Home / Urban / Suami Terhebat / Bab 2. Peristiwa Mengejutkan

Share

Bab 2. Peristiwa Mengejutkan

last update Last Updated: 2025-07-27 07:02:38

Merespons teriakan Vania, Denzel langsung menyambar pakaian yang berserakan di lantai. Dia lalu mengenakannya secara tergesa-gesa.

Vania menatapnya. Tatapannya penuh selidik.

“Kamu dipanggil Mama tuh. Ada Fano juga. Cepetan!” ujarnya kemudian, ketus.

“Ngapain sih pake hampir telanjang segala! Nggak jelas banget!” lanjutnya, lalu berbalik dan pergi, berjalan seperti orang marah.

Sekilas, Denzel sempat melihat kedua pipi adik iparnya itu memerah.

Setelah sepenuhnya berpakaian, Denzel segera turun. 

Sebenarnya, Denzel sudah bisa menebak apa yang akan dikatakan ibu mertuanya itu kepadanya. Stefano. Lelaki itu masih saja berpikir bisa merebut Vionka darinya. Dia bahkan tak menyadari kalau Vania sebenarnya membencinya. Denzel menyadari itu dari sikap dan tatapan Vania kepada Stefano setiap kali mereka bertemu.

“Orang yang mesum dan egois kayak dia nggak layak jadi suami Vionka. Nggak layak!” gumamnya, dalam hati, saat dia menuruni anak-anak tangga.

Setibanya di lantai satu, Denzel mendapati Stefano dan ibu mertuanya itu tengah menunggu di ruang tamu. Hannah, ibu mertuanya itu, menatap dengan benci ketika dia mendekat dan memberi salam dengan bahasa isyarat. Denzel berusaha untuk tidak terganggu.

“Lelet banget sih kamu! Dari tadi aku nungguin. Cepat duduk! Ada hal penting yang harus kamu tahu!” ujar Hannah.

Denzel hanya mengangguk, bersikap tenang. Dia sudah khatam dengan perangai ibu mertuanya. Lalu dia duduk di salah satu sofa dengan wajah sedikit tertunduk, menunggu apa yang ingin disampaikan ibu mertuanya itu.

“Dengar ya, Denzel... aku ingin menegaskan sekali lagi pada kamu kalau aku sama sekali nggak suka kamu menikah sama putriku. Sampai kapan pun keputusanku nggak akan berubah! Bahkan sampai matahari terbit dari barat pun aku nggak akan pernah sudi mengakui kalau aku punya menantu yang nggak berguna kayak kamu! Dan asal kamu tahu, ada belasan lelaki yang jauh lebih layak darimu yang bilang ke aku kalau mereka ingin jadi suaminya Vionka. Mereka lelaki yang mapan, terhormat. Nggak seperti kamu! Menantu kok kerjaannya cuma di rumah? Dasar nggak berguna!” cerocos Hannah. 

Denzel masih menunduk, berusaha tak menatap Hannah, berusaha tak terusik oleh perkataannya itu.

“Coba kamu lihat betul-betul tamuku ini...” cetus Hannah kemudian. “Selain tampan, dia ini berpendidikan tinggi lulusan luar negeri. Selain itu dia juga anak konglomerat, pewaris tunggal kekayaan keluarganya. Kamu nggak usah sok nggak tahu gitu deh. Kamu pasti udah tahu kan kalau aku ingin menjodohkan Vionka sama dia.” 

Kata-kata Hannah itu bagaikan duri yang beracun, mestilah melukai Denzel. Tetapi justru sebersit senyum muncul di wajahnya, membuat kening ibu mertuanya itu mengerut.

“Kasihan banget sih kamu. Dari tadi bisanya cuma diam aja. Ngomong dong. Punya lidah, kan, kamu? Eh, lupa. Kamu kan bisu, ya. Hahaha…” 

Giliran Stefano yang mengejek-ngejek Denzel. Kali ini Denzel menatapnya.

“Kita belum pernah benar-benar kenalan, kan, ya? Kenalin, aku Stefano Hartono. Dan aku datang untuk menjadi suami yang lebih baik buat Vionka,” ujar Stefano dengan congkak, sambil menawarkan diri untuk berjabat tangan.

Denzel melihat tangan Stefano sebentar, lalu mengabaikannya.

“Oh, nggak mau berjabat tangan? Dasar bisu. Ya sudah,” ujar Stefano, lalu terkekeh.

“Kamu ini nggak sopan banget sih sama tamu! Udah bisu, nggak punya sopan santun pula! Ya Tuhan, kenapa Vionka dulu bisa milih kamu jadi suaminya? Nggak habis pikir aku,” kali ini Hannah yang menyerangnya.

Denzel tetap diam. Masih diam.

“Kamu tahu kan kalau aku adalah pewaris harta Keluarga Hartono yang tersohor itu, keluarga terkaya nomor 3 di kota ini? Kalau kamu pintar, semestinya kamu tahu apa yang harus kamu lakukan. Atau kamu selain bisu juga bodoh? Ya ampun. Menyedihkan banget. Hahaha…” cecar Stefano.

Denzel masih diam.

“Eh, bisu... Kamu dengar, ya. Aku sudah mendapat restu dari Tante Hannah untuk mempersunting Vionka. Tante Vionka tahu yang terbaik untuk anaknya. Dan akulah orangnya, lelaki yang akan menjadi suami yang mampu membuat Vionka bahagia. Jadi, aku minta, segera ceraikan Vionka. Tante Hannah sudah memilihku, bukan kamu. Ngapain juga dia lama-lama hidup serumah dan sekamar sama orang bisu sampah kayak kamu,” papar Stafano sambil terus menatap Denzel dengan angkuh.

Denzel tak sedikit pun terintimidasi oleh tatapan dan perkataan Stefano. Dia begitu tenang. Stefanolah justru yang mulai merasa terintimidasi. 

“Benar yang dibilang Stefano ini. Aku memilih dia, bukan kamu, dan itu artinya aku ingin kamu segera angkat kaki dari rumah ini. Lebih cepat, lebih baik. Hari ini juga deh kalau bisa. Tapi sebelumnya kamu ceraikan dulu anakku. Jangan sampai statusnya nanti jadi nggak jelas! Jangan nyusahin keluarga ini terus!” timpal Hannah. 

Denzel mendapati mata ibu mertuanya itu membulat saat ia menoleh ke arahnya. 

“Kamu dengar sendiri kan keinginan ibu mertuamu barusan? Sudah, turuti saja keinginannya. Dan jangan khawatir soal nasibmu setelah ini. Aku nggak setega itu kok. Nggak akan kubiarin kamu jadi gelandangan dan nggak bisa makan. Aku akan kasih kamu uang 100 juta, kalau perlu saat ini juga, sebagai uang pengganti. Gimana? Lumayan, kan? Bisa tuh kamu pakai buat nyewa PSK kalau kamu kesepian. Hahaha…” 

Denzel kembali menatap Stefano. Kali ini dia tidak setenang tadi. Baru saja lelaki congkak itu menawarkan 100 juta, seolah-olah dia sedang berusaha membeli istrinya darinya. Memangnya Vionka sejenis barang? Yang benar saja!

“Kenapa kamu menatapku seperti itu? Nggak terima? Lah kamu memang miskin, kan? Kalau bukan karena keluarga Vionka, kamu nggak punya apa-apa. Nggak akan bisa makan kamu, Sampah!” 

Emosi Stefano tersulut. Dia berdiri dan kini mengarahkan telunjuk dengan kasar ke muka Denzel.

Denzel merasakan darah di dalam tubuhnya mulai bergerak naik menuju ke ubun-ubun kepala. Detak jantungnya mulai berdegup lebih cepat. Tangannya mengepal.

“Kamu itu seharusnya sadar diri, Bisu! Wanita secantik Vionka nggak sepantasnya punya suami orang bisu kayak kamu. Lelaki sempurna seperti akulah yang cocok buat dia. Tampan, kaya, dan nggak bisu. Coba aku tanya, dengan apa kamu mau membahagiakan dia? Kamu punya apa? Pendidikan nggak punya, kekayaan nol, ngomong bisa. Ya ampun, kamu itu harusnya sadar diri! Seharusnya tahun lalu waktu Vionka ngajak kamu nikah itu kamu tolak, bukan kamu terima! Sampah!” 

Stefano semakin tidak bisa mengontrol ucapannya. Dia benar-benar mencoba merendahkan Denzel serendah-rendahnya.

“Sampai kapan pun yang dibutuhkan untuk membuat wanita bahagia adalah uang. Tanpa punya uang, kamu hanya akan membuat istrimu menderita. Dan kamu nggak punya uang, sedangkan aku punya. Aku punya banyak uang,” ujar Stefano, membentangkan tangannya.

Lalu dia menunduk, mendekatkan mulutnya ke telinga Denzel.

“Dan kamu tahu apa,” bisiknya, “aku dengar dari Tante Hannah kalau kalian belum pernah berhubungan badan sekali pun. Ya ampun. Apa kamu juga impoten? Setelah aku jadi suaminya nanti, kami akan berhubungan badan setiap malam. Setiap malam.”

Stefano kembali berdiri tegak dan tersenyum. Dia terlambat menyadari bahwa Denzel juga ikut berdiri dan sedang melayangkan tinjunya ke wajahnya.

BRUK!!

“Jaga mulutmu, Bangsat!” umpat Denzel, berdiri gagah di hadapan Stefano yang terjerembab.

Setelah sepuluh tahun hidup membisu, akhirnya Denzel bicara lagi di hadapan orang lain...

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Suami Terhebat   Bab 104. Bercinta Sepenuh Hati (TAMAT)

    Hilmawan tetap pada keinginannya, uang hasil lelang batu giok itu seluruhnya ia serahkan pada Denzel, tanpa dipotong sedikitpun.“Kerja keras dan usahamu untuk membantuku mengembalikan nama Precious dalam kompetisi ini jauh lebih berharga dari uang 1 miliar. Bahkan kamu sampai bersedia meninggalkan klinikmu demi membantuku. Jadi, kamu memang berhak menerima semuanya. Lagipula, bukan mau sombong, uangku masih banyak, jadi aku tidak butuh uang itu... hehehe...” ungkap Hilmawan diselingi candaan yang membuat hati Denzel jadi bisa mencair. Denzel pun tidak punya alasan lagi untuk menolak.“Vionka, kamu itu wanita paling beruntung di dunia karena telah memiliki suami sehebat Denzel. Tapi, kalau suatu hari dia kedapatan main curang dengan wanita lain, sehebat apa pun dia, jangan ragu-ragu untuk menghajarnya ya... hahaha...” tambah Hilmawan kembali dengan candaannya yang membuat mereka semua akhirnya tertawa lepas.Di tengah kebahagiaan yang Denzel rasakan, detik itu ia teringat janjinya pad

  • Suami Terhebat   Bab 103. Detik Menegangkan

    Hilmawan tersenyum semringah untuk sementara waktu tokonya memimpin kompetisi, tapi masih ada dua sesi penawaran lagi yang harus dilalui, ia tidak ingin terlalu berbesar hati.“Baiklah, sesi kedua dimulai. Para peserta lelang harus memberikan penawaran di atas harga sesi pertama dengan selisih penawaran minimal 10 juta. Kami ingatkan sekali lagi pembayaran harus dalam bentuk tunai, bukai kredit, dan harus dibayarkan saat ini juga pada penyelenggara,” ucap seorang host memberi tahu pelelangan kembali dilanjutkan.Para peserta lelang mulai menuliskan angka-angka pada kertas mereka, kemudian menunggu aba-aba untuk diangkat tinggi-tinggi agar dapat dilihat oleh petugas. Denzel memperhatikan sejak tadi Zidane tidak menggunakan kertas yang sedang berada di tangannya. Sepertinya ia akan melakukan penawaran di sesi terakhir.Pada sesi kedua, penawaran pada kedua kembali batu kembali meningkat. Giok darah mendapat penawaran 550 juta sedang giok citrus menjadi 540 juta. Hanya selisih sedikit s

  • Suami Terhebat   Bab 102. Kemunculan Lelaki Berotot

    “Seandainya, batu toko Sinar Baru yang menang, sudah pasti Jamael terbukti bermain curang dengan menyuap penyelenggara untuk memenangkan batu pilihan pesertanya. Kalau itu sampai terjadi aku tidak akan tinggal diam,” ucap Hilmawan yang masih berusaha mengumpulkan bukti-bukti.Di tengah obrolan keduanya, suara pengeras suara dari penyelenggara kompetisi berbunyi memberikan pengumuman. Secara sah batu giok darah milik Denzel dinobatkan sebagai pemenang pada grup kedua. Akhirnya, sesuai prediksi pada putaran final, toko Sinar Baru melawan toko Precious. “Mohon perhatian pada kedua finalis, pada kompetisi tahun ini pemenang pertama tidak akan ditentukan oleh nilai dewan juri, tetapi akan ditentukan dengan cara diadakan sesi lelang kedua batu tersebut. Batu yang mendapat harga jual tertinggi akan menjadi pemenang kompetisi batu berharga tahun ini. Demikian keputusan dewan juri dan penyelenggara, tidak bisa diganggu gugat pihak manapun.”Hilmawan tercengang mendengar pengumuman itu, ia lan

  • Suami Terhebat   Bab 101. Giok Darah

    Sepanjang kompetisi Denzel memperhatikan Vionka dan Tasya tampak akrab berdua di tengah-tengah penonton. Entah apa yang mereka bicarakan. Demikian halnya Hilmawan dan rivalnya, Jamael, keduanya terlihat terlibat obrolan serius. Akhirnya penyelenggara mengumumkan, peserta grup kedua akan segera dimulai, keenam peserta dipersilakan naik ke atas panggung untuk memoles batu mereka satu per satu sambil disaksikan seluruh penonton dengan berdebar-debar. Jika, tidak ada satu pun batu peserta pada grup kedua yang mengalami perubahan, maka toko Sinar Baru akan terpilih sebagai pemenang.“Ayo, Denzel... kamu pasti bisa!” teriak Vionka menyemangati suaminya.“Lakukan yang terbaik Denzel!” Hilmawan pun tidak mau ketinggalan ikut memberikan semangat pada Denzel.Denzel balas menatap ke arah mereka sambil menganggukan wajahnya dengan penuh keyakinan bahwa tidak akan menghampakan harapan mereka.Peserta pertama mulai memoleh batu pilihannya, namun setelah beberapa saat sampai batu itu setipis kaca

  • Suami Terhebat   Bab 100. Kejutan Si Kuda Hitam

    Saat yang dinanti-nanti oleh semua peserta kompetisi batu berharga mulai diumumkan. Peserta yang namanya disebut host pada setiap grup masuk sepuluh besar. Sampai akhirnya tiba pemenang grup 4 diumumkan. Denzel tampak sedikit tegang menantikannya, demikian pula Hilmawan, ia tampak berharap-harap cemas sampai tak bisa duduk di tempatnya.Demikian pula Jamael dan timnya, mereka pun merasakan hal sama, ingin segera mengetahui apakah timnya lolos putaran 10 besar.“Baiklah, kita umumkan peserta yang lolos sepuluh besar dari grup 4 adalah.... Precious...!” ucap juri akhirnya mengumumkan pemenangnya.“Yes...!” ucap Denzel sambil mengepal kedua tangannya. Hilmawan pun tampak bersorak gembira mendengar pengumuman yang tak disangka-sangka hasilnya. Julio dan Lasim pun diam-diam merasa gembira Denzel bisa melaju ke sesi berikutnya, bahkan yang awalnya mereka berharap Denzel kalah, kini sebaliknya, agar bulan ini gaji mereka aman, tidak dipoton Hilmawan.Jamael terlihat gusar dan bersumpah sera

  • Suami Terhebat   Bab 99. Melawan Kecurangan

    “Apa yang dilakukan Denzel itu? Mengapa dia memoles batunya sendiri?” gumam Hilmawan merasa heran melihat Denzel mulai memoles batunya sendiri.“Siapa staf-mu itu, Wan? Serius dia bisa memoles batu? Salah-salah hasil polesannya berantakan,” Jamael ikut mengomentari.“Dia pakar batu giok yang sudah berpengalaman, aku membayarnya mahal untuk merekrutnya sebagai staf tokoku,” jelas Hilmawan coba membanggakan Denzel, walaupun yang sebenarnya dia merasa sangat cemas Denzel tidak bisa melakukan kerjanya dengan baik.Tasya dan Vionka pun terlihat berbisik-bisik, membicarakan tindakan yang dilakukan Denzel.“Aku juga tidak tahu kalau Denzel memiliki kemampuan memoles batu,” ucap Vionka menjelaskan pada Tasya yang duduk di sampingnya.“Punya suami memiliki banyak kemampuan seperti Denzel itu pasti menyenangkan ya, Vio? Aku berharap Fano juga seperti halnya Denzel, menjadi suami terbaik yang selalu aku impikan,” ungkap Tasya. Detik itu, Vionka jadi serba salah untuk membalas ucapan Tasya, “Seb

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status