SUAMI WARISAN
47 – Hasrat Sang Pecinta
“Heh! Kamu gila, ya?!” Rengganis hendak menahan tangan Narendra yang sedang membuka celananya, saking paniknya tangannya malah mendarat di atas juniornya Narendra.
Ups! Sontak Rengganis menarik tangannya.
Narendra malah menarik kembali tangan Rengganis, menaruhnya tepat di atas gundukan di antara pahanya, memberitahu perempuan itu bahwa dia sudah mulai bergairah, “Ini tempat kita, kita yang membuat aturan, Nyai. Dan sekarang, tak ada aturan yang melarang kita untuk melakukan hubungan di sini.”
“Kamu tau enggak sih, pamali tau ngeseks di hutan, di gunung, di alam…! Kita bisa kualat!” seru Rengganis panik, dia berusaha mengenyahkan pikiran yang mulai menggodanya.
Tidak, tidak, mereka tidak boleh melakukannya di sini.
Narendra tergelak, “Siapa yang kualat? ‘Kan saya penunggu gunung dan hutan ini, Nyai.”
Oh, iya.<
SUAMI WARISAN48 – Pemeran UtamaRengganis terlihat tenang di luar, namun cemas di dalam.Setelah menghabiskan makan malamnya bersama Ipah, Rengganis masuk ke dalam kamarnya untuk mandi.Selesai mandi, bukannya berpakaian, dia malah bengong di depan cermin setinggi badan. Matanya menatap cermin dengan pandangan menilai.Hmmm …. Memang kalau dilihat-lihat aku agak kurusan, sih …. Pikirnya sambil mematut-matut badannya di depan cermin.Pipinya agak lebih tirus, pinggangnya lebih berbentuk, lipatan lemaknya berkurang, namun payudara dan bokongnya masih montok.Rengganis menyingkapkan handuk di atas bokongnya dan memeriksanya lewat kaca. Hhmmm …. Stretch marksnya berkurang tanpa dia perlu mengoleskan salep atau berolahraga. Ternyata si Patih tua bangkotan tapi gantengnya kebangetan itu ada benarnya juga.Tanpa dia sadari, bentuk tubuhnya sudah berubah.Rengganis pernah membac
SUAMI WARISAN49 – Pergumulan Batin“Meng—menghidupkan yang telah mati…?” tanya Rengganis heran.Narendra mengangguk, “Ya, ada sesuatu dalam diri saya yang telah mati selama ini, Nyai. Dan saya ingin menghidupkannya kembali.”“Ke-kenapa bisa mati?” tanya Rengganis, matanya jelalatan memerhatikan setiap jengkal tubuh Narendra, mencari-cari apa yang kiranya sudah mati itu “kamu itu bukan zombie, ‘kan?!”Narendra tersenyum, seperti biasa Rengganis selalu bisa menyisipkan humor dalam situasi seperti ini “Saya mirip zombie, ya?”“Kamu tau zombie?”“Pernah nonton filmnya dulu, tidak suka. Aneh. Terlalu mengada-ada ….”Rengganis tertawa, “Namanya juga film. O’ya, jadi selama ini kamu merasa ada yang mati dalam dirimu dan sekarang kamu ingin menghidupkannya kembali?”“Ya.&rdquo
SUAMI WARISAN50 – Kuasa NafsuBeberapa hari berikutnya, menjelang hari Rabu, Rengganis dan Narendra bekerja keras.Siang harinya, Rengganis berjibaku dengan rancangannya; Ipah dan Narendra menjadi asistennya agar Rengganis bisa menyelesaikan rancangannya tepat waktu. Malam harinya, Narendra dan Rengganis berhubungan seks hingga menjelang pagi.Benar-benar seperti binatang.Rengganis kurang tidur namun anehnya energinya tidak berkurang, dia merasa kuat meladeni nafsu besar Narendra. Kini dia terobsesi dengan cermin. Hampir setiap jam dia pergi ke kamarnya, melucuti pakaiannya dan berdiri polos di depan cermin, memeriksa sejauh mana dia sudah berkurang berat badan.Di samping lemari ada sebuah timbangan, Rengganis terus menaikinya dan mencatat setiap progressnya.Bagi orang awam, menurunkan berat badan dalam waktu seminggu itu mustahil, namun tidak bagi Rengganis.Pada hari Minggu, dia sudah menurunkan sepulu
SUAMI WARISAN51 – Batu BertuahTak terasa sudah mendekati hari Rabu, hari keramat bagi Rengganis dan Narendra. Batas waktu di mana Rengganis memberikan kesempatan pada Narendra untuk membuktikan kesaktiannya.Pada hari Selasa, Rengganis sudah mencapai berat badan yang diinginkannya. Dia tersenyum puas saat mematut-matut dirinya di depan cermin.Ketelanjangan tak lagi merisaukannya. Dia sudah cukup percaya diri dengan bentuk tubuhnya, lemaknya sudah dibakar habis oleh kegiatan yang menguras keringat.Mungkin ini alasan kenapa para model pede aja pose telanjang atau pakai baju seksi. Mereka kelihatan luar biasa, mereka nyaman dengan tubuh mereka dan percaya diri …. Pikir Rengganis, dia mengangkat segumpal rambutnya, membawanya naik ke atas kepalanya hingga dia bisa memeriksa lehernya yang jenjang.No more double chin! Oh, My God, this is miracle! Dia beralih pada pahanya yang lebih ramping,
SUAMI WARISAN 52 – Hadiah Perpisahan Tengah malam, Rengganis berbaring telentang memandang langit-langit kamar. Matanya nyalang menerawang, tidak seperti biasanya dia gugup luar biasa. Tiga gaun cantik tergantung di depan lemarinya, sudah rapi terbungkus dengan plastik laundry. Tiga gaun yang menjadi masterpiece-nya. Namun Rengganis masih merasa ada yang kurang, ada sesuatu yang tidak berada di tempatnya tetapi dia tidak bisa menemukan apa itu. Saking paniknya, dia hanya bisa menatap langit-langit kamarnya hingga matanya terpejam. Subuh-subuh, Rengganis terbangun dengan kaget. Kokok ayam jago yang nangkring di jendela kamarnya membuat jantungnya hampir saja copot. Hah! Jam berapa ini?! Rengganis buru-buru lari ke kamar mandi. Secepat kilat dia mandi dan berpakaian. Begitu pintu kamarnya terbuka, Narendra dan Ipah berdiri menunggunya dengan senyuman di wajah mereka. “Ah, kalian ….” Rengga
SUAMI WARISAN53 – Penampilan Baru“RENGGANIS, IS THAT YOU?!”Suara Sarah bernada satu oktaf lebih tinggi dari pada gemuruh percakapan di ruang meeting siang itu. Rengganis menoleh dan melihat sang Boss datang menghampiri dengan mata terbeliak. Ketukan heels yang khas terdengar di lantai granit. Setengah berlari, si empunya rumah mode terkenal itu menyeruak kerumunan.Sarah tidak bisa mempercayai penglihatannya, Rengganis, perempuan paling gemuk yang pernah dikenalnya kini lenyap digantikan oleh sosok perempuan cantik dan langsing.“Hai, Bos. Apa kabar?” tanya Rengganis menyunggingkan senyum manisnya.Sarah serasa ditonjok begitu melihat lesung pipi menawan yang pertama kali di lihatnya. Dia mengerjapkan matanya, berharap ini semua hanya mimpi.“Wait, berapa lama kita enggak ketemu?” tanyanya sambil menghitung dalam hati. Rasanya belum lama dia meminta Rengganis cuti aga
SUAMI WARISAN54 – Semesta BerkonspirasiSuasana malam di rumah terasa sepi.Ketidak-hadiran Rengganis sangat terasa. Ipah dan Narendra kini jatuh kembali pada kebiasaan lama mereka.Ipah makan malam sendirian di dapur sementara Narendra memilih untuk duduk di teras belakang. Di tangannya ada sebatang kayu yang diserutnya hati-hati. Dia tidak tau hendak membuat apa, yang jelas Narendra membutuhkan kegiatan untuk mengusir sepi.Ini malam pertama Rengganis kembali ke Jakarta namun Narendra sudah merindukannya.“Tuan! Tuan!” Ipah datang tergopoh-gopoh sambil mengacungkan sesuatu di tangannya.Narendra menoleh, dia menaruh pisau kecilnya dan bertanya, “Ada apa, Pah?”“Tuan, ini telepon dari Nyonya!” Ipah menyodorkan sebuah ponsel lipat kecil yang sudah ketinggalan zaman.“Rengganis?” tanya Narendra kaget.Ipah mengangguk.Ponsel b
SUAMI WARISAN 55 – Jakarta Fashion Show Hari-hari berlalu tanpa telepon dari Rengganis lagi. Narendra berusaha tidak mempermasalahkannya. Dia berusaha meyakinkan dirinya kalau Rengganis sedang sangat sibuk, sampai-sampai tidak punya waktu untuk menelepon walau pun sekadar bertanya kabar. Namun, tanpa sepengetahuan Rengganis, Narendra sering berkunjung ke rumahnya di tengah malam. Lelaki itu berteleportasi ke kamar Rengganis untuk melihat perempuan itu tidur. Sering kali Narendra memergoki Rengganis tidur di ruang tamu atau tertidur di meja kerjanya. Narendra tidak memindahkannya atau menyelimutinya, karena tidak ingin Rengganis kaget dan berpikir yang macam-macam. Dia hanya datang untuk melihat, memastikan istrinya baik-baik saja, kemudian menghilang. Jika saja Rengganis tau, pastinya Narendra sudah diteriakinya ‘MALING…!’ Narendra menatap layar TV tanpa selera. Sebelah tangannya sibuk memencet-mencet tombol remo