Beranda / Urban / Suami Super Kaya / Bab 2. Ahli Waris

Share

Bab 2. Ahli Waris

Penulis: imam Bustomi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-16 06:09:54

Pikiran Niko seketika kosong. Dengan gagap dia menjawab, “Ka-kakek-ku? A-abraham?”

“Benar.” Danish mengangguk. “Kakek Pak Niko adalah pengusaha dan tokoh bisnis yang sangat disegani di seluruh dunia. Beliau adalah pendiri Bakhi Group, yang memiliki nilai pasar terbesar di dunia. Semua aset yang dimiliki Pak Abraham, termasuk yang ada di Indonesia sekarang adalah milik Pak Niko. Anda bisa mengambil alih posisi Kakek anda kapan pun anda mau.”

Niko tersentak. Dia membayangkan warisan yang akan dia terima. Namun, dia tersadar dan menggelengkan kepala.

“Tidak, aku tidak mau!” Niko menjawab tanpa keraguan.

“Kenapa?” tanya Danish.

“Waktu orang tuaku meninggal, dia tidak merawatku. Dia malah membuangku. Dan sekarang kamu memberitahuku kalau dia kakekku? Lucu! Lucu sekali!” 

Danish sudah menyangka Niko akan menolak tawaran itu.

“Pak Abraham tidak membuang anda.  Beliau dulu sengaja mengirim anda ke salah satu asrama putra di kota ini agar anda selamat dari marabahaya,” jelas Danish.

Kening Niko berkerut, “Maksud anda?”

Danish kembali menjelaskan, “Setelah kematian orang tua anda, ada banyak orang yang ingin melenyapkan anda, karena ahli waris yang tersisa hanyalah anda. Terlepas dari itu, tanpa anda sadari Pak Abraham terus mengawasi anda sebagai bentuk kasih sayang dan tanggung jawabnya. Melihat perkembangan anda, Pak Abraham menilai sudah waktunya anda meneruskan takhta keluarga Bakhi.”

Niko mendadak sakit kepala. Dia akan menerima semua kekayaan itu? Yang benar saja.

Dan seolah tersadarkan dari lamunan, Niko tidak percaya begitu saja pada ucapan Danish.

“Omong kosong!” Saking kesalnya Niko tertawa begitu keras.

“Aku serius, Pak Niko. Aku menjelaskan berdasarkan fakta.” Danish berusaha meyakinkan. “Pak Niko adalah satu-satunya penerus Bakhi Group yang sah secara hukum.”

“Aku tidak peduli dan tak mau tahu!” Nada bicara Niko terdengar begitu tegas.

Kemudian dengan perasaan kesal Niko pun mematikan video call tersebut. Disaat itu ada sedikit rasa penyesalan di hatinya. Dia bisa saja merubah nasibnya yang menyedihkan dalam sekejap, tetapi setelah dipikir-pikir lagi, penyesalan itu menghilang.

Dan sebelum Niko lebih jauh memikirkan hal itu, terdengar jeritan Hesti.

“Niko! Selesai kamu kerjanya? Cepat ke depan!”

“Iya, Nyonya.” Niko berjalan keluar dari dapur.

Namun, sebelum Niko tiba di ruang tengah, sebuah email dari Danish masuk ke ponselnya. Dia membukanya. Email itu berisikan surat resmi penyerahan dan pemindahan kepemilikan Bakhi Group ke tangan Niko Prameswara Bakhi. Di dalamnya juga terlampir daftar aset sebanyak 604 halaman yang dimilikinya.

“Apa?!” Tangan Niko bergetar dan matanya terbelalak sempurna mendapati informasi yang benar-benar nyata.

“Nikoooo! Ngapain aja sih kamu?! Cepat ke sini, Nikooo!” lagi -lagi jeritan Hesti terdengar.

Niko memasukkan ponsel ke saku celana, mengabaikan dulu sesuatu yang mengejutkan itu. 

Ketika Niko sudah berada di ruang utama, Hesti langsung memakinya, “Please deh jangan  bikin aku emosi sehari aja! Jadi cowok kok lemes banget.”

“Tampan-tampan kok kayak siput!” Mulut Endah gatal ikut menyindir Niko.

“Babu tolol! Otak dengkul! Rugi aku membayarmu.” Makian Hesti semakin sadis.

Niko hanya menunduk. Dia tak mau ambil pusing.

“Keluarkan mobil, antarkan Echa ke rumah Hendra,” titah Hesti, lalu dia spontan menyentuh kepalanya. “Oh, Tuhan … semoga Echa berhasil membujuk Hendra untuk meminjamkan uang sebesar 9 miliar.”

Echa keluar dari arah kamarnya. Hesti melihat anaknya itu telah berganti pakaian.

“Pokoknya kamu harus bujuk Om-mu, ya. Cuma Hendra yang bisa menyelamatkan nyawa Papamu dan perusahaan kita.” Hesti menyemangati Echa.

“Iya, Mah. Aku akan berusaha,” balas Echa.

Mendengar keluhan mereka, Niko teringat bahwa barusan dia menerima semua kekayaan Kakeknya. Itu artinya dia bebas menggunakan warisannya itu untuk membantu keluarga ini.

Hesti tersadar melihat Niko masih berdiri di tempatnya. Dia pun kembali melototi lelaki itu, “Oh, Tuhan … Niko? Kamu tuli atau bisu, hah?! Kamu disuruh mengantarkan Echa! 

“Kok kuat ya keluarga ini punya pembantu kayak dia? Kalau aku sih mending cari orang yang normalan dikit.” Zalma ikut gregetan.

“Please deh, Niko. Jangan bikin aku tambah pusing!” Hesti tampak begitu kesal.  “Mendingan cepat kamu lakukan tugasmu! Atau kamu nggak mau mengantarkan anakku?!”

“Maaf, Nona, Nyonya.” Niko bergantian menatap Echa dan Hesti. “Bukannya aku mau ikut campur. Tuan Fikram harus segera dioperasi dan perusahaan keluarga ini butuh dana besar, bukan? Gimana kalau aku bantu kalian untuk cari solusi?” tawar Niko.

Semua orang terdiam, melongo mendengar ucapan Niko, sebelum akhirnya Hesti dan kedua temannya tertawa begitu keras. Sementara, Echa menggelengkan kepala bingung.

Hesti memandang Niko dan mencibir, “Niko, kamu tahu 9 miliar itu seberapa? Gajimu sebulan saja cuma 2,5 juta.” Dia lalu mendecakkan lidah. 

“Kalau kamu beneran bisa ngasih uang 9 miliar, aku akan menjadikan menantu kesayangan di rumah ini. Hahaha.”

“Benar begitu?” Niko bertanya sambil tersenyum sederhana.

Echa sebenarnya juga pusing melihat kekonyolan Niko. Suasana hatinya memburuk dengan cepat, “Niko, aku tunggu di luar,” ucapnya lalu melangkahkan kakinya.

Niko mengiyakan dan tidak berbicara lagi. Dia berjalan cepat menuju ke arah garasi mobil.

***

Duduk di belakang kemudi, Echa tengah gelisah. Dia tidak terlalu memikirkan dana miliaran untuk menghidupkan perusahaan keluarganya. Baginya yang paling penting dia harus segera mendapatkan uang 650 juta untuk pengobatan Papanya. Namun, masalahnya keluarga Hendra terkenal pelit dan perhitungan.

Melihat dari kaca, Niko merasakan kegelisahan Echa. Lantas dia pun kembali menawarkan, “Kalau Nona mau, Nona tidak perlu datang ke rumah Om Hendra. Aku akan bantu membayar biaya operasi Papa Nona.”

Mendengar ucapan konyol itu di tengah kegelisahannya, tentu saja membuat  Echa gampang emosi.

“Niko, kamu pikir ini lucu?” Mata tajam Echa tertuju pada Niko. “Tolong jangan ikut campur dengan masalah keluargaku,” peringatnya. 

“Aku serius, Nona. Aku tidak bergurau. Aku benar-benar ingin membantu kesulitan-kesulitan yang keluarga Nona alami.” Terlihat dari kaca mobil, ekspresi Niko benar-benar serius.

Echa merasa heran melihat sikap Niko hari ini. Biasanya lelaki itu penurut dan tidak suka membual. 

“Bagaimana, Nona?” Lagi-lagi ucapan Niko membuat Echa naik pitam.

Seolah menyadari suatu hal, mata Echa melebar dan berteriak tiba-tiba, “Hentikan mobilnya!”

“Ada apa, Nona?” tanya Niko.

“Aku bilang hentikan!” Wajah Echa terlihat jelas memerah.

“Baik-baik.” Niko segera menghentikan mobil di pinggir jalan. Dia tidak mengerti kenapa Echa tiba-tiba tampak benar-benar murka.

“Keluar kamu!” titah Echa dengan begitu dingin.

“Maksud Nona?” Niko memutar badan menatap Echa.

Wajah Echa semakin memerah, “Mulai detik ini kamu aku pecat!”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Suami Super Kaya   Bab 100. Momen Bahagia (ending)

    Echa merasakan ketegangan di dalam rumah. Setelah menerima pesan-pesan dari Tessa, pikirannya berkecamuk. Dia berusaha bertindak normal di depan Niko, meskipun hatinya bergetar.Niko, yang baru saja keluar dari kamar, menyadari ada yang tidak beres. “Echa, kamu baik-baik saja?” tanyanya, memperhatikan ekspresi wajah istrinya.Echa mengangguk, tapi suaranya bergetar, “Iya, Mas. Cuma sedikit lelah.”Niko mendekat, meraih tangan Echa. “Kamu tidak terlihat baik. Ada yang ingin kamu bicarakan?”Echa menarik napas dalam-dalam. Dia harus memberanikan diri, “Mas, ada yang ingin aku tanya. Apa kamu... ada yang ingin kamu katakan padaku?”Niko terkejut. Dia merasakan ada sesuatu yang tidak beres, “Apa maksudmu?” Echa menatapnya tajam, berusaha mencari keberanian, “Tessa menghubungiku. Dia bilang... dia tahu semuanya tentang kita.”Niko terdiam sejenak, “Echa, biarkan aku menjelaskan—”“Jelaskan apa, Niko? Tentang semua foto dan video itu? Tentang perselingkuhanmu?” suara Echa meninggi, air mata

  • Suami Super Kaya   Bab 99. Ancaman Tessa Tidak Berarti

    Tak berselang lama ada pesan susulan, [Kalau kamu ingin aku menjaga rahasiamu, temui aku nanti malam. Tessa.]Melihat suaminya tampak begitu serius menatap layar ponsel, Echa pun bertanya, “Ada apa, Mas?”“Hanya urusan kecil,” jawab Niko sambil bangkit dari tempat duduknya. “aku mau ke kamar dulu.”Niko tidak terlihat panik dengan ancaman Tessa, tahu cepat atau lambat dia harus memberitahukan identitasnya kepada sang istri.“Iya, Mas.” Echa sama sekali tidak curiga.Sambil berjalan menuju kamarnya, Niko mengirim pesan itu Ke Nita, dan setelahnya dia langsung menghubungi adik angkatnya itu.“Hallo.”“Ya, Kak?”“Kamu sudah membaca pesanku?”“Iya, Kak. Sudah. Menurutku sih Kak, mendingan kasih tahu aja kebenarannya sama Kak Echa biar nggak salah paham. Kecuali Kakak masih ragu.”Niko mengerti ucapan Nita, “Tidak. Aku tidak ragu sama sekali. Aku sudah mengenal bertahun-tahun istriku.”Niko sudah memutuskan bahwa hari ini waktu yang sangat tepat untuk memberitahukan identitasnya kepada Ech

  • Suami Super Kaya   Bab 98. Cekcok antara Fikram dan Hesti

    “Aku akan menceraikanmu!” seru Fikram.Bagai disambar petir. Hesti terhenyak mendengar perkataan Fikram. Tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba saja suaminya ingin menceraikan dirinya.“Mas … Mas sadar dengan apa yang mas katakan?” tanya Hesti tak percaya. “jangan dibuat main-main loh, Mas.”“Aku sadar dan tidak main-main! Aku mau menceraikanmu, Hesti!” Fikram berkata dengan tegas tanpa keraguan. “Mas, apa salahku?! Jangan ngaco kamu, Mas!” Suara Hesti lebih tinggi dari suaminya. “Sembuh-sembuhnya kamu malah kayak gini!”Fikram menatap istrinya dengan dingin, “Kamu masih bertanya di mana salahmu? Di rumah ini banyak kaca, ‘kan? Pergi dan introspeksi dirimu.”“Aku nggak salah apa-apa! Mas yang nggak waras!” pekik Hesti, lalu menoleh pada Niko dengan wajah merah padam. “pasti kamu ‘kan yang meracuni suamiku? Pasti kamu sering mengunjungi suamiku cuma untuk menjelek-jelekkanku. Bajingan! Dendam banget kamu sama aku sampai mau merusak rumah tanggaku!”“Ini tidak ada hubungannya denga

  • Suami Super Kaya   Bab 97. Hari Kepulangan Fikram

    Tessa memasuki sebuah mall. Ketika dia menaiki lantai 3 mall, tatapannya tertuju pada seseorang lelaki dan wanita yang tampak bersenda gurau.“Niko? Dan wanita itu?” keningnya berkerut melihat kebersamaan mereka. “bukankah dia adalah seorang pelayan toko baju di mall sebelah?”Perlahan sudut bibir Tessa terangkat, “Sekarang kamu ketahuan, Niko. Rupanya wanita itu memang selingkuhanmu.”Tak ingin melewati kesempatan ini, Tessa merogoh ponsel di dalam tas kecilnya dan segera mengabadikan momen kebersamaan Niko dengan wanita itu. Kali ini dia sangat yakin bisa mengobrak-abrik rumah tangga Niko dan Echa.Yang sedang diperhatikan tengah membahas ulang tahun sang Kakek.“Kak, kurang dua minggu lagi ulang tahun Kakek. Kita harus ngasih surprise,” ucap Nita sambil memakan es krim.Niko hanya tersenyum. Ini kesekian kalinya Nita mengingatkannya.“Menurut Kakak kita harus ngasih surprise apa?” tanya Nita.Niko mengedikkan bahu, “Aku tidak pandai dalam hal ini. Aku serahkan semuanya sama kamu. M

  • Suami Super Kaya   Bab 96. Belum Siap Mengungkapkan Identitasnya

    “Nita?” gumam Echa. “Nita siapa, Mas?” tanyanya kemudian.Niko sama sekali tidak terlihat panik.“Ehmm Nita adalah seorang ahli IT … seorang hacker yang membantuku mengurus permasalahan yang sedang dihadapi WARA Corp,” jawab Niko sambil mengambil ponsel miliknya.Echa mengangguk-angguk percaya.Dalam hal ini Niko berkata jujur, tapi masih belum bisa memberitahu keseluruhannya.Niko segera mengangkat telepon itu dan sengaja mengecilkan suara volume telepon agar Echa tidak mendengar suara lawan bicaranya.“Ada temuan baru lagi?”“Nggak, Kak. Aku–”“Baiklah. Besok pagi kita rapatkan bersama dengan petinggi WARA Corp,” potong Niko dan memutus sambungan setelahnya.Di seberang sana, Nita kesal suaranya dipotong dan teleponnya diputus sepihak. Padahal dia ingin menyampaikan kalau satu bulan lagi adalah hari ulang tahun sang Kakek yang ke 71 tahun. Tapi Nita mengerti, mungkin malam ini Niko sedang bersama istrinya. Lantas dia pun mengirim sebuah pesan.[Sebulan lagi adalah hari ulang tahun

  • Suami Super Kaya   Bab 95. Tidak Jauh Dari Tiga Pokok

    “Terima kasih pengertiannya. Kalau gitu kalian pulang sekarang,” sahut Niko tiba-tiba, membuat Hesti dan Sarah kesal.Harapan Hesti adalah mencari keuntungan sebanyak-banyaknya. Jika dia tidak bisa mendepak Niko dari kehidupan Echa, setidaknya lelaki itu bisa dia manfaatkan.Saat ini Sarah dilema. Tindakan anaknya yang berusaha mengambil hati Niko bisa merugikan keluarganya sendiri. Di sisi lain dia harus segera membujuk Niko untuk menyelamatkan bisnis keluarganya.“A–” Baru Hesti membuka mulutnya, suara Niko terdengar terlebih dahulu.“Mama juga pulang.” Mata Hesti seketika melotot, “Kamu juga mengusirku?! Aku ini Mama kandungnya Echa.”Niko cukup menjawabnya dengan merogoh ponsel di saku celananya. Dia menghubungi petugas keamanan perumahan.“Pak, tolong ke sini.”Hesti dan Sarah menatap Niko. Sikap tegas lelaki itu membuat mereka sedikit takut.“Aku nggak mau pulang. Aku masih ada perlunya sama anakku,” tolak Hesti geram.“Echa sudah mengirim uang 5 juta ke rekening Mama. Jadi ngg

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status