Share

Panik

last update Last Updated: 2023-07-20 10:59:45

Panik dan bingung. Dua kata yang menggambarkan perasaan yang saat ini dirasakan Ryana. Dua kata itu juga mewakili perasaannya yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Ingin rasanya dia tidak membuka foto dan video yang dikirimkan oleh Ezra tersebut. Namun semuanya telah terlanjur basah. Nampak jelas di matanya kalau foto dan video itu adalah kekasih yang dicintai dan dibanggakannya selama ini. 

"Mas Aldi, kenapa kamu tega, Mas? Kenapa kamu tega mengkhianatiku? Katanya kamu mencintaiku dan aku adalah wanita satu-satunya dalam hidupmu. Tapi kenapa kamu tega, Mas?" gumam Ryana lirih. 

Wajah ayunya nan polos kini bersimbah dengan air mata. Air mata di malam yang seharusnya menjadi malam yang membahagiakan, namun kini berubah menjadi sebuah kepanikan yang luar biasa yang dirasakan Ryana. 

Sang adik yang tadinya sudah tertidur, kini malah tak sengaja terbangun. Kamar Rayyan bersebelahan dengan kamar Ryana di bagian depan. Sementara kamar orangtua mereka terletak di dekat dapur. 

Rayyan yang terusik tidurnya karena mendengar tangisan Ryana pun perlahan membuka matanya. Laki-laki itu bangkit dan menyingkap selimutnya. Penasaran, apa yang membuat kakak perempuan satu-satunya itu menangis. 

"Kenapa kok Mbak Ryana menangis? Padahal kan besok dia akan menikah dengan Mas Ardi." 

Rayyan berjalan meninggalkan kamarnya menuju kamar kakaknya. Hatinya terenyuh ketika mendapati wajah sang kakak yang ia sayangi itu memerah dengan air mata yang sudah membasahi wajahnya. Ryana duduk di pinggir ranjang dengan ponsel yang sudah jatuh di lantai. Perasaan Rayyan pun bercampur aduk. Terenyuh dan tidak tega melihat kakaknya menangis. 

"Mbak, kenapa malam-malam gini kok menangis? Apa ada yang terjadi dengan Mas Aldi? Mas Aldi enggak kenapa-napa kan? Dia baik-baik aja kan?" tanya Rayyan heran. Pemuda itu masuk ke kamar kakaknya yang pintunya terbuka setengah, hanya ditutupi oleh gorden. Dia justru mengira kalau Aldi kecelakaan atau ada sesuatu hal yang buruk yang terjadi padanya.

Ryana menatap adiknya dengan pandangan nanar. Ingin sekali ia mengatakan kenyataan pahit ini. Namun lidahnya terasa kelu dan bibirnya tercekat. Tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi sang adik.

Melihat kakaknya yang tidak bisa menjawab pernyataannya yang bertubi-tubi. Kedua netra Rayyan menangkap ponsel Ryana yang tergeletak di lantai. Ponsel yang jatuh sembarang dengan keadaan layar menghadap lantai. Pemuda itu melihat ada sesuatu yang tidak beres yang terjadi. 

Tanpa meminta izin dari Ryana, Rayyan mengambil ponsel milik kakaknya itu. Ryana tidak mencegah adiknya mengutak-atik ponselnya. Ia justru membiarkan adiknya tau. Ponsel Ryana memang tidak dikunci dengan kata sandi maupun pola. 

"Pasti ada sesuatu di ponselmu ini kan, Mbak?" Rayyan memeriksa ponsel Ryana. Betapa terkejutnya ketika ia mendapati foto dan video tak senonoh yang di dalamnya aktor utamanya adalah calon kakak iparnya beserta wanita lain yang pastinya bukan kakaknya. Ia sangat mengenal sifat dan kepribadian kakaknya. Tidak mungkin kakaknya yang melakukan unboxing sebelum ijab qobul dilafadzkan. 

Ryana menatap wajah adiknya yang terkejut. Sejurus kemudian ia mengalihkan pandangannya ke arah lain. Sulit memang mendapati kenyataan yang ada. Wanita mana yang hatinya tak hancur ketika mendapati kekasih yang dicintainya telah berbagi peluh dengan wanita lain. 

"Katakan padaku kalau foto dan video itu hanya editan, Yan," kata Ryana yang akhirnya bersuara walau dipaksakan. Tenggorokannya terasa begitu kering dan suaranya serak karena isakan tangis. 

"Foto dan video ini kayaknya direkam dengan ponsel yang bagus, Mbak. Sayangnya 90 % asli. Resolusi gambarnya juga tinggi. Mustahil ini editan. Bukan maksudku memfitnah calon suamimu, Mbak. Aku akan menghubungi Mas Ezra untuk memastikannya. Kalau perlu malam ini juga kita ke rumah Mas Aldi juga," jawab Rayyan dengan tenang. Walau rasa marah dan emosi menguasai hatinya. Namun ia berusaha tetap berpikir jernih dan berkepala dingin. Agar semua masalah yang dihadapi kakaknya bisa mereka selesaikan. 

"Malam ini juga kita ke rumah Mas Aldi? Ini sudah larut malam, Yan. Jujur, aku bingung apa yang harus kulakukan." Ryana mengusap wajahnya pilu. 

"Iya, Mbak. Malam ini juga kita harus ke rumah Mas Aldi. Meminta penjelasan darinya. Apa kamu mau menikah dengan seorang pengkhianat sekaligus lelaki penzina, Mbak? Sayangi dirimu. Aku enggak mau kamu tertular penyakit. Aku takut kalau ternyata Mas Aldi sudah celap-celup sana sini," ungkap Rayyan dengan penuh kekhawatiran. 

Ryana mendesah pelan. Bingung, tak tau apa yang harus ia lakukan. Masih beruntung gadis itu tidak menghadapi kenyataan pahit ini seorang diri. Dirinya masih mempunyai seorang adik yang seorang gentleman, yang membela dan menemani dirinya kapan saja. 

Rayyan melalukan panggilan ke ponsel Ezra untuk memastikan kebenaran apakah yang di video itu benar Aldi atau bukan. Secara Ezra dan Aldi adalah duo sobat kental yang sangat akrab. Pernyataan baru muncul di otak Rayyan. Apa motif Ezra menyebarkan foto dan video panas milik Aldi tersebut. 

Tak lama kemudian, sambungan panggilan telepon dengan Ezra pun terhubung. Rasa gugup pun memenuhi dada Ryana. Dia membiarkan adiknya yang berbicara dengan Ezra. Rayyan pun mengubah mode loudspeaker agar Ryana bisa mendengarkan percapakan mereka. 

"Halo, Ry. Kamu sudah melihat kan kelakuan busuk kekasihmu bersama wanita lain. Huh, begitulah kelakuannya selama setahun lebih ini. Kamu tau kenapa dia melakukan itu? Katanya kamu selalu menolak ajakannya, makanya akhirnya dia melakukannya dengan wanita lain. Lelaki seperti itukah yang mau kamu pertahankan? Lelaki yang sudah pernah berzina itukah yang akan menjadi suamimu?" Ezra berkata seolah tanpa beban membongkar kebusukan sahabatnya sendiri.

Kakak dan adik itu terdiam. Mereka saling tatap. Beribu pertanyaan mengisi benak mereka. Hingga akhirnya Ezra kembali menyambung kalimatnya. Ia rupanya masih belum puas berkata-kata. 

"Kalau aku jadi kamu, aku pasti akan membatalkan pernikahan ini. Jelas, seumur hidupmu terlalu panjang jika kamu habiskan dengan seorang pengkhianat. Ingat, Ryana! Masa depanmu masih panjang! Sayang sekali hidupmu dihabiskan oleh laki-laki yang tidak dapat mengontrol nafsunya. Namanya selingkuh ya tetap selingkuh. Jangan sampai kamu memelihara penyakit. Masih banyak laki-laki yang baik dan bisa menjadi suamimu, Ryana." Ezra malah terkekeh. 

"Ha, halo, Mas. Ini aku, Rayyan. Adiknya Mbak Ryana. Foto dan video itu beneran kan Mas? Bukan editan?" Rayyan akhirnya mengungkapkan kegelisahannya. 

"Hahaha. Aku tau Ryana pasti sekarang lagi gugup dan panik kan? Foto dan video sejelas dan sejernih itu masih kamu bilang editan? Rayyan, Rayyan. Masa kamu tidak bisa membedakan foto dan video editan atau asli. Kalau kamu tidak percaya dengan kata-kataku, tanya saja si Aldi yang sok kegantengan itu. Labrak saja dia sana! Datangi ke rumahnya. Pasti dia mengakui perbuatannya." 

Telepon dimatikan secara sepihak oleh Ezra. Tangan kiri Rayyan mengepal, kini api emosi membakar dadanya. 

"Ayo kita siap-siap ke rumah si Aldi sial*n itu!" 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Suami Pengganti   Trauma mendalam

    Pedih bagai tersayat-sayat yang dirasakan oleh Bu Hasna. Pak Alfian serasa kembali mengoyak luka lamanya yang perlahan sudah mulai sembuh. Padahal sebelumnya Bu Hasna berharap tidak akan pernah bertemu dengan mantan suaminya. Memang hanya sekali saja ia bertemu dengan suaminya setelah resmi palu perceraian itu terjadi. Ya, waktu itu ketika Hasfi dan dirinya melihat Pak Alfian membelikan mainan untuk ketiga anak tirinya. "Hasna! Tunggu, Hasna! Aku mohon jangan pergi," pekik Pak Alfian sambil mengejar Bu Hasna yang berjalan meninggalkannya. Lia merasa situasi saat ini sedang tidak kondusif. Namun dirinya tidak bisa berbuat apa-apa. Tidak mungkin ia meninggalkan Tantenya dalam situasi sulit seperti ini. Ia pun bisa merasakan apa yang dirasakan oleh Bu Hasna. Ya, menjadi single parent bagi seorang Bu Hasna bukanlah hal yang mudah. Walau ia hanya punya anak tunggal. Bukan berarti ia bisa dengan mudah menjalani semua ini.Bu Hasna terus melajukan jalannya. Begitu juga Lia yang berada di

  • Suami Pengganti   Hati yang terkoyak

    Ya, malam ini Hasfi tidak bisa tertidur. Pikirannya berkelana kemana-mana. Terutama pikirannya tertuju pada masa lalunya yang kelam. Hidup beranjak dewasa tanpa didampingi dan mendapat kasih sayang dari sang ayah memanglah berat buat Hasfi. Tetapi sang ibunda terus menguatkannya dan memberikan semangat. Bahwa hidup akan terus berjalan, dengan atau tanpa ayah di sisinya. Mulanya Hasfi meratapi nasibnya. Nasibnya memang berbeda dengan anak-anak di sekitarnya. Perlahan ia mencoba menerima. Waktu bermainnya otomatis berkurang karena harus membantu ibunya mencari uang. 'Ya Allah, begitu pelik rasanya kehidupanku di masa lampau. Tidak menyangka kalau kehidupanku saat ini berubah total. Yang asalnya tidak punya apa-apa, sekarang malah berlebih. Alhamdulillah ya Allah. Terima kasih atas semua karunia yang Engkau berikan,' gumam Hasfi dalam hati. Pria muda itu melirik istrinya yang tertidur di sebelahnya. Wajah ayu Ryana terlihat teduh. Tak salah memang sejak lama ia mengagumi sosok Ryana. Y

  • Suami Pengganti   Terlalu cepat

    Ryana sebenarnya senang saja karena akan pindah dari kontrakan ini. Apalagi kata Hasfi rumah yang akan mereka tinggali itu adalah rumah milik Ayahnya. Hanya saja mereka baru beberapa hari pindah ke rumah ini, masa baru pindah lagi? Ibarat kata, rasa lelah karena pindahan belum sepenuhnya hilang. Ryana terdiam beberapa menit. Begitu pun Hasfi. Makanan yang tadi dibawakan Hasfi dari rumah Ayahnya juga tidak ada mereka sentuh. Hasfi masih agak kenyang. Begitu pula dengan Ryana yang tadi siang makan di sekolah. Sampai-sampai Hasfi melupakan rasa sakitnya akibat jatuh dari sepeda motornya."Besok kamu pijat refleksi aja, Bang. Mana habis jatuh gitu," celetuk Ryana memecah keheningan di antara mereka. "Ah, iya. Boleh juga, Yang. Kamu juga ikut pijat ya, nemenin aku," balas Hasfi langsung menyetujui. "Oke. Ya sudah. Kita pindah aja lagi, Bang. Tapi jangan besok juga. Kan aku mesti ngajar, kamu juga harus kuliah. Belum lagi malam hari kita kudu pijat. Hari Minggu nanti aja kalo mau pindaha

  • Suami Pengganti   Terungkap jelas

    "Kalau begitu Hasfi pulang dulu, Yah," kata Hasfi ingin berpamitan kepada Ayahnya. Ia merasa tidak ada lagi hal yang perlu dibicarakan kepada Ayahnya. "Lho kok pulang sekarang? Apa kaki dan tanganmu udah enggak sakit lagi? Biar Agus dan Budi aja nanti yang nganterin kamu pulang," jawab Pak Alfian terkejut karena Hasfi ingin pulang. Agus dan Budi adalah supir dan ART di rumah Pak Alfian. "Tapi Hasfi belum membuat video konten untuk pekerjaan, Yah." "Oh gitu ya sudah tidak apa-apa. Tunggu sebentar." Pak Alfian membuka tas kerjanya. Ia mengeluarkan uang sejumlah sepuluh juta dari dompet besarnya, lalu memberikan uang itu kepada putra sulungnya itu."Ini uang yang Ayah janjikan tadi. Terimalah. Anggap saja sebagai ganti bayar uang sewa dan hadiah pernikahanmu. Oh iya, nanti kalau sudah tiga bulan di kontrakan. Kamu sebaiknya pindah ke rumah Ayah. Cukup dekat dari sini. Hanya berbeda blok saja. Kalau rencanamu ingin membangun rumah, sebaiknya diurungkan saja rencanamu. Lebih baik uang

  • Suami Pengganti   Setegar karang di lautan

    Hasfi kecewa dengan sikap sang Ayah yang tidak mempercayainya. Di sisi lain ia bahagia dan bersyukur karena Tuhan sudah mempertemukan kembali dirinya dengan ayah kandungnya sendiri. Dari kata-kata Pak Alfian memang sudah terdengar jelas bagi siapa saja yang mendengarnya seperti sedang meremehkan anaknya sendiri. Padahal kualitas Hasfi jauh sekali di atas anak-anak Tania yang ia rawat bertahun-tahun. Tetapi mental mereka mental kerupuk. Tidak tahan banting. Jauh berbeda dengan Hasfi yang mentalnya sudah kuat, tidak lapuk karena badai kehidupan yang menghantam. "Apa tujuan kalau Hasfi berbohong dengan Ayah? Adakah Hasfi terlihat sebagai anak yang pembohong? Untuk apa juga Hasfi sombong berkata kepada Ayah kalau penghasilan Hasfi memang adanya begitu. Hasfi hanya ingin membuktikan kepada Ayah. Kalau anak yang dulu Ayah telantarkan demi wanita lain, malah lebih sukses dengan kaki dan tangan sendiri. Oh, tentunya juga dengan bimbingan dan kasih sayang Ibu yang tidak kenal lelah mendidik

  • Suami Pengganti   Maksud Pak Alfian

    Pak Alfian malah semakin tertawa dengan pertanyaan Hasfi. Ya, ia baru tau Hasfi pernah menyambangi rumahnya ketika SMP dari Satpam Komplek. Itupun ketika sebulan sesudah kejadian. Waktu itu memang istri keduanya sedang hamil. Pak Alfian memarahi istrinya yang tidak memberitahukan kalau anaknya kemari. Tania pun berbohong dan berkata kalau Hasfi kemari karena ingin minta uang. Tania juga bilang ia langsung saja memberikan uang yang diminta Hasfi. Padahal Hasfi tidak ada menerima uang sepeser pun dari Ibu tirinya itu. Sebagai seorang suami yang baik. Pak Alfian percaya saja dengan kata-kata istrinya. Tentu saja Tania berusaha merayu dan menangis tersedu-sedu dengan air mata buayanya. Pria itu lama-lama luluh juga dengan tangisan istrinya. "Sudah Ayah usir dari rumah ini. Ketiga anak itu memang anak Tania. Sekalian juga Ayah usir, biarkan saja mereka ikut Mamanya," jawab Pak Alfian dengan santai."Bu-bukankah waktu Hasfi kemari, Bu Tania sedang mengandung?" tanya Hasfi dengan suara be

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status