SUAMI WARISAN
123 – Pulang ke Pelukan
Dering alarm membangunkan Rengganis yang terkaget-kaget.
Dia mendorong Narendra yang menindih badannya dengan sebelah kaki, memperlakukannya bagaikan guling yang sedang dipeluk. Rengganis berseru, “Naren, bangun! Kita harus segera berangkat!”
Narendra yang didorong Rengganis, berguling ke samping dan langsung terjaga, “Hah?”
Rengganis memeriksa ponselnya; ada banyak miscalled dari Mahesa, Andri dan Rika.
“Jam berapa?” tanya Narendra sambil mengucek matanya.
“Hampir jam sebelas. Rika ngasih tau kalau Sarah dibawa ke IGD. Semalaman dia muntah-muntah. Yang lainnya udah nunggu di resto. Kita berdua dicariin…” Rengganis merapikan rambutnya yang berantakan.
“Hm.” Narendra kelihatan cuek, dia malah kembali merebahkan diri di atas bantal-bantal kemudian memejamkan kembali matanya.
“Heh! Bangun… cepetan balik ke kamar! Jangan sampe ada yang lihat kamu di sini!”
SUAMI WARISAN 124 – Segitiga Natalie seorang model profesional yang terkenal dengan kemampuannya menciptakan chemistry dengan setiap lelaki yang jadi pasangannya dalam iklan video atau foto promosi. Sifatnya yang mudah bergaul secara alamiah membuatnya mudah disukai siapa saja. Dia tidak butuh waktu lama untuk dekat dengan Narendra. Begitu sampai di Busan, Natalie mengajak semua kru untuk makan bersama. Dia duduk di sebelah Narendra dan memonopoli lelaki itu selama acara makan. Mau tak mau, kedekatan mereka terjalin begitu saja, bahkan tanpa Narendra sadari, dia merasa nyaman di dekat Natalie. Perempuan ini begitu piawai memainkan perannya sebagai pasangan Narendra hingga tak jarang, Natalie menunjukkan gestur-gestur yang hanya dilakukan oleh pasangan di muka umum; seperti menggandeng lengan Narendra, bergelayut manja dan tertawa-tawa. Keduanya berhasil menciptakan atmosfer pasangan yang sedang jatuh cinta di depan kamer
SUAMI WARISAN125 – Di Atas AwanJadwal kepulangan mereka sudah ditentukan. Natalie mengirim jadwal dan lokasi bandara tempat mereka berkumpul untuk naik ke pesawat pribadi yang disewa Natalie.“Are you OK?” tanya Mahesa ketika melihat Rengganis untuk kesekian kalinya menguap selama perjalanan di taksi mewah yang membawa mereka menuju bandara.Rengganis mengangguk, “Aku capek…” keluhnya dan menyandarkan kepalanya di bahu Mahesa.“’Kan udah aku bilang kalau enggak usah maksain kalau barangnya enggak ketemu…” ujar Mahesa dengan nada setengah jengkel “jadinya kamu capek…”Seharian ini mereka menghabiskan waktu mengelilingi toko, mencari hadiah dan oleh-oleh untuk keluarga dan persiapan pernikahan.Rengganis sempat kesal karena tidak menemukan titipan oleh-oleh yang diminta Maya namun akhirnya mneyerah setelah Mahesa memberinya pilihan; beli ata
SUAMI WARISAN126 – Dosa TermanisMahesa benar-benar sudah tidak tahan lagi. Tubuh Rengganis terasa panas menempel di tubuhnya, menggodanya untuk memulai aksi lebih jauh lagi. Dia mengangkat kepalanya dari lekukan leher Rengganis dan sekali lagi bertanya pada Natalie, “Hey, Nat. Can I have the bedroom, please…?”Natalie yang sedang berasyik masyuk dengan lelaki lain selagi Narendra tak ada, menoleh dan berseru ceria, “Sure, sure! Jangan lupa kunci pintunya kalau enggak mau kita ganggu, hahahaha…!”Natalie yang sudah teler mengibaskan tangannya pada mantan Bosnya itu. Seorang lelaki botak menghampirinya dan menarik Natalie ke dalam ciuman kasar.Tak berapa lama, pasangan itu mulai bercumbu mesra.“We need to get to the bedroom, Hon. Let’s go.” Mahesa menarik Rengganis bangkit dari kursi.Rengganis sudah benar-benar mabuk. Matanya setengah te
SUAMI WARISAN127 – Mimpi“Neng …. Neng Ganis, geulis…”Bulu mata Rengganis bergetar ketika suara lembut yang dibawa angin melayang, menembus pendengarannya.Suara yang asing itu kembali memanggilnya, “Neng Rengganis…”Nadanya mendayu, sehalus sutra membelai sukma.Rengganis membuka matanya dan mengerjap. Di mana dia?Semilir angin hangat menerpa wajahnya ketika Rengganis terduduk di atas hamparan rumput hijau yang empuk. Gemerisik daun yang terinjak oleh sepasang kaki membuatnya menoleh. Seorang perempuan anggun berkain batik dan kemben melangkah mendekat. Rambutnya yang hitam panjang digelung di tengkuknya, berhias oleh untaian melati dan jepit bunga yang terbuat dari emas dan perak. Aroma manis menggelitik hidungnya seiring jarak mereka yang memendek.Jantung Rengganis langsung berdegup kencang ketika dia mengenali siapa perempuan yang mendatanginya di
SUAMI WARISAN128 – Sisa SemalamRengganis terbangun dengan kepala pusing.Dia memegangi kepalanya yang berputar dan mengerang kesakitan. Erangannya membangunkan dua orang yang tidur di kedua sisinya.“Honey, what happened?!” seru Mahesa panik.Narendra mengambil air minum dan menyodorkannya pada Rengganis, “Minum.”Rengganis meneguk air yang diberikan Narendra dan memandang berkeliling ruangan. Tak ada yang aneh. Mereka juga masih berpakaian lengkap, hanya berbagi selimut yang sama.Dua lelaki dengan wajah bantal menatapnya khawatir.“You OK, Baby?” tanya Mahesa sambil merapikan rambut Rengganis yang berantakan.Rengganis menggeleng, “Aku mimpi aneh…”Berbagai macam adegan berkelebatan dalam benaknya dengan tempo yang cepat, hingga kepalanya kembali terasa pusing.“Aneh?” tanya Mahesa sementara Narendra menatapnya waspad
SUAMI WARISAN129 – PingitHari pernikahan Rengganis dan Mahesa semakin mendekat.Rengganis semakin sibuk mengurus persiapan menjelang hari H sembari tetap menyicil pekerjaan sebelum dia benar-bnar mengambil cuti panjang.Namun di sela-sela kesibukan sebagai calon pengantin, Mahesa dan Rengganis tetap memenuhi kewajiban mereka berbakti kepada orang tua. Maka ketika Ibu Mahesa minta waktu untuk makan siang bersama, keduanya datang dengan senang hati, tidak menyangka bahwa di pertemuan itu Ibu menodong Rengganis untuk melakukan sesuatu sebagai calon manten.Tak lain, tak bukan… PINGITAN.“Ibu enggak pernah jalani pingit, sih… tapi impian Ibu punya menantu yang menjalani pingit, jadi ibu bisa ngurus calon menantu ibu sampai hari pernikahan.”Rengganis dan Mahesa saling bertukar pandang. Mereka tidak mengira acara makan siang bersama Ibu Mahesa ternyata bukan hanya membahas soal pernikahan, na
SUAMI WARISAN130 – PamitanRengganis bimbang.Matanya nyalang memandang jarum jam yang bergerak pelan melewati detik demi detik yang terasa lama. Semakin dia menunda, semakin tegang rasanya.Dia tau maksud Narendra dengan ‘panggilan’ khusus mereka.Namun Rengganis ngeri. Kamarnya berada di paviliun atau rumah tamu yang terpisah dengan rumah utama, sedikit terpencil dan punya privasi tingkat tinggi. Tapi setiap jam ada satpam yang berpatroli.Kalau sampai ada orang yang melihat dia menyeludupkan orang ke dalam kamarnya, apalagi lelaki, tamat sudah riwayatnya.Nama Narendra kembali muncul di layar ponselnya, ini panggilan ke lima dalam satu jam terakhir. Tak satu pun panggilannya diterima oleh Rengganis, dia belum berani mengambil risiko.Narendra tidak menyerah begitu saja, selain membombardir Rengganis dengan panggilannya, dia juga mengiriminya banyak pesan.‘Ini kesempatan terakhir
SUAMI WARISAN131 – Cinta: Sekarang, Nanti dan Selamanya-Hari Pernikahan Rengganis dan Mahesa-“Alhamdulillah wa syukurillah, kalawan ridho Gusti nu Maha Welas tur nu Maha Asih, oge pangdu’a ti sadayana, akad nikah parantos engse kalayan lancar, mugia dua insan nu nembe resmi ngajadi tiada sarendeuk saigel, sabobot sapihanean, sabata sarimbangan dina ngawangun rumah tangga anu Sakinah, mawaddah warohmah. Amiin…”(Alhamdulillah wa syukurillah, dengan takbirAllah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, serta dari hadirin semuanya, akad nikah telah selesai dengan lancar. Semoga dua insan yang baru saja resmi menjadi suami-istri selalu bersama-sama tak pernah bertengkar karena berbeda pendapat, rukun dan saling menghargai dalam membangun rumah tangga yang Sakina, mawaddah warohmah. Amiin…)MC yang fasih berbahasa Sunda itu memimpin setiap prosesi dengan lancar, diikuti oleh MC yang berb