Share

Bab 77

Author: Sri Pulungan
last update Last Updated: 2025-05-16 05:31:37

Tiga jam kemudian…

Aurel baru saja selesai berbicara dengan dokter saat dua orang berseragam mendekatinya di lorong rumah sakit. Langkah mereka mantap, sikap mereka tegas. Aurel, yang awalnya hendak melangkah pergi, menoleh karena merasa diikuti.

“Maaf, Ibu Aurel…” ucap salah satu petugas.

Aurel mengerutkan kening. “Ada apa, Pak?”

“Ini surat perintah penangkapan. Anda diminta ikut ke kantor untuk pemeriksaan lebih lanjut terkait insiden penusukan terhadap Tuan Arfan.”

Dunia Aurel seakan runtuh seketika.

“Apa maksud Anda? Ini pasti salah paham!”

“Kami hanya menjalankan perintah, Bu. Silahkan ikut kami.”

Aurel panik. “Tunggu! Arfan! Dia bisa menjelaskan! Saya... saya tidak bersalah!”

Di balik pintu kamar rawat, Nafeeza muncul. Tatapan mereka bertemu. Untuk pertama kalinya sejak malam itu, mata Nafeeza menatap Aurel tanpa ketakutan, tanpa keraguan, hanya kebenaran yang siap ditegakkan.

Aurel menggigil, bukan karena udara, tapi karena sadar, semua mulai runtuh.

***

Di dalam kamar, Arfan y
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Suamiku, Aku Tak Sudi Mengejarmu Lagi!   Bab 122

    Beberapa menit setelah Arfan pergi...Pintu apartemen menutup keras. Aurel berdiri mematung, rahangnya mengeras. Lalu pelan-pelan, kemarahan yang semula terpendam mulai menyeruak dari dada."Dasar penghianat?!" bisiknya dengan nada menggigil.Tiba-tiba, ia menghentakkan gelas teh yang baru ia siapkan ke lantai. Pecahannya melayang, menyebar seperti serpihan frustasi. Aurel menjerit, melemparkan vas bunga, buku-buku di rak, bahkan bantal sofa ke segala arah. Ruangan mewahnya kini porak-poranda."ARLENA!!!" teriaknya histeris, seolah nama itu membakar lidahnya.Ia menjatuhkan diri ke lantai, napasnya tersengal, rambutnya berantakan. Tapi matanya tetap menyala, bukan dengan air mata... tapi dengan amarah yang membakar.“Aku yang ciptakan permainan ini... tapi dia yang mainkan kartunya lebih dulu?”Ia bangkit perlahan, menatap cermin besar di dinding. Wajahnya merah, pelipisnya berdenyut.“Baik, Lena. Kau mau buka perang? Kita lihat siapa yang jatuh lebih dulu.”Tangannya meraih ponsel. D

  • Suamiku, Aku Tak Sudi Mengejarmu Lagi!   Bab 121

    Di dalam rumah, Arfan berdiri mematung di ruang tengah. Nafeeza sudah pergi dengan Rafa beberapa jam lalu, namun kata-katanya masih menghantam telinga dan dadanya seperti gemuruh tak henti.Danis hilang.Anaknya.Diculik.Dan semua mata seolah mengarah padanya.Ia menatap ibunya yang duduk di sofa, berusaha bersikap tenang dengan secangkir teh yang nyaris tak tersentuh. Tapi dari sorot matanya, Arfan tahu: ada sesuatu yang disembunyikan.Arfan mengepalkan tangan."Aku hanya akan tanya satu kali," ucapnya tajam. "Apakah Mama... punya andil dalam penculikan Danis?"Yuliana mendongak pelan. "Apa maksudmu, Fan? Mama tidak tahu apa-apa."Arfan melangkah maju, wajahnya gelap. “Jangan ulangi kebohongan yang sama, Ma. Kau dulu paksa Nafeeza keluar dari hidupku. Kau sebar fitnah soal dia berselingkuh. Sekarang, anakku hilang… dan satu-satunya orang yang paling terobsesi mengambil Danis dari Nafeeza adalah Mama.”Wajah Yuliana mulai pucat.“Itu hanya karena Mama takut Danis dibesarkan jauh dari

  • Suamiku, Aku Tak Sudi Mengejarmu Lagi!   Bab 120

    Beberapa hari setelah pertemuan itu...Di sebuah unit apartemen mewah milik Aurel, dua perempuan kembali duduk berhadapan. Kali ini tanpa basa-basi, tanpa sapaan basa. Hanya dingin dan hitam dalam tatapan.Arlena menatap jendela sejenak, lalu berkata pelan, "Aku sudah pikirkan cara paling efektif memutus semua keterikatan Arfan dengan Nafeeza."Aurel menyesap anggurnya, lalu mendongak malas. "Kau selalu punya rencana kotor. Ayo, buat aku terkejut."Arlena menoleh cepat. Tatapannya tajam. "Kita culik Danis."Hening panjang menyelimuti ruangan. Bahkan jam di dinding seakan berhenti berdetak.Aurel meletakkan gelasnya. "Kau... bercanda?""Aku sangat serius." Arlena condong ke depan. "Selama Danis ada, Arfan akan selalu kembali menoleh ke Nafeeza. Tapi kalau anak itu menghilang... semua akan berubah."Aurel memicingkan mata. "Kau tidak takut Arfan akan semakin membenci kita?"Arlena tersenyum tipis. “Bukan kita. Hanya ‘penculik yang tak dikenal’. Kita cukup bayar orang yang paham cara ber

  • Suamiku, Aku Tak Sudi Mengejarmu Lagi!   Bab 119

    Arfan berdiri mematung di balkon kamarnya, ponsel masih tergenggam erat di tangan, layar gelap. Napasnya naik-turun tak beraturan.Ia baru saja menerima kabar dari Rafa. Suara marah tadi masih bergema di telinganya:“Anakmu histeris karena ibumu dan Arlena menariknya paksa dari sekolah! Kau tahu itu bisa dianggap penculikan, Fan?!”Arfan mengusap wajahnya kasar. Rahangnya mengeras. Ia meraih jaket, hendak keluar, tapi langkahnya terhenti saat menatap pantulan dirinya di cermin. “Aku bahkan... belum punya keberanian untuk menatap mata anakku sendiri.”Tangannya menggenggam pagar balkon erat. Ingatan masa lalu kembali menyergap, bagaimana ia memperlakukan Nafeeza saat paling membutuhkannya, dan kini, ia bahkan tidak punya hak moral untuk membela siapapun pun.Tapi amarahnya terlalu besar untuk diredam.***Tak lama kemudian…Arfan masuk ke rumah besar orang tuanya dengan langkah panjang dan dingin. Pintu ruang tamu dibanting terbuka. Ny. Yuliana yang sedang minum teh bersama Arlena la

  • Suamiku, Aku Tak Sudi Mengejarmu Lagi!   Bab 118

    Dua malam kemudian.Kafe di lantai paling atas Hotel Verdana tampak lengang malam itu. Hanya ada cahaya remang dari lampu gantung dan denting piano lembut di kejauhan. Di sudut ruangan yang paling terpencil, duduk dua perempuan yang terlihat seperti dua dunia berbeda, tapi sebenarnya saling menyalak dari dalam.Aurel datang lebih dulu, duduk dengan anggun dalam balutan dress hitam dengan lipstik merah darah. Matanya tajam, tubuhnya tegak. Seperti panther yang siap mencabik.Arlena muncul sepuluh menit kemudian, mengenakan blazer putih gading dan rok pensil. Rambutnya disanggul elegan. Wajahnya tenang, tapi sorot matanya menusuk balik.“Akhirnya,” Aurel menyambut dengan senyum dingin. “Kau datang juga. Kupikir kau akan bersembunyi selamanya di balik roknya Ny. Yuliana.”“Aku datang karena aku tahu... ular sepertimu lebih berbahaya di balik layar,” jawab Arlena tanpa senyum. Ia duduk, menatap langsung ke mata Aurel. “Jadi katakan. Apa yang kau inginkan dariku?”Aurel menyandarkan tubuh,

  • Suamiku, Aku Tak Sudi Mengejarmu Lagi!   Bab 117

    Tiga hari setelah pertemuan Arfan dan Arlena, Nyonya Yuliana mengatur rencana berikutnya.Pagi itu, ia menjemput Arlena dengan mobil pribadinya. Di dalam mobil, Arlena duduk tenang, anggun dalam balutan setelan warna gading lembut. Wajahnya tampak polos, tapi matanya menyimpan perhitungan.“Kita akan menemui Danis,” ucap Yuliana sambil menatap jalanan dari balik kaca mobil. “Aku sudah lama ingin melihat cucuku. Dan ini saatnya kau juga mengenalnya, Lena. Anak kecil itu masih polos. Kalau kau bisa mendekatinya… Arfan tak akan mungkin mengabaikanmu.”Arlena tersenyum, lembut namun penuh perhitungan. “Saya akan melakukan yang terbaik, Tante.”“Tentu. Aku tahu itu,” Yuliana menyahut yakin. “Danis butuh figur perempuan yang lembut, dewasa, dan stabil. Bukan Nafeeza yang terlalu emosional. Apalagi... dia bukan ibu kandung Danis.”Arlena hanya menunduk pelan, menyembunyikan senyumnya. Ia tahu, ini bukan hanya tentang merebut hati anak kecil. Ini tentang membentuk narasi yang perlahan akan me

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status