Home / Rumah Tangga / Suamiku Bukan Tukang Ojol Biasa / Bab 6 - Penyesalan Mas Hendra

Share

Bab 6 - Penyesalan Mas Hendra

Author: Eka_Mom
last update Last Updated: 2025-02-05 11:49:33

Aku tak peduli dengan sikap Mama Hendra yang acuh padaku. Toh aku tak pernah berbuat salah pada beliau. Yang ada malah anaknya yang sudah tega menghianatiku. Segera kubawa minuman yang sudah kami siapkan sedari tadi di dapur. 

"Biar kubantu sayang."

Tiba - tiba saja Mas Aldo sudah berada disampingku. Aku tersenyum dan menganggukkan kepalaku. Aku membawa nampan berisi gelas - gelas. Sedangkan Mas Aldo membawa mangkok berisi es buah. 

"Bagaimana jeng, apa pernikahan anak kita jadi dilakukan di hotel bintang lima?"

"Terserah mereka saja jeng. Kami sebagai orang tua hanya bisa menurut saja. Bagaimana Hendra, apa kamu ingin dirayakan di hotel bintang lima? Secara kamu anak mama satu - satunya."

"Jangan khawatir ma. Mas Hendra pasti setuju. Betulkan sayang? Lagipula pernikahan kita hanya terjadi sekali saja. Jadi aku ingin pesta pernikahan ini menjadi pesta pernikahan yang mewah."

"Terserah kalian saja. Aku hanya mengikuti saja. Maaf aku kedepan dulu untuk merokok. Kalian bicarakan saja semua persiapannya."

"Mas kok pergi sih. Bagaimana dengan acaranya mas? "

" Sudah biarkan saja, mungkin suamimu lelah karena baru pulang bekerja."

Kuletakkan nampan dan es buah ini di atas meja. Kulihat Mas Hendra pergi berlalu menuju ke teras rumah. Sepertinya dia tidak antusias dengan pesta pernikahan ini. Bukannya dia bahagia karena sudah menikah dengan Mbak Sari.

Teringat dulu Mas Hendra sangat mengagungkan Mbak Sari karena dia lebih cantik dan lebih sexy daripada aku. Bagaimana tidak cantik, ibu selalu memodali mbak Sari perawatan ke salon. Belum lagi skincarenya yang mahal itu.

Sedangkan aku, ibu hanya membelikanku bedak ala kadarnya sejak remaja. Aku meminta skincare seperti Mbak Sari malah ibu memarahiku dengan alasan tak mempunyai uang. Terkadang aku berfikir  sebenarnya anak kandung ibu itu aku atau Mbak Sari? 

Baru setelah aku mulai bekerja, aku bisa menabung untuk membeli skincare sendiri. Setidaknya wajahku bersih dan terlihat terawat.

Setelah meletakkan minuman itu,  aku mengajak Mas Aldo berkeliling di sekitar sini. Mas Aldo pun  menganggukan kepalanya tanda jika dia setuju degan usulanku. Namun dia meminta ijin mengambil tas yang tertinggal di atas. Aku pun menunggunya di luar rumah. 

Aku pun berjalan keluar dan melihat Mas Hendra sedang merokok di teras tumah. Mata kami saling bertemu. Bisa kulihat wajah kesedihan darinya. Namun aku tak peduli dan tak mau tahu.

Masih terbayang - bayang  di pikiranku bagaimana mereka bisa tega menghianatiku. Namun aku bersyukur, karena Tuhan menunjukan kebenarannya padaku. Aku mendapatkan laki - laki yang jauh lebih baik dari Mas Hendra.

Aku berjalan santai melewati pagar rumah dan menunggu Mas Aldo keluar. Tiba - tiba saja Mas Hendra mendekatiku. Aku langsung berpura - pura memainkan ponselku. Karena tak sedikitpun aku minat berbicara dengannya.

"Diva bagaimana kabarmu?"

"Alhamdulillah, aku sangat baik mas."

Aku terus saja memainkan ponselku. Berharap Mas Hendra segera pergi dari sini. Atau setidaknya Mas Aldo datang menghampiriku. Namun saat aku melihat ke arah pintu, belum ada tanda - tanda jika Mas Aldo datang.

"Maafkan aku yang dulu pernah menghianatimu. Aku mengira akan hidup bahagia dengan Sari. Tapi ternyata Sari tak pernah bisa menjadi istri yang baik. Setiap hari kerjaannya hanya shoping dan menghabiskan uangku saja. Dia tak pernah mengurusku dengan baik. Aku sungguh menyesal."

Aku menghembuskan nafasku pelan setelah mendengarkan ucapan Mas Hendra. Bisa - bisanya dia menjelekkan istrinya sendiri dihadapan orang lain, Bukannya sebaik - baiknya istri dan suami adalah saling  menjaga keburukannya sendiri - sendiri.

"Cukup mas, jangan kau jelekkan istrimu di hadapan orang lain. Itu sudah menjadi pilihanmu. Jadi terima saja baik dan buruknya istrimu itu."

"Aku tahu kamu kecewa padaku. Seandainya Sari dulu tak menggodaku, mungkin kita sekarang hidup bahagia."

"Tak ada yang perlu disesali. Karena semua ini sudah takdir. Jadi lebih baik kita jalani kehidupan kita masing - masing. Aku harap setelah ini, kita bersikap sewajarnya saja. Karena saat ini status kita hanya menjadi ipar."

Aku begitu emosi saat Mas Hendra mengatakan hal itu padaku. Untung saja Mas Aldo datang menghampiriku. Rasanya muak dan jengkel saat berbicara dengannya. 

"Sayang ada apa ? Mengapa wajahmu memerah?"

"Tidak apa - apa mas. Ayo kita jalan!"

"Mas Hendra aku keluar dulu ya. Mau jalan - jalan bersama suamiku. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Kulihat tatapan sedih dari wajahnya. Entah apa yang terjadi dengan rumah tangga mereka. Mengapa Mas Hendra bisa berbicara seperti itu. Apa dia tak bahagia dengan pernikahannya itu. Ah biar saja, toh bukan urusanku.

"Sayang apa dia mengganggumu?"

"Tidak mas, hanya mengobrol biasa saja."

"Sepertinya dia masih menyukaimu."

"Hmnn sepertinya suamiku cemburu nih?"

Kulihat wajah Mas Aldo berubah menjadi masam. Aku seketika tertawa melihatnya. Segera kugenggam tangannya dengan erat.

"Jangan khawatir, cintaku sudah mentok sama kamu mas."

Mas Aldo tersenyum kala mendengar ucapanku. Mas Aldo menggandengku erat seakan takut jika aku akan meninggalkannya. Mana mungkin aku bisa berpaling dari laki - laki setampan dan sebaik dia.

Sepanjang perjalanan, kami bercerita sembari menikmati suasana sore itu. Kami berjalan - jalan mengelilingi komplek perumahan ini.

Tiba - tiba saja ponsel Mas Aldo berbunyi. Mas aldo bergegas mengangkat panggilan telepon itu. Namun anehnya Mas Aldo langsung menjauhiku. Sebenarnya siapa yang meneleponnya? Kudekati Mas Aldo pelan - pelan. Sayup - sayup terdengar Mas Aldo sedang berbicara dengan seseorang.

"Halo Assalamualaikum ma. Ada apa ma meneleponku? Apa mama dan papa sudah balik ke Indonesia?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Suamiku Bukan Tukang Ojol Biasa   Bab 53 - Bahagia ( Tamat )

    Hari ini adalah hari bahagia untuk Sari. Setelah satu bulan lamanya menyiapkan rencana pernikahan, akhirnya hari itu tiba. Sari berpenampilan cantik dengan kebaya putih yang melekat ditubuhnya. Sari tetap memakai hijab sehingga menambah kecantikannya.Fery yang melihat penampilan Sari saat itu seketika tak bisa menyembunyikan perasaan kagumnya. Fery sudah tak sabar ingin menghalalkan wanita yang dicintainya itu.Akad nikah dilaksanakan di kediaman Wijaya. Semua tamu sudah hadir untuk menyaksikan acara sakral itu. Dengan sekali ucap, proses ijab kabul itu sudah terlaksana. Kini Fery dan Sari sudah resmi menjadi suami istri.Ucapan selamat mulai terdengar dari para tamu. Sengaja Sari menginginkan pesta pernikahan yang sederhana karena dirinya tak pantas untuk mengadakan pesta mewah. Namun nyatanya Fery memberikan kejutan pada dirinya.Setelah proses akad nikah itu, Fery mengajak Sari ke hotel untuk menjalani resepsi pernikahannya. Sebelumnya Sari sudah didandani layaknya pengantin."Mas

  • Suamiku Bukan Tukang Ojol Biasa   Bab 52 - Lamaran

    Fery turun dari mobilny dengan pakaian jasnya. Sari begitu terkejut saat melihat kedatangan Fery. Namun yang membuatnya semakin terkejut, Fery tak datang sendiri. Fery datang bersama dua orang laki - laki dan perempuan yang usianya tak muda lagi. Sari yakin jika kedua orang itu adalah orang tua Fery.Ada perasaan rindu dihatinya setelah lama tak bertemu dengan laki - laki itu. Fery tersenyum sembari membawa buket bunga di tangannya."Assalamualaikum.""Waalaikumsalam. Kamu kenapa kesini?""Boleh aku bertemu dengan kedua orangtuamu?""Untuk apa bertemu dengan bapak dan ibu?""Ada sesuatu yang ingin saya bicarakan dengan mereka." Belum Sempat Sari menjawab, Wijaya keluar dan menatap beberapa orang yang tak dikenalinya. Namun dia mengingat ssok Fery yang merupakan teman Aldo."Lho kamu bukannya teman Aldo ya? Siapa namanya?" Wijaya berusaha mengingatnya. Namun dia tak kunjung mengingatnya."Benar pak. Saya teman Aldo. Nama saya Fery.""Ah iya nak Fery. Mereka siapa?""Mereka kedua orang

  • Suamiku Bukan Tukang Ojol Biasa   Bab 51 - Menghilang

    “Kenapa menyendiri disini? Tidak gabung dengan lainnya di dalam.”“Aku lebih suka disini. Apalagi suasananya begitu tenang.”“Oh begitu. Hmnn sebelumnya apa aku boleh bertanya sesuatu?”“Tentang apa ya?”“Apa kamu sudah punya kekasih?”Sari seketika tersenyum mendengar pertanyaan Fery. “Apa Aldo tidak cerita kalau saya ini seorang janda.”"Ya Aldo sudah mencertakan semuanya. Tapi saya hanya ingin memastikan saja jika anda belum mempunyai kekasih.""Tapi apa tujuan anda menanyakan hal itu? Padahal pertanyaan itu sangatlah pribadi.""Maaf jika saya terkesan lancang. Hanya saja sejak pertama kali saya bertemu denganmu, saya mulai jatuh cinta padamu."Sejenak Sari terdiam dan menatap wajah Fery. Dia tak menyangka jika ada laki - laki yang tiba - tiba mengungkapkan perasaannya."Bagaimana bisa anda tiba - tiba menyukai saya. Padahal kita baru saja bertemu hari ini.""Lebih tepatnya dua kali aku sudah bertemu denganmu.""Tapi kamu belum tahu siapa saya sebenarnya. Apalagi masa lalu saya ya

  • Suamiku Bukan Tukang Ojol Biasa   Bab 50 - Dewi Keguguran

    PlakPlakDua kali tamparan berhasil mendarat di pipi Hendra. Hendra hanya bisa meringis menahan rasa sakitnya.“Apa yang kau lakukan pada putriku!!!”“Papa, aku tak sengaja pa. Maafkan aku.”“Kau pikir aku bodoh. Ingat jika terjadi sesuatu pada putriku, kau orang pertama yang akan kuberi perhitungan.”“Maafkan aku pa.”“Kau tahu kan bagaimana kejamnya keluarga Sanjaya. Aku bisa menghancurkanmu dalam waktu sedetik saja. Selama ini saya membiarkan putriku bersamamu. Kuturuti semuanya agar dia bisa bahagia dan tanpa kekurangan apapun saat hidup denganmu. Tapi apa yang kami dapatkan sekarang. Kau membuat putriku hampir saja kehilangan nyawanya.”Hendra seketika berlutut di hadapan papa mertuanya itu. Dia tak ada niatan untuk melakukan hal seperti itu. Tak bisa dia bayangkan nantinya jika Sanjaya akan menghancurkan hidupnya.“Maafkan aku pa. Aku memang bersalah. Aku akan melakukan apapun untuk menebus semua kesalahanku.”Perhatian semua orang tertuju pada Hendra. Namun Sanjaya tak menggub

  • Suamiku Bukan Tukang Ojol Biasa   Bab 49 - Kemarahan Dewi

    Tangan Dewi bergetar saat melihat foto Hendra sedang bermesraan dengan beberapa wanita cantik. Dewi tak menyangka jika suaminya tega melakukan hal itu.Dewi melemparkan ponselnya ke arah ranjang tempat tidurnya. Setelah itu dia membanting foto pernikahannya yang terpajang di dinding kamarnya. "Kurang ajar kamu Hendra. Berani sekali kamu menghianatiku."Dengan nafas memburu Dewi mengambil ponselnya. Dewi pun menghubungi seseorang untuk melakukan sesuatu pada Hendra."Halo, tarik semua investasi dari perusahaan suamiku. Dan satu lagi blokir ATM dan kartu kreditnya."Baik nona akan kami laksanakan."Dewi mengambil koper dan memasukkan semua barang Hendra ke dalamnya. Setelah itu Dewi menyeret koper itu keluar dari kamar ini. Dengan bantuan asisten rumah tangganya, koper itu sudah berada diluar. Kini Dewi sudah menunggu kepulangan suaminya itu.Hendra yang berada di ruangan kantornya begitu terkejut saat menerima kabar dari sekretarisnya jika Dewi menarik semua saham di perusahannya yang

  • Suamiku Bukan Tukang Ojol Biasa   Bab 48 - Ancaman Hendra

    "Ada apa Sari? Kenapa kamu terlihat gelisah begitu?""I...ni Bu."Sari menunjukkan pesan yang dikirimkan Hendra pada dirinya. Ratna pun akhirnya membaca pesan itu. Aku tidak akan menyerah untuk membuatmu kembali padaku. Bersiaplah sayang suatu hari kita akan bersatu lagi."Astaga, kamu harus lebih hati - hati mulai sekarang Sari. Kalau perlu biar bapak yang mengantarkan dan menjemput kamu."Wijaya yang baru saja menunaikan sholat Maghrib menghampiri ibu dan putrinya itu. Tampak Sari begitu ketakutan setelah memegang ponselnya."Ada apa Bu? Kenapa kalian begitu ketakutan sekali.""Pak, rupanya Hendra masih saja menganggu Sari. Bapak baca ini pesan darinya."Wijaya membaca pesan itu. Setelah itu terlihat kilatan amarah dari wajahnya."Kurang ajar, masih saja dia menganggu putriku.""Pak aku takut, bagaimana kalau suatu saat dia mengangguku.""Kamu tenang saja Sari. Mulai besok bapak akan mengantarkan dan menjemputmu.""Tapi bapak kan kerja. Lagipula arah kantor Sari dan pabrik bapak be

  • Suamiku Bukan Tukang Ojol Biasa   Bab 47 - Menyelidiki Hendra

    Di kediaman rumah Aldo yang mewah, tampak mereka sudah mempersiapkan kejutan untuk menyambut kepulangan Diva dari rumah sakit. Begitu banyak hiasan balon dan juga tulisan selamat datang untuk menyambut Diva. "Wah ini bagus sekali do.""Iya Bu, ini semua hasil kerja keras semua pelayan disini. Mereka begitu menyayangi Diva sehingga mereka rela lembur seharian demi kejutan ini.""Diva memang pantas mendapatkannya. Karena dia memang orang yang baik.""Ya sudah Bu, sebentar lagi Diva datang. Mama dan papa sudah menjemputnya.""Kalau begitu kita bersiap - siap. Sayang sekali tak ada bapak disini.""Siapa bilang aku tak ada disini.""Lho pak, bukannya bapak ke rumah kita yang baru untuk meletakkan barang - barang kita?""Kamu tenang saja Bu, semua sudah beres. Itu berkat bantuan anak buah Aldo.""Syukurlah kalau begitu.""Hmnn sepertinya Diva sudah datang. Ayo kita bersiap menyambutnya."Mereka semua berkumpul di balik pintu tak terkecuali semua pelayan yang bekerja di rumah itu. Para pela

  • Suamiku Bukan Tukang Ojol Biasa   Bab 46 - Ancaman Aldo

    "Sebaiknya kamu pulang. Ibu tak ingin terjadi fitnah diantara kalian.""Tapi Bu, jika diizinkan aku ingin rujuk dengan Sari. Aku menyesal karena telah menceraikannya.""Gila kamu mas. Tak sudi aku kembali bersamamu. Lebih baik aku jadi janda seumur hidup daripada harus kembali denganmu.""Jangan sok jual mahal kamu Sari. Kamu tak ingat dengan perselingkuhanmu dulu? Dengan gampangnya kau memberikan tubuhmu untuk orang lain."Plak ...plak ..Dua tamparan tiba - tiba diberikan Ratna kepada mantan menantunya itu. Dengan nafas yang memburu, Ratna mengusir Hendra dari hadapannya."Pergi kamu...pergi!!! Berani sekali kamu menghina putriku. Memang saya akui putriku memang bersalah. Tapi kamu tak pantas menghina dirinya."Ratna berbicara seperti itu sembari membelalakkan matanya. Hendra tak terima dan ingin membalas mantan ibu mertuanya itu. Matanya memerah seolah ingin melahap habis lawan dihadapannya."Beraninya anda menampar saya. Saya bisa menghancurkan keluarga anda. Anda salah berhadapan

  • Suamiku Bukan Tukang Ojol Biasa   Bab 45 - Kadatangan Mantan

    Sari dan Ratna begitu terkejut melihat rumah yang ditunjukkan oleh Wijaya. Rumah itu jauh lebih besar dari rumah yang saat ini mereka tempati."Pak, ini rumah bapak sekarang?""Ya, lebih tepatnya rumah kita.""Tapi rumah ini bagus sekali pak. Bapak dapat uang darimana? Jangan bilang Aldo yang memberikannya?" Ratna tampak khawatir saat tahy suaminya tiba - tiba membeli rumah sebagus ini."Bukan, ibu tenang saja. Ini murni uang bapak. Sebenarnya rumah ini bapak hadiahkan untuk Diva. Kalian masih ingat gak, Aldo pernah kasih uang bapak sebagai pengganti biaya resepsi Sari yang batal?""Oh ya, aku ingat pak. Tapi harga rumah ini pasti mahal pak. Dan untuk membeli rumah ini butuh uang yang lebih banyak.""Ya bapak tahu. Maka dari itu, bapak menjual rumah kita yang lama. Alhamdulillah rumah lama kita sudah laku dan akhirnya bapak bisa membeli rumah ini.""Alhamdulillah kalau begitu pak. Aku turut bahagia mendengarnya.""Kalian mau lihat suasana di dalam?""Boleh pak. Ayo Bu kita masuk."Ra

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status