Home / Romansa / Suami Perkasa / Aku Belum Mati

Share

Aku Belum Mati

last update Last Updated: 2025-08-25 10:46:41

Hari itu, aula pernikahan dipenuhi tamu. Lampu kristal menggantung megah, musik lembut mengalun. Laura berjalan dengan gaun putihnya, perutnya yang mulai membuncit tertutup elegan oleh renda dan sutra. Semua mata tertuju padanya. Ia tersenyum tipis, menahan gemetar di kakinya.

Akhirnya, ia resmi. Bukan hanya istri siri, tapi sah di mata hukum dan agama. Tidak ada lagi yang bisa meragukannya. Begitu pikirnya.

Namun saat penghulu hampir menutup prosesi akad, tiba-tiba pintu besar aula berderit keras. Semua kepala menoleh.

Seorang perempuan masuk. Langkahnya tenang, tapi setiap hentakan tumit sepatu itu terdengar menggema. Gaun hitam panjang membalut tubuhnya, rambut tergerai indah, bibir merah darah, mata tajam menatap lurus ke arah pengantin.

Laura membeku. Wajahnya pucat pasi. Bibirnya bergetar tanpa suara.

“Sukma…” bisiknya.

Tamu-tamu mulai berbisik panik. Beberapa bahkan berdiri, seakan melihat hantu.

Namun perempuan itu tersenyum dingin. “Aku bukan hantu. Aku hidup. Dan aku masih i
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Suami Perkasa   Ruang Hangat

    Hari itu, langit mendung. Sukma duduk di balik meja kerjanya yang penuh tumpukan berkas. Namun pikirannya melayang jauh, bukan pada angka-angka perusahaan, melainkan pada adiknya—Rangga. Sejak pertengkaran malam itu, rumahnya terasa hampa. Tak ada lagi suara gitar Rangga dari kamar sebelah, tak ada lagi tawa hangat yang biasanya bisa menghibur Sukma saat hari-harinya kelabu.Ia tahu, keputusannya mengusir Rangga terlalu keras. Tapi saat itu emosinya menguasai segalanya. Luka lama yang dibuka kembali oleh kehadiran Helen membuatnya buta. Kini, seminggu lebih tanpa kabar, hatinya dihantui rasa bersalah.“Bagaimana kabarnya, ya?” gumam Sukma lirih.---Sementara itu, Rangga dan Helen sedang berjuang memulai hidup baru. Mereka menyewa sebuah ruko kecil di pinggiran kota. Hanya dengan tabungan seadanya dan bantuan pinjaman dari teman lama, mereka membuka sebuah kafe sederhana. Namanya “Ruang Hangat”—karena Helen ingin tempat itu menjadi ruang bagi siapa pun yang mencari kehangatan, meski h

  • Suami Perkasa   Mesra di Kafe

    Perjalanan mereka tentu tak mulus. Ada saat-saat sulit: pelanggan sepi karena hujan deras, bahan baku habis karena pemasok telat, bahkan listrik kedai sempat padam saat jam ramai. Helen sempat panik, merasa semua akan hancur. Tapi Rangga selalu menenangkannya. “Hel, jangan takut gagal. Semua pengusaha pasti jatuh dulu sebelum berdiri tegak. Kita juga gitu. Yang penting kita bareng-bareng.” Dan benar, setiap kali masalah datang, mereka selalu mencari solusi bersama. Helen mulai belajar menghitung stok, bahkan membuat menu makanan ringan sederhana untuk menambah penghasilan. Rangga bangga sekali melihat perubahan itu. “Lihat kamu sekarang,” katanya suatu hari sambil mengusap rambut Helen. “Dulu kamu sekretaris cantik yang selalu terikat aturan kantor. Sekarang kamu partner bisnis sekaligus partner hidupku. Aku nggak bisa minta lebih.” Helen tersipu, tapi hatinya hangat. Ia sadar, meski hidup mereka kini jauh dari glamor, justru inilah kebahagiaan yang nyata. --- Beberapa

  • Suami Perkasa   Hidup Sederhana

    Namun siapa sangka, justru dari keterpurukan itu,beberapa tahun kemudian Helen akhirnya bertemu sosok yang sama sekali tak ia duga: Rangga—adik kandung . Jika Dimitri penuh aura kuasa dan manipulasi, Rangga justru hangat, ramah, dan memiliki tatapan yang jujur. Helen menunduk, menahan air mata yang hampir jatuh lagi.Menceritakan masa lalunya Rangga menarik kursi, duduk di hadapannya. “Kamu nggak pantas diperlakukan begitu.” Helen tertawa getir. “Memangnya aku pantas diperlakukan gimana? Aku cuma mantan simpanan. Semua orang melihatku sama: perempuan murahan.” Tatapan Rangga menajam, tapi suaranya tetap tenang. “Jangan pernah hina dirimu sendiri, Hel. Kamu cuma jatuh cinta sama orang yang salah. Itu bukan salahmu.” Ucapan itu membuat dada Helen sesak. Selama ini tak ada yang benar-benar membelanya. Semua orang hanya menyalahkan, menghakimi, bahkan memandang sinis. Tapi Rangga… ia berbeda. -- Keesokan harinya, Sukma memanggil Rangga ke ruang kerjanya di kantor pusat. “M

  • Suami Perkasa   Aku Bukan Pelakor

    Helen masih ingat jelas hari pertama ia melamar kerja di perusahaan Dimitri. Dengan ijazah pas-pasan dan wajah cantik yang sering dianggap sebelah mata, ia hanya berharap diterima. Tapi takdir justru membawanya lebih dekat pada lelaki yang akan mengubah seluruh hidupnya. Dimitri—saat itu CEO muda yang karismatik, ambisius, dan punya reputasi sebagai “bad boy” kelas atas. Setelan jasnya berharga puluhan juta, dan senyumnya bisa meluluhkan siapa pun. Semua perempuan di kantor tahu betapa sulitnya menolak pesonanya. Dan Helen, yang saat itu baru berusia 23 tahun, tak pernah mengira dirinya akan dipilih sebagai sekretaris pribadi Dimitri. Hari-hari pertama terasa berat. Dimitri dikenal keras, temperamental, dan perfeksionis. Tapi anehnya, justru Helen yang paling tahan menghadapi semua itu. Ia patuh, telaten, bahkan rela bekerja sampai larut malam hanya untuk memastikan bosnya puas. “Kenapa kamu nggak pernah nolak kalau aku suruh lembur?” tanya Dimitri suatu malam, saat mereka berd

  • Suami Perkasa   Flash Back Rangga dan Helen

    Beberapa bulan sebelumnya. Hari itu Rangga sedang sibuk mencari mobil sport bekas. Bukan sekadar kendaraan, baginya mobil adalah simbol kebebasan,ia ingin punya sesuatu yang benar-benar miliknya sendiri bukan milik Sukma ,kakaknya. Saat membuka situs jual-beli, matanya langsung terpaku pada sebuah iklan: Porsche Boxster biru metalik. Mobil itu tampak terawat, mengilap, dan harganya—meski masih tinggi—cukup masuk akal untuk seseorang seambisius Rangga. “Ini dia…” gumamnya sambil menekan nomor kontak penjual. Suara perempuan menjawab di seberang, lembut tapi percaya diri. “Halo, saya Helen. Anda yang tertarik dengan Porsche saya?” Nada suaranya membuat Rangga terhenti sejenak. Ada sesuatu dalam intonasi Helen—hangat, sekaligus misterius. Mereka sepakat bertemu sore itu di sebuah kafe dekat apartemen mewah di pusat kota. Saat Helen datang, Rangga sempat terpana. Perempuan itu mengenakan dress putih sederhana, rambut hitamnya tergerai, dan ada pesona anggun yang membuat semua orang

  • Suami Perkasa   Wanita itu

    Malam itu akhirnya Sukma ketiduran dengan mata sembab. Tangisnya yang panjang membuat kelopak matanya bengkak, sementara tubuhnya lelah oleh pergulatan batin yang tak kunjung reda. Ponsel di samping bantal masih bergetar sesekali—Steve tak henti-henti mencoba menghubunginya—tapi Sukma tetap menahan diri. Ia tahu, satu kali saja ia buka pesan itu, seluruh benteng pertahanan yang ia bangun akan runtuh.Sekitar pukul dua dini hari, ia terbangun. Tenggorokannya kering, kepalanya berat, dan dadanya terasa sesak. Dengan langkah pelan ia turun dari ranjang, mencari segelas air di dapur kecil apartemen baru yang ia sewa.Lampu lorong masih temaram. Sukma berjalan dengan pikiran kosong, hanya ingin merasakan sedikit kesegaran dari air putih. Ia membuka kulkas, menuang segelas, lalu meneguknya perlahan.Tiba-tiba, telinganya menangkap suara samar. Awalnya ia kira hanya suara televisi dari kamar sebelah. Tapi semakin ia mendengarkan, suara itu jelas sekali: tawa lirih, bisikan manja, dan… helaan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status