See u bessssoooook hehe Jangan lupa kasih ulasan di buku ini ya, biar Blue Rose semangat ( ͡°❥ ͡°)
"Istri? Udahlah gak usah banyak alesan, drama kamu udah kebaca," gumam Lyra melepas genggaman tangan suaminya. "Maaf ...." "Dari pada itu, aku capek mau tidur," gumamnya. Melihat keadaan Lyra yang mmeprihatinkan, tiada lagi alasan bagi Jackson untuk memaksakan kehendaknya. Ia tau bahwa Lyra mungkin tak melakukan apapun selain tinggal di kamar sepanjang hari, tetapi ia lelah pikiran dan hati, apalagi tekanan dari berbagai arah yang membuatnya terpaksa memikirkan itu. Ia tau bahwa Lyra tak mungkin bisa menyerah, mengingat perjanjian yang tak bisa ia putus sebelum selesai. Namun, Jackson tulus padanya, menyayangi Lyra dengan segala baik buruknya Lyra dalam hidupnya. Lyra berbaring di tempat tidur, mencoba memejamkan mata. Jackson juga menyampirkan selimut sampai batas dada, mengenggam tangannya dan memberi kenyamanan dan keamanan. "Aku tungguin sampe kamu tidur," ujar Jackson."Kamu enggak istirahat?" tanya Lyra."Enggak, aku masih ada meeting," balas Jackson."Sama wanita itu?" "E
Lyra melihat foto yang diambil dari sudut pandang kacamata orang yang berinteraksi dengan Jackson tetapi bukan objek utamanya. Namun bukan itu intinya, itu adalah foto dan video Jackson bersama perempuan yang berciuman dengannya kemarin. Ia mendapatkan foto itu dari Daniel. Entah kenapa Daniel malah lebih sering mengirimkannya hal-hal yang seolah-olah membantunya, tetapi tahu maksudnya. Kenapa Daniel begitu gencar memperlihatkan keburukan ayahnya itu? Tentu larena ia tidak menyukainya sebagai ibu tiri dan ingin ia lepas dari Jackson. Sebenarnya kalau ia bisa jujur pada Daniel, ia juga akan mengatakan bahwa ia sendiri muak dengan semua ini dan ingin lepas dari Jackson. Akan tetapi ia tidak bisa.Dalam situasi seperti ini, ia malah merasa berterima kasih sekarang dengan keberadaan foto-foto itu yang diberikan oleh Daniel. Hal itu membuatnya semakin yakin bahwa Jackson adalah pendusta.Hampir saja ia jatuh cinta pada sosok Pendusta itu. Namun sekarang, ia sudah paham bahwa ia tidak perl
"Masih marah?" tanya Jackson saat keduanya ada di restoran.Lyra cemberut, "Enggak."Padahal sudah jelas kalau Lyra masih badmood tentang itu. "Maaf ya, abis ini ke pantai," ujar Jackson."Aku gak mau, maunya neduh di warung sambil makan kelapa muda.""Kamu ngidam?""Emang harus ngidam dulu baru boleh makan kelapa muda?"Jackson menggeleng sambil meringis, ketus sekali istrinya itu. Ia pun terusik oleh fakta bahwa Olin terus menghubunginya dan pamer di internet karena pertemuan kedua mereka tadi malam dengan caption provokatif.Sayangnya itu kembali menjadi tranding bahkandi negara asal Olin."Yang, Olin carmuk (cari muka) terus."Lyra menatap Jackson bingung, "Maksudmu?""Dia terus hubungi aku. Dia posting pertemuan aku sama dia di media sosial tadi malem, makanya aku balas dengan postingan juga sama kamu."Lyra pun melihat postingan terbaru suaminya itu di ponselnya, ia tidak memfollow akun suaminya yang sudah centang biru itu, tetapi dia hanya melihat bagaimana komentar publik tent
"Hahahahaha!"Padahal Aron dan Sarah sedang bjngung dengan respon polos Lyra, tetapi Jackson malah tertawa ngakak. Lyra juga bingung dengan reaksi Jackson yang tak nyambung dengan pembicaraa mereka. Bagaimana bisa Jackson malah tertawa apa salahnya. Apa ia perlu menanyakan tentang apa maksud dari pertanyaan Aron yang mengatakan tentang 'servisnya bagus'? Padahal Ia bukan lulusan otomotif atau orang yang mengerti tentang otomotif.Jackson kemudian menyeruput jusnya setelah tertawa, lalu ia berkata bahwa."Sorry, istriku memiliki humor yang tinggi, jadi meskipun dia sedang membuat lelucon, dia akan menampilkan ekspresi seolah-olah dia orang paling bodoh di dunia ini," ujarnya tertawa sendiri.Aron dan Sarah pun langsung tertawa mendengarnya, mereka tidak menyangka bahwa Lyra memiliki sisi yang humoris. Padahal sejak tadi ia terlihat sekali sangat kalem."Oh, astaga aku sampai mengira bahwa dia benar-benar tidak tahu tentang service!" ujar Sarah.Lyra hampir saja mengatakan sesuatu tetap
Pulang ke Jakarta seperti yang sudah dijadwalkan, tentu keduanya menjadi sibuk dengan kehidupan masing-masing lagi. Akan tetapi entah setan apa yang membuat Daniel tersenyum ke arah Lyra di meja makan, sesuatu yang mustahil."Kenapa?" tanya Jackson melihat anaknya dengan heran."Gak papa," ujarnya cengar-cengir."Jangan kayak orang gila deh, ngomong aja," balas Jackson tak suka."Haha, Papah mah gak asik."Jackson hanya menghela napas melihatnya, ia menatap Lyra yang terlihat sudah paham dengan kelakuan Daniel yang labil. Memang cocok Lyra menjadi Mama tirinya, faktanya ia lebih banyak memahami Daniel daripada dirinya sebagai seorang ayah. "Menurutku, agak sia-sia kalau Lyra... eh maksudnya Ibu cuma jadi Ibu rumah tangga," ungkapnya."Emang kenapa?" tanya Lyra kini buka suara.Daniel masih saja cengar-cengir membuat Jackson bingung sendiri, kenapa Daniel tiba-tiba seperti itu."Kenapa Papa nggak kuliahin kalau dia S2 peluang kerjanya lebih banyak.""Siapa yang bilang kayak gitu?" ujar
Seperti yang sudah direncanakan, Jackson dan Lyra berkunjung ke rumah nenek Davidson. Ia sangat senang atas kehadiran mereka berdua, kehadiran yang sebenarnya sudah ditunggu-tunggu lama, tetapi keduanya baru bisa menemuinya sekarang.Hal yang membuat Lyra terkejut adalah nenek Davidson sekarang sedang sakit, ia berbaring di tempat tidur dengan keadaan lemah. Lyra pun langsung bergegas mendekatinya di kamar dan menanyakan kabarnya."Halo, Nek! Gimana kabarnya?" tanya Lyra dengan raut khawatir."Halo, Sayang! Seperti yang kamu lihat, Nenek udah kena penyakit tua, udah biasa kayak gini, nanti sembuh sakit lagi," ungkapnya lemah.Lyra pun menggenggam tangan nenek dengan menatap matanya sungguh-sungguh."Jangan bilang gitu, Nek. Nenek harus selalu sehat!" ungkap Lyra menyemangati."Hem, mau gimana lagi usia bakalan sampai, tapi nenek udah lega kalau Jackson akhirnya nemu orang baik kayak kamu," ujarnya menyentuh dagu Lyra halus. "Sekarang nenek lagi nunggu kalian kasih kabar bahagia," lanju
"Dua-duanya boleh."Jackson berdecak kesal, "Lyra udah kutawarin S2, tapi belum menentukan keputusannya.""Emang dia nggak bosen di rumah terus? Sesekali anter lah dia ke sini, jangan dikurung terus di rumah.""Justru itu, aku udah suruh dia belanja dia malah belanja online, aku suruh dia jalan-jalan, kemarin waktu di Bali, dia lebih banyak di kamar, keluar jarang, aku udah nyuruh dia keluar secara gak langsung."Nenek Davidson terlihat heran, "Ada orang suka di rumah?""Begitulah, dia itu anak introvert yang sukanya di rumah. Jadi meskipun aku berusaha untuk ngajak dia jalan, ya dia senangnya cuma pas pagi doang, kalau udah abis zuhur dia mulai lelah. Dia nggak suka di keramaian, kalau di keramaian dia bakal sumpek dan pusing. Udah gitu, dia akan merasa nggak nyaman sama orang-orang baru.""Hem, oke... karakter yang cukup unik dan kayaknya itu udah banyak di kalangan anak muda sekarang. Ya gimana lagi ... pantesan Daniel nggak cocok sama dia ya.""Sejujurnya dia udah bisa dikatakan mo
"Ck, intinya jadi bahan gunjingan keluarga besar di belakang."Lyra agak terkejut tetapi ia sudah menduga, bukan berarti ia over thinking atau negatif thinking terhadap mereka, tetapi sudah jelas dari berbagai aspek ia bukan calon terbaik untuk Jackson yang luar biasa. Justru ia adalah calon terburuk atau pilihan terakhir Jackson dalam memilih pasangan.Mulai dari latar belakangnya menjadi istri dari Jackson dala. keadaan ia tak memiliki power untuk mendukung karirnya, itu sudah jelas menunjukkan bahwa ia yang dari kalangan bawah tidak layak menjadi istri Jackson. Mana ada cerita nyata perempuan biasa dinikahi pangeran? Memang ini film Cinderella.Itu mengejutkan bahwa apa yang mustahil menjadi nyata, Lyralah yang melakukannya sendiri. Anak yang lahir dari kalangan biasa, tiba-tiba naik tahta menjadi ratu di sisi Jackson. Tentu saja keluarga kerajaan lain akan merasa tersingkir dan merasa bahwa kebangsawan mereka tidak diakui hanya karena seorang anak rakyat jelata naik pangkat jadi Ra