. Jantungnya pun berdetang lebih kencang daripada biasanya. Kedua mata gadis itu terbelalak. Mulutnya menganga lebar. Seolah tidak percaya dengan apa yang baru saja dia lihat. Seketika tubuhnya terasa limbung dan bagaikan disengat listrik ratusan voltase. 

"Enggak, ini enggak mungkin! Ini cuma fitnah yang dilayangkan kepada Mas Aldi kan?" gumam Ryana dengan dada yang bergemuruh hebat ketika melihat foto dan video Aldi sedang bermesraan dengan wanita lain. *Maaf* tanpa busana di sebuah hotel. 

Mental Ryana jatuh sejatuh-jatuhnya. Air matanya mengalir tak tertahankan. Gadis itu menutup mulutnya dan menggelengkan kepalanya. Ponsel yang ia genggam di tangannya terjatuh. Tak disangka kekasih hati yang besok hari akan menyebut namanya di depan ayahnya dan penghulu tega mengkhianatinya. 

"Ya Allah! Enggak mungkin Mas Aldi begitu tega padaku. Aku enggak percaya kalau itu Mas Aldi. Enggak mungkin Mas Aldi berkhianat, enggak mungkin." 

Ryana meluapkan emosinya dengan hati yang tercabik-cabik. Hari bahagia sudah berada di depan mata. Namun ternyata sang kekasih hati tanpa berdosa telah melakukan perzinahan dengan wanita lain. Hati siapa yang tidak hancur menerima kenyataan ini sehari sebelum hari bahagia mereka dilangsungkan. 

Ryana menangis tergugu. Ia sangat bingung apa yang harus ia lakukan. Sementara undangan sudah disebarkan, makanan sudah dimasak, dekorasi pelaminan pengantin juga sudah terpasang dengan cantik, dan baju pengantin yang besok akan ia pakai sudah tergantung di kamarnya. 

Akankah pernikahan Ryana dan Aldi akan tetap dilangsungkan esok hari? Apakah benar yang ada di foto dan video itu adalah Aldi?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Suami Pengganti   Trauma mendalam

    Pedih bagai tersayat-sayat yang dirasakan oleh Bu Hasna. Pak Alfian serasa kembali mengoyak luka lamanya yang perlahan sudah mulai sembuh. Padahal sebelumnya Bu Hasna berharap tidak akan pernah bertemu dengan mantan suaminya. Memang hanya sekali saja ia bertemu dengan suaminya setelah resmi palu perceraian itu terjadi. Ya, waktu itu ketika Hasfi dan dirinya melihat Pak Alfian membelikan mainan untuk ketiga anak tirinya. "Hasna! Tunggu, Hasna! Aku mohon jangan pergi," pekik Pak Alfian sambil mengejar Bu Hasna yang berjalan meninggalkannya. Lia merasa situasi saat ini sedang tidak kondusif. Namun dirinya tidak bisa berbuat apa-apa. Tidak mungkin ia meninggalkan Tantenya dalam situasi sulit seperti ini. Ia pun bisa merasakan apa yang dirasakan oleh Bu Hasna. Ya, menjadi single parent bagi seorang Bu Hasna bukanlah hal yang mudah. Walau ia hanya punya anak tunggal. Bukan berarti ia bisa dengan mudah menjalani semua ini.Bu Hasna terus melajukan jalannya. Begitu juga Lia yang berada di

  • Suami Pengganti   Hati yang terkoyak

    Ya, malam ini Hasfi tidak bisa tertidur. Pikirannya berkelana kemana-mana. Terutama pikirannya tertuju pada masa lalunya yang kelam. Hidup beranjak dewasa tanpa didampingi dan mendapat kasih sayang dari sang ayah memanglah berat buat Hasfi. Tetapi sang ibunda terus menguatkannya dan memberikan semangat. Bahwa hidup akan terus berjalan, dengan atau tanpa ayah di sisinya. Mulanya Hasfi meratapi nasibnya. Nasibnya memang berbeda dengan anak-anak di sekitarnya. Perlahan ia mencoba menerima. Waktu bermainnya otomatis berkurang karena harus membantu ibunya mencari uang. 'Ya Allah, begitu pelik rasanya kehidupanku di masa lampau. Tidak menyangka kalau kehidupanku saat ini berubah total. Yang asalnya tidak punya apa-apa, sekarang malah berlebih. Alhamdulillah ya Allah. Terima kasih atas semua karunia yang Engkau berikan,' gumam Hasfi dalam hati. Pria muda itu melirik istrinya yang tertidur di sebelahnya. Wajah ayu Ryana terlihat teduh. Tak salah memang sejak lama ia mengagumi sosok Ryana. Y

  • Suami Pengganti   Terlalu cepat

    Ryana sebenarnya senang saja karena akan pindah dari kontrakan ini. Apalagi kata Hasfi rumah yang akan mereka tinggali itu adalah rumah milik Ayahnya. Hanya saja mereka baru beberapa hari pindah ke rumah ini, masa baru pindah lagi? Ibarat kata, rasa lelah karena pindahan belum sepenuhnya hilang. Ryana terdiam beberapa menit. Begitu pun Hasfi. Makanan yang tadi dibawakan Hasfi dari rumah Ayahnya juga tidak ada mereka sentuh. Hasfi masih agak kenyang. Begitu pula dengan Ryana yang tadi siang makan di sekolah. Sampai-sampai Hasfi melupakan rasa sakitnya akibat jatuh dari sepeda motornya."Besok kamu pijat refleksi aja, Bang. Mana habis jatuh gitu," celetuk Ryana memecah keheningan di antara mereka. "Ah, iya. Boleh juga, Yang. Kamu juga ikut pijat ya, nemenin aku," balas Hasfi langsung menyetujui. "Oke. Ya sudah. Kita pindah aja lagi, Bang. Tapi jangan besok juga. Kan aku mesti ngajar, kamu juga harus kuliah. Belum lagi malam hari kita kudu pijat. Hari Minggu nanti aja kalo mau pindaha

  • Suami Pengganti   Terungkap jelas

    "Kalau begitu Hasfi pulang dulu, Yah," kata Hasfi ingin berpamitan kepada Ayahnya. Ia merasa tidak ada lagi hal yang perlu dibicarakan kepada Ayahnya. "Lho kok pulang sekarang? Apa kaki dan tanganmu udah enggak sakit lagi? Biar Agus dan Budi aja nanti yang nganterin kamu pulang," jawab Pak Alfian terkejut karena Hasfi ingin pulang. Agus dan Budi adalah supir dan ART di rumah Pak Alfian. "Tapi Hasfi belum membuat video konten untuk pekerjaan, Yah." "Oh gitu ya sudah tidak apa-apa. Tunggu sebentar." Pak Alfian membuka tas kerjanya. Ia mengeluarkan uang sejumlah sepuluh juta dari dompet besarnya, lalu memberikan uang itu kepada putra sulungnya itu."Ini uang yang Ayah janjikan tadi. Terimalah. Anggap saja sebagai ganti bayar uang sewa dan hadiah pernikahanmu. Oh iya, nanti kalau sudah tiga bulan di kontrakan. Kamu sebaiknya pindah ke rumah Ayah. Cukup dekat dari sini. Hanya berbeda blok saja. Kalau rencanamu ingin membangun rumah, sebaiknya diurungkan saja rencanamu. Lebih baik uang

  • Suami Pengganti   Setegar karang di lautan

    Hasfi kecewa dengan sikap sang Ayah yang tidak mempercayainya. Di sisi lain ia bahagia dan bersyukur karena Tuhan sudah mempertemukan kembali dirinya dengan ayah kandungnya sendiri. Dari kata-kata Pak Alfian memang sudah terdengar jelas bagi siapa saja yang mendengarnya seperti sedang meremehkan anaknya sendiri. Padahal kualitas Hasfi jauh sekali di atas anak-anak Tania yang ia rawat bertahun-tahun. Tetapi mental mereka mental kerupuk. Tidak tahan banting. Jauh berbeda dengan Hasfi yang mentalnya sudah kuat, tidak lapuk karena badai kehidupan yang menghantam. "Apa tujuan kalau Hasfi berbohong dengan Ayah? Adakah Hasfi terlihat sebagai anak yang pembohong? Untuk apa juga Hasfi sombong berkata kepada Ayah kalau penghasilan Hasfi memang adanya begitu. Hasfi hanya ingin membuktikan kepada Ayah. Kalau anak yang dulu Ayah telantarkan demi wanita lain, malah lebih sukses dengan kaki dan tangan sendiri. Oh, tentunya juga dengan bimbingan dan kasih sayang Ibu yang tidak kenal lelah mendidik

  • Suami Pengganti   Maksud Pak Alfian

    Pak Alfian malah semakin tertawa dengan pertanyaan Hasfi. Ya, ia baru tau Hasfi pernah menyambangi rumahnya ketika SMP dari Satpam Komplek. Itupun ketika sebulan sesudah kejadian. Waktu itu memang istri keduanya sedang hamil. Pak Alfian memarahi istrinya yang tidak memberitahukan kalau anaknya kemari. Tania pun berbohong dan berkata kalau Hasfi kemari karena ingin minta uang. Tania juga bilang ia langsung saja memberikan uang yang diminta Hasfi. Padahal Hasfi tidak ada menerima uang sepeser pun dari Ibu tirinya itu. Sebagai seorang suami yang baik. Pak Alfian percaya saja dengan kata-kata istrinya. Tentu saja Tania berusaha merayu dan menangis tersedu-sedu dengan air mata buayanya. Pria itu lama-lama luluh juga dengan tangisan istrinya. "Sudah Ayah usir dari rumah ini. Ketiga anak itu memang anak Tania. Sekalian juga Ayah usir, biarkan saja mereka ikut Mamanya," jawab Pak Alfian dengan santai."Bu-bukankah waktu Hasfi kemari, Bu Tania sedang mengandung?" tanya Hasfi dengan suara be

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status