Yusuf sengaja menunggu Selia dan Ferdi di parkiran. Ada suatu hal penting yang ingin dikatakannya pada Selia menyangkut hubungan mereka.
Yusuf segera menghampiri Selia dan Ferdi yang sudah akan membuka pintu mobilnya. Selia sedikit terkejut melihat kedatangan Yusuf apalagi melihat wajah lelaki yang masih berstatus suaminya itu tampak sangat sedih dan menanggung banyak beban.
Selia hendak menyapa Yusuf tapi Ferdi lebih dulu menyerang Yusuf dengan kata-kata yang menyakitkan hati.
"Mau apa lagi kau lelaki pecundang? Belum puas kau menipu Selia? Atau kau mau dilaporkan polisi saat ini juga." Cecar Ferdi tidak memberi kesempatan pada Yusuf untuk berbicara dengan Selia.
"Selia masih berstatus istriku sampai dengan detik ini jadi aku masih berhak untuk berbicara dengannya itu pun kalau kau masih punya malu." Yusuf sengaja menekankan kata kata masih istriku untuk membuat Ferdi sadar diri.
"Kau..." Ferdi bermaksud untuk memukul Yusuf tapi dengan sigap Yusuf menahan tangannya sebelum sampai ke tubuhnya.
"Jangan pikir aku diam selama ini karena takut kepadamu, aku tidak pernah takut padamu tapi itu semata karena aku menghormati Selia." Kata Yusuf menghempaskan tangan Ferdi.
Ferdi masih akan menyerang Yusuf seandainya saja Selia tidak menghentikannya.
"Cukup, sekarang mas Yusuf mau bicara apa, aku tidak punya banyak waktu.” Ucap Selia dengan sinis.
"Selia kau harus tahu kalau sampai dengan hari ini kau masih berstatus istri mas dan semua yang kau lakukan akan menjadi tanggung jawab mas di dunia dan di akhirat, dan mas tidak bisa menanggung semua itu selamanya jadi lebih baik kita akhiri saja semuanya hari ini agar kedepannya semua yang kau lakukan menjadi tanggung jawab mu."
"Apa maksud mas?"
"Yang kau lakukan bersama dengan Ferdi itu adalah salah dan itu dosa besar dan mas yang harus menanggung dosanya karena sampai dengan saat ini kau masih istri mas.”
"Aku hanya membalas perbuatanmu, kau yang mulai selingkuh jadi jangan salahkan aku jika kamu membalas dengan selingkuh pula."
"Percuma saja mas menjelaskan karena kau tidak mungkin percaya kalau mas mengatakan tidak ada wanita lain dalam hidupku, selama ini hanya kamu saja tapi sudahlah semua sudah tidak penting lagi hubungan kita tidak bisa diselamatkan lagi."
"Kamu tenang saja sebentar lagi kita akan bercerai dan kau bebas selingkuh dengan siapapun." Balas Selia sengit.
"Oleh karena itu hari ini mas mengambil keputusan untuk menceraikan mu secara agama agar hubungan diantara kita benar-benar berakhir."
Selia diam saja mendengar kata kata Yusuf. Dia sudah tahu maksud Yusuf tapi tidak menyangka akan terjadi diparkiran kantor ini.
"Aku Muhammad Yusuf Ibrahim hari ini menjatuhkan talak talak talak kepada istriku Selia Arista Widya, dan setelah hari ini tidak ada lagi hubungan diantara kami." Yusuf menuntaskan kata-katanya dengan mata berkaca-kaca, perasaannya campur aduk antara sedih, senang, kecewa semua bercampur menjadi satu, harga dirinya sebagai seorang laki-laki dan sebagai seorang suami tidak ada lagi, yang tersisa hanyalah penyesalan dan air mata.
Di luar dugaan mata Selia pun juga berkaca-kaca mendengar talak tiga yang dijatuhkan padanya, dia tahu kalau mulai hari ini dia tidak berstatus sebagai istri Yusuf lagi secara agama dan hari ini pun dia sudah resmi menyandang status janda.
"Sekarang kau bisa melakukan apapun yang kau mau dan bukan menjadi tanggung jawab mas lagi. Saran mas sebaiknya kau segera menikah dengan Ferdi agar hubungan kalian menjadi halal dan orang-orang tidak membicarakan kalian."
"Tanpa kau sarankan pun aku pasti akan melakukan itu jauh lebih baik darimu dia memahamiku menyayangiku dan selalu melindungiku terus dari orang-orang yang ingin berniat jahat padaku."
"Semoga saja keyakinanmu tidak salah, aku hanya berharap semoga laki-laki yang kau bela saat ini benar-benar tulus menyayangi dan mencintaimu." Yusuf menatap Ferdi yang tampak tersenyum penuh kemenangan.
"Sekarang kau sudah tidak punya hubungan apapun dengan Selia jadi jangan pernah mencampuri urusannya lagi." Ferdi berkata lantang pada Yusuf.
"Tenang saja pak Ferdi, Selia sekarang menjadi milikmu dan aku tidak akan berusaha untuk membuktikan apapun biar Allah subhanahuwata'ala nantinya yang akan membuka kebenaran dan saat itu terjadi semoga saja kau benar-benar sudah mencintai Selia dan Selia bisa memaafkan mu."
"Tidak usah banyak bacot sekarang pergi dari sini dan jangan pernah mengusik hubunganku dengan Selia."
"Selia, sebelum mas pergi mas boleh minta sesuatu padamu?"
Selia menatap wajah Yusuf yang tampak penuh dengan kesedihan dan kekecewaan.
"Izinkan aku untuk memelukmu terakhir kalinya anggap saja ini adalah kado perpisahan kita, karena setelah ini aku tidak akan pernah muncul di kehidupanmu.”
Selia tidak menjawab dan itu membuat Yusuf menyimpulkan kalau dia tidak keberatan dengan permintaannya.
Yusuf mendekati Selia kemudian memeluknya dengan erat, air matanya tidak bisa tertahan dan mengalir begitu saja membasahi pundak Selia. Selia pun merasakan hal yang sama hatinya sedih membayangkan kalau setelah pertemuan ini Yusuf sudah menjadi mantan suaminya, dia pun ingin menangis tapi ditahannya karena tidak ingin terlihat lemah dihadapan Yusuf. Yusuf melepaskan pelukannya kemudian menatap Selia. "Sebelum kita berpisah mas ingin menekankan sekali lagi kalau apa yang kau tuduhkan kepada mas itu tidak benar semua itu hanyalah fitnah dan kesalahpahaman tapi mas tidak akan membuktikan apapun biarlah ini akan terbukti dengan sendirinya dan satu hal kalau nanti semuanya terbukti mas tidak bersalah, kau tidak perlu mencari mas untuk minta maaf karena mas sudah maafkan mu, mas tidak benci sama sekali kepadamu karena sampai dengan hari ini mas masih mencintaimu dan entah kapan rasa cinta itu tersimpan di hati mas." Yusuf segera berlalu dari hadapan Selia dan Ferdi
Selia membuka halaman demi halaman buku harian yang ditulis oleh Yusuf. Dia baru tau kesedihan yang dialami Yusuf diawal pernikahan mereka. Saat itu dia sama sekali tidak menganggap Yusuf sebagai suaminya tetapi hanya sebatas laki laki yang dinikahkan dengannya untuk mengobati luka hatinya. Selia juga baru tau kalau Yusuf sempat ingin menyerah karena sikapnya tidak kunjung berubah dan tetap sinis padanya. Perlakuan Selia waktu itu memang keterlaluan dia tidak mau seranjang dengan Yusuf tapi menyuruhnya tidur di sofa sampai hampir setahun. "Selia mulai membuka hatinya untukku." Itulah yang ditulis Yusuf di lembar berikutnya. Selia ingat waktu itu dia memutuskan untuk memberi kesempatan pada Yusuf setelah melihat ketulusan saat merawatnya. Yusuf selalu menemani dan tidak meninggalkannya di rumah sakit walau sedikitpun. "Akhirnya aku merasakan menjadi suami seutuhnya, Selia akhirnya membolehkan menyentuhnya dan kami sudah bercinta untuk pertama kalinya."
Yusuf segera menyeka air matanya saat Surya masuk ke kamarnya. "Ada apa bro? apa yang membuatmu menjadi sangat sedih seperti ini?" "Aku sudah sangat hancur bro, di dunia ini semua orang akan menganggap ku adalah orang jahat dan tidak ada lagi tempat untukku mencari kerja." "Bukankah sekarang kau sudah bekerja sebagai office boy." "Tapi aku tidak yakin berapa lama aku bisa bertahan karena berita perceraian ku dan Selia sudah masuk tv dan berbagai media lainnnya dan aku pasti akan dipecat karena ini bisa merusak nama baik perusahaan." Surya melihat berita yang sedang ditayangkan di tv, hatinya ikut sedih melihat sahabat baiknya dirundung masalah yang tidak kunjung usai. "Maafkan aku, bro. Aku tidak bisa bantu tapi aku yakin kau bukanlah seperti yang diberitakan di tv. Aku tau kau adalah lelaki yang baik." "Tapi sekarang semua tidak ada gunanya, Selia benar benar telah menghancurkan hidupku." Surya merangkul sahabatnya, di
Yusuf masih mencoba untuk membujuk Bryan agar bisa segera pergi tapi Bryan sama sekali tidak memberinya kesempatan untuk pergi. Bryan terus memaksa agar menemaninya bermain. Yusuf menatap Bella mencoba meminta pertolongan tapi Bella yang merupakan mantan bosnya itu cuek dan tidak peduli padanya.Yusuf mencoba menahan rasa jengkel yang timbul dari dalam hatinya dengan memperhatikan Bryan yang sudah mulai menyusun robot-robotan. Wajah anak itu sangat tampan dan itu membuatnya tersenyum. Sudah lama dia ingin memiliki seorang putra tapi sayang Selia selama ini belum memberikan lampu hijau untuk mewujudkan hal itu, dia selalu berdalih bila belum siap untuk menjadi seorang ibu padahal dia sudah sangat menginginkan untuk memiliki seorang putra.Bryan memalingkan wajah dan beli mendapati Yusuf sedang tersenyum sambil melihatnya."Kenapa Om tersenyum?" Pertanyaan Bryan membuyarkan lamunan Yusuf."Om hanya sedang membayangkan betapa bahagianya seandainya punya putra sepert
Yusuf menemui Surya dan mengutarakan niatnya untuk pulang kampung. Surya ikut sedih melihat nasib sahabatnya yang tidak kunjung membaik."Aku tidak bisa melarangmu untuk pulang kampung tapi satu yang harus kau tau, aku pasti akan merasa sedih kehilangan sahabat sekaligus sudah ku anggap saudara sendiri.""Aku hanya pulang sebentar kok, hanya ingin menenangkan diri sekaligus menjenguk ibu.""Kapan kau pulang?""Besok, karena aku juga mau ke tempat ustad Haikal dulu dan mungkin menginap di sana.""Maafkan aku, sebagai sahabat tidak bisa membantu saat kau lagi kesusahan.""Tidak usah dipikirkan, setiap manusia punya jalan hidup masing masing dan yang terjadi padaku saat ini memang haruslah terjadi, mungkin aku banyak dosa dan saatnya untuk menebus dosa itu, jadi aku harus tetap bersabar.""Aku salut padamu, disaat terpuruk seperti ini kau masih saja optimis dan berpikir positif.""Hanya itu yang bisa ku lakukan."Yusuf dan Surya masih akan berbi
Bella mondar mandir didepan kamar ICU, dia sangat khawatir karena sudah beberapa jam dokter yang memeriksa Bryan putra semata wayangnya belum juga keluar dan memberikan informasi apapun padanya. Sebagai single parent, Bella sangat menyayangi putranya, berbagai mainan mewah dan mahal dibelikannya dan juga menyediakan dua orang pengasuh yang selalu setia menemani hari hatinya.Bryan adalah anak yang dilahirkannya tanpa seorang suami, dulu suaminya meninggalkan dia pada saat usia kehamilannya 2 bulan dan lebih memilih menikah dengan wanita yang dicintainya. Pernikahan Bella dan Alex memang awalnya hanyalah perjodohan orang tua sejak untuk urusan bisnis dan mengembangkan perusahaan.. Awalnya Alex sudah menolak untukku menikah dengannya tapi entah mengapa pada akhirnya menerima pernikahan itu.Pesta pernikahan pun berlangsung sangat meriah karena keluarga Bella dan juga keluarga Alex adalah pengusaha besar yang memiliki banyak mitra usaha di mana-mana sehingga pernikahan itu lebih kepada
Bella kemudian menemui Bryan yang sudah dipindahkan ke ruang rawat. Bella segera mencium kening putra kesayangannya dan berusaha untuk tidak menunjukkan kesedihannya. dia tidak ingin membuat Bryan curiga kalau memiliki penyakit yang cukup parah. selama ini Bella memang tidak pernah memberitahu Brian perihal penyakit jantung yang dideritanya."Mama aku sakit apa?""Kau baik-baik saja sayang tadi itu kau hanya terkejut karena hampir tertabrak oleh mobil dan itu membuat nafasmu sedikit sesak."Bryan mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan dia seperti sedang mencari seseorang."Mana Om Yusuf Bryan tidak melihatnya di ruangan ini.""Om Yusuf tidak ada sayang bukankah mama sudah bilang kalau Om Yusuf tidak bekerja di perusahaan mama jadi tidak mungkin bisa menemanimu sepanjang hari.""Kenapa Mama tidak mencarinya aku ingin sekali bertemu dan bermain dengan Om Yusuf.""Kau bisa bermain dengan banyak orang Kenapa harus memaksakan dengan Om Yusuf.""Kalau mama tidak bisa mencari Om Yusuf d
Ustad Haikal baru saja menutup pintu dan baru melangkah beberapa langkah saat pintu terdengar ada yang mengetuk. Ustad Haikal buru-buru untuk membuka pintu karena mengira yang datang adalah Yusuf."Ada apa Yusuf apa kau melupakan sesuatu?" Ustad Haikal sudah melontarkan pertanyaan namun rupanya bukanlah Yusuf yang mengetuk pintu tetapi beberapa orang-orang laki-laki bertubuh kekar. Sejenak Ustad Haikal melihat mereka secara bergantian. Dia mencoba mengingat siapa tahu mereka adalah teman atau setidaknya mengenal mereka tapi setelah berpikir beberapa saat dia bisa memastikan mereka adalah orang orang asing."Kalian siapa? ada urusan apa di sini? kalian mencari siapa?" Itulah beberapa pertanyaan yang langsung ditanyakan oleh ustad Haikal pada rombongan laki laki kekar itu."Kami ingin bertemu dengan Yusuf dan menurut informasi yang kami terima Yusuf ada di rumah ini, jadi tolong panggilkan dia dan bilang kalau bos kami ingin bertemu dengannya.""Siapa bos kalian? dan ada urusan apa men