Share

Bab 3. Anterin

Penulis: Syatizha
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-06 08:47:29

Mendengar perintah Sadam, Anna jadi serba salah. Menyuapi Sadam di depan kedua orang tuanya? Anna sangat malu. 

"Eh, kamu denger gak?" sentak Sadam membuat lamunan Anna buyar. 

"Denger, Bos." 

Anna bergegas mengangkat piring yang berisi nasi dan beberapa lauk pauk, lalu menyuapi Sadam dengan telaten. Salsa dan Damian yang melihat prilaku putranya hanya menggelengkan kepala dan diam seribu basa. Sebagai seorang ibu, sebetulnya Salsa tak enak hati pada Anna. Akan tetapi, Salsa pun tahu betul watak Sadam. 

"Kita berangkat sekarang! Bawa sarapanmu, nanti sarapannya di mobil!"

Kedua pundak Anna menurun mendengar perintah selanjutnya dari Sadam. Anna menelan air liur melihat sarapan yang terhidang di atas meja makan keluarga Adiwilaga. 

"Sadam, Anna sarapan di sini dulu sebentar. Setelah itu, baru kalian berangkat."

Anna tersenyum mendengar ucapan wanita yang telah melahirkan Sadam. Dalam hati, Anna berharap Sadam mau menuruti perintah Salsa yang tak lain ibu kandungnya. 

"Enggak apa-apa, Ma. Biasanya juga dia sarapan di kantor. Kalau cuma sarapan di mobil gak akan jadi masalah buat dia. Apalagi sarapannya roti tawar panggang. Aku harap dia gak sakit perut. Ya malum, Ma, Annabel biasa makan nasi uduk."

'Kampreeeet ... hina aja terus hinaaa ... ikhlas aku mah. Bener-bener bos gak punya hati nurani. Mati kali tuh hati nurani,' Anna membatin.

Gadis itu menghela napas panjang, berusaha menetralisir perasaan kesalnya. 

"Emang kamu suka sarapan nasi uduk, An?" tanya Salsa sembari teraenyum.

 "Iya, Tante. Sa-saya suka makan nasi uduk."

Walaupun agak malu, Anna tidak berani berbohong soal selera sarapannya kayak orang kampung. Mungkin setelah ini, dia akan diolok-olok oleh Salsa. Begitu pikir Anna. 

"Wah? Nanti kalau kamu ke sini lagi, Tante nitip nasi uduk satu ya? Tante juga dulu suka makan nasi uduk. Apalagi kalau dicampur semur jengkol. Wuih mantap!"

Anna terkejut mendengar tanggapan Salsa. Kepala mendongak, mulutnya menganga lebar. Anna jadi penasaran, dari belahan bumi mana, Salsa berasal? 

"Tante suka semur jengkol juga?" tanya Anna antara percaya dan tidak percaya.  

Damian melirik pada istrinya. Sedangkan Sadam, dia membuang muka. Seolah menahan malu akan makanan favorite mamanya. 

"Suka banget. Tante kan bisa masak semur jengkol. Nanti deh, kalau kamu datang lagi ke sini, kabarin Tante, ya? Tante bakal masakin semur jengkol sekilo."

"JANGAAAANN!"

Anna sontak menoleh pada dua lelaki yang duduknya saling bersebrangan. Sadam dan papanya serempak mengatakan kata itu. 

"Emangnya kenapa?" tanya Salsa menoleh pada suami dan anaknya. 

"Bau, Sayang," jawab Damian, sang suami. 

"Bau, Ma," jawab Sadam, sang putra. 

"Kalau kalian ngerasa bau, ya udah aku mau pergi dari rumah ini. Aku mau tinggal di kontrakan sendirian atau tinggal di kampung supaya bebas masak jengkol."

"Jangan gitu dong, Ma ...."

"Jangan gitu dong, Sayang ...."

Damian dan Sadam mengiba, menunjukkan wajah memelas. Anna yang melihat sikap keluarga Adiwilaga tersenyum, menahan tawa. Merasa lucu melihat tingkah Damian dan Sadam. 

"Ya makanya, jangan ngelarang masak jengkol di rumah ini!" tandas Salsa melotot. 

Dua lelaki itu merunduk, dan mengatakan, "Iya ...."

Anna menutup agar tawanya tidak lepas. Sungguh, Anna merasa lucu melihat Sadam yang biasanya galak di kantor tiba-tiba sangat takut pada mamanya. Dan juga, Damian yang Anna dengar seorang lelaki yang begitu disegani rekan bisnisnya dan mantan bos mafia sangat takut pada perintah istrinya. 

"Anna Isabella ...." Panggilan Salsa menyentak Anna. 

"Iya, Tante?"

"Nanti pulang kerja, kamu nginap lagi di sana, ya? Besok kan hari Minggu. Nah besok kita belanja ke pasar buat beli Jengkol, teri, kangkung, dan yang lainnya di pasar tradisional. Sayang, kamu mau kan besok anterin aku ke pasar?" tanya Salsa pada anak semata wayangnya. 

"Kamu ke pasar minta diantar Sadam aja."

"Lah, Pa ... aku ---"

"Sadam, besok kamu harus anterin Mama dan Anna ke pasar tradisional. Kalau kamu gak mau? Mama akan pindah tempat tinggal ke kontrakan, sendirian!"

 

"Iya, Ma ...."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Suamiku Bos Galak   Bab 40. Positif

    Dua bulan sejak kepergian Jacky, Anna menyibukkan diri bekerja, menemani suaminya seperti biasa. Sebetulnya Salsa sempat melarang Anna bekerja, menyarankan agar menjadi ibu rumah tangga saja supaya tidak terlalu capek. Anna menolak dengan halus. Dirinya yang sudah terbiasa bekerja, akan merasa bosan jika hanya di rumah. Namun, sejak pulang kerja kemarin, tubuh Anna sangat lemas dan kepala terasa pusing. Awalnya Anna pikir karena terlalu padat pekerjaan hingga kondisi tubuhnya seperti sekarang. "Kepalamu masih pusing?" tanya Sadam ketika mereka hendak tidur. Jam dinding sudah menunjukkan pukul sebelas malam, tapi kedua mata Anna belum juga terpejam. "Iya. Aku mau tidur dulu." Anna menarik selimut sebatas dada. Memejamkan kedua mata. Berharap rasa pusing segera hilang jika sudah bangun nanti. "Kita ke dokter saja. Wajahmu juga makin pucat," kata Sadam lagi. Meletakkan punggung tangan di atas kening istrinya. "Besok pagi aja ke dokternya," ucap Anna suaranya terdengar lemah. "Sekar

  • Suamiku Bos Galak   Bab 39. Membuat Cucu

    Jacky berdiri, memandangi lima orang yang tubuhnya bersimbah darah. Setelah bertahun-tahun lamanya, baru sekarang ia membunvh orang lagi. Kepala Jacky terasa pusing melihat genangan darah, tubuhnya limbung ke belakang. Damian dan kedua body guardnya yang baru datang dari arah belakang terkejut setengah mati. "Jack!" Damian berlari menghampiri sahabatnya yang duduk di atas sofa mewah ruang keluarga. Bram dan Toni seketika tercenung melihat lima mayat yang bergeletakan di atas lantai marmer putih. "Jack, kenapa kamu membunuh mereka?" Damian terlihat panik melihat korban dari kejahatan yang dilakukan Jacky. "Dari pada mereka mau membunuh anakku? Sebelum itu terjadi, lebih baik mereka lebih dulu yang aku bunuh. Uhuk, uhuk!" Jacky terbatuk-batuk. Sudut bibirnya mengeluarkan darah segar."Kamu ngeluarin darah, Jack. Wajahmu juga memucat." Tidak hanya panik, Damian juga sangat cemas melihat kondisi sahabatnya. "Dam, panggil polisi. Suruh mereka semua datang ke sini menangkapku. Cepat, D

  • Suamiku Bos Galak   Bab 38. Peluru

    Angel menelisik wajah wanita muda yang berdiri di hadapannya. Ia terpaku melihat kemiripan wajah wanita itu dengan Jacky. "Saya anaknya Papa Jacky. Hm, sebaiknya Anda pulang dulu. Nanti sore barulah kembali lagi kalau mau jenguk Papa. Permisi." Anna hendak menutup pintu namun Angel menahannya. "Tunggu! Tunggu sebentar." Anna terkejut, memicingkan kedua mata. Entah siapa wanita yang datang ke rumah papanya. "Ada apa, Tante?""Jangan!" ralat Angel cepat. "Jangan panggil aku Tante. Aku ini Mama kamu!" ucap Angel tegas. Pandangannya tak beralih dari wajah Anna. Anna tercenung, keningnya mengkerut."Mama? Mama aku?" Tangan Anna terlepas dari handle pintu. Memandang intens wanita yang bermake up tebal. "Iya, Nak. Kalau kamu anaknya Jacky, berarti kamu anakku yang hilang. Anakku yang diculik baby sitter.""Bohong!" Suara berat seorang lelaki dari belakang Anna membuat keduanya menoleh. Jacky berjalan cepat menghampiri dua wanita yang baru pertama kali bertemu. "Anna, kamu jangan percay

  • Suamiku Bos Galak   Bab 37. Papa Saya?

    Hari ini Jacky sudah diperbolehkan pulang. Anna izin tidak masuk kantor, ingin menemani papanya di rumah dulu. Sedangkan Sadam dan Damian masuk kantor. Damian menghandle pekerjaan menantunya. Dia akan membantu Sadam menyelesaikan pekerjaan yang sempat tertunda. "Pa, apakah Papa udah tau tentang hubungan Jagat dengan Fernandes?" tanya Sadam ketika mereka masuk ruangan direktur utama. "Udah. Bram udah dapat informasi tentang mereka," jawab Damian sembari membuka layar laptop, dan menyalakannya. "Apa, Pa?" Sadam penasaran, ia sampai menegakkan tubuh menghadap papa kandungnya. "Ternyata dulu, papanya Jagat adik tirinya Fernandes. Jadi mereka itu keponakan. Jujur saja, Sadam. Papa menduga kalau Jagat akan direkrut Fernandes untuk bergabung di bisnis hitamnya apalagi perusahaan Jagat sekarang sudah banyak kehilangan klien. Papa dengar, perusahaan itu mulai kolaps," papar Damian, pandangannya justru fokus pada layar laptop. Berbeda dengan Sadam, suami Anna itu justru menatap serius papa

  • Suamiku Bos Galak   Bab 36. Selingkuh

    "Enggak ada," jawab Jacky santai. "Enggak ada apa?" Damian mengubah posisi duduk lebih menghadap sahabatnya. "Enggak ada yang aku sembunyiin. Si Fernandesnya saja yang ingin membunuhku. Udahlah, kamu jangan mikir macam-macam. Kalau kamu mau pulang, pulang saja," cetus Jacky masih bersikukuh tidak ingin berterus terang akan pertanyaan yang disampaikan Damian. Namun, Damian tetap curiga kalau Jacky menyembunyikan sesuatu. "Kamu enggak takut kalau Anna yang jadi korban?"Tatapan Jacky langsung beralih pada Damian. kedua matanya melebar, keningnya mengkerut. "Kamu kasih tau Fernandes kalau Anna adalah anak kandungku?" Kedua mata Jacky hampir melompat. "Sialan kau, Dam!" maki Jacky hendak mencekal kerah kemeja yang dikenakan Damian. "Kamu pikir aku sekejam itu, heuh? Enggak, Jack! Makanya kamu jujur saja. Biar aku cari solusinya. Biar aku bisa antisipasi semuanya. Paling enggak, sebelum si Fernandes beraksi, aku udah cegah langkah dia. Paham kamu?" Damian mulai naik pitam menghadapi

  • Suamiku Bos Galak   Bab 35. Kedatangan Mantan

    Damian terkejut mendengar kejujuran yang terucap dari mulut Jacky. Dia pikir, Jacky tidak tahu kalau istri Fernandes adalah Angel. "Sejak kapan kamu tau kalau Angel sekarang istrinya Fernandes?" Damian jadi penasaran. Kalau memang Jacky sudah tahu Angel adalah istri Fernandes, kenapa sampai sekarang ia masih mengharapkan cinta Angel?"Udah lama. Sekitara lima tahun lalu. Enggak sengaja lihat mereka jalan. Aku ikuti, aku tanya warga sekitar, katanya dia istri Fernandes. Udahlah, Dam. Aku mau istirahat. Kamu pulang saja."Jacky memejamkan kedua mata, mengingat kembali pertemuannya bersama Angel serta Fernandes. Mereka tampak mesra. Bahkan Angel pernah menghina dan merendahkannya sewaktu diam-diam Jacky menarik lengan Angel. "Ngapain kamu sama Fernandes, Angel?" tanya Jacky lima tahun lalu. Kedua tangan Angel bersidekap, memalingkan wajah ke arah. "Bukan urusanmu, pecundang!" Jawaban Angel membuat Jacky sangat murka. "Kamu selingkuh?" tanya Jacky pelan tapi penuh penekanan. "Kalau

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status