Share

43. Bonus

43. Bonus

***

Sugi membawa Pendi yang menangis dengan sesenggukan ke teras rumahnya, wajah bocah itu masih menunduk tidak mau menatapnya. Sugi memegang kedua pundak Pendi, perempuan itu berjongkok di hadapan putra Matun yang pertama.

"Pendi," panggilnya lembut. "Pendi kenapa?" Masih. Bocah itu masih saja menangis sesenggukan.

Sugi bangkit, ia memasuki rumah mengambilkan minuman untuk Pendi. "Minum dulu, Nak"

Pendi berusaha menekan kesedihannya. Ia menerima uluran gelas dari Sugi lalu meneguknya sedikit. Sugi mengambil alih gelas itu setelah keponakannya selesai meminumnya. "Katakan sama Budha. Kenapa Pendi menangis."

Pendi sedikit melirik pada Sugi, melihat Sugi mengangguk, ia pun menceritakannya. "Tadi ... di sekolah temen-temen bilangin Pendi kalau ayah Pendi seperti monster."

Kening Sugi terlipat mendengar ucapan dari Pendi. "Maksudnya?"

"Iya. Katanya pidio Ayah pakai kolor ada di mana-mana. Makanya temen-temen Pendi bilang

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status