Share

Bab 44

Langit sepertinya mengerti suasana hati Bagus saat ini. Rintik hujan jatuh satu per satu lalu turun begitu banyak. Tanah pemakaman yang semula lembab, menjadi basah dan agak berlumpur. Namun, Bagus enggan beranjak dari sana. Dia masih tetap setia meski hujan sudah membuatnya basah. Namun, Bagus merasa beruntung sebab tidak ada yang bisa melihatnya menangis sebab air hujan telah menyamarkannya.

"Yang tenang di sana, ya, Bu. I love you."

Bagus mencium batu nisan ibunya cukup lama. Setelahnya, dia bangkit dan beranjak pergi dari tempat itu. Bongkahan batu yang menimpa dadanya, perlahan satu per satu mulai pecah. Bongkahan batu itu hanya sebuah ibarat menumpuknya beban hidup Bagus. Perlahan mulai terasa ringan sebab dia sudah menceritakannya kepada mendiang sang ibu. Bercerita kepada ibunya sudah membuat Bagus senang. Seperti energinya ter-charger kembali. Penuh.

Bagus sadar kalau dia tidak boleh terlalu la

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status