Share

Wanita Es Cream & Pria Pisang Goreng

Terjaga di samping wanita yang selama ini hanya bisa ia lihat dari ‘kejauhan’ dan tak tergapai, adalah anugerah yang Sean syukuri pagi ini. Ia sudah membuka mata sejak satu jam yang lalu, akan tetapi tubuhnya menolak untuk bangkit dan beranjak dari sisi Rhein yang masih pulas dalam buaian mimpi. Bibir mungil nan berisi itu bergerak-gerak secara lambat seperti sedang menikmati sesuatu, bila Sean boleh menebak, sepertinya Rhein bermimpi sedang makan atau mengomel?

Sean tak bisa menahan senyumnya ketika tiba-tiba Rhein membuka mata, dua pasang netra itu saling tatap untuk beberapa detik lamanya. Rhein terpaku, terhenyak hingga tak sanggup berkata-kata. Sean yang sedang menelisik wajahnya pasti melihat sesuatu yang aneh di sana. Dengan ragu, Rhein mengusap sudut bibirnya, tak ada yang basah. Jemarinya berpindah ke sudut mata, barangkali ada dosa yang tertinggal di situ? Namun, matanya bersih karena Rhein tak mengenakan make up mata apapun sejak kemarin.

“Selamat pagi, Rhein,” sapa Sean de
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status