Share

Bab 5 - Hanya Babu

Penulis: Eka_Mom
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-05 11:32:43

Aku tak menghiraukan tatapan tajam Mas Hendra. Aku mengajak Mas Aldo untuk segera masuk ke dalam rumah. Aku bergegas ke dapur untuk memberikan rendang itu pada ibuku.

"Bu ini rendangnya."

Kulihat ibu begitu kerepotan menyiapkan hidangan untuk menyambut keluarga mas Hendra. Sedangkan kulihat Mbak Sari bersantai sembari memainkan ponselnya. 

"Kamu lama sekali datangnya. Lihatlah aku kerepotan menyiapkan semuanya."

"Bu, bukannya ada mbak Sari disini. Kenapa tak minta tolong padanya."

"Jangan asal bicara kamu. Sari tak biasa mengerjakan ini semua. Yang ada dapurku akan berantakan jika dia berada di sini."

Sejenak aku teringat saat ada arisan keluarga dulu. Ibu meminta bantuan mbak Sari untuk mencuci piring. Namun yang ada semua piring ibu pecah, karena mbak Sari tak becus membawanya. Sejak saat itu, mbak Sari tak diijinkan ke dapur. Entah bagaimana dia melayani suaminya, jika dia tak terbiasa dengan pekerjaan rumah tangga.

"Aldo kamu bantu istrimu di dapur! Ibu mau mandi dulu."

"Baik Bu."

Akhirnya aku dan Mas Aldo melanjutkan pekerjaan itu. Kusiapkan semua hidangan di meja makan. Tak lupa aneka cemilan yang mahal dan enak sudah tersedia di meja ruang tamu. 

"Mas lihatlah begitu banyak makanan enak disini."

"Iya nih, bikin perut keroncongan lagi."

"Eh kalian ngapain masih disini. Sudah kebelakang sana, awas ya jika berani mengambil secuil makanan disini."

Aku terkejut kala mendapati ibu sudah berada di belakangku. Padahal kami hanya melihat - lihat saja semua hidangan yang sudah tertata rapi di meja tanpa ada niat sedikitpun untuk mengambilnya. Tiba - tiba saja bapak muncul dari arah luar. Sepertinya beliau baru saja pulang dari bekerja.

"Bu, apa - apaan kamu ini. Biarkan saja mereka mencicipinya. Lagipula mereka sudah membantumu lho Bu."

"Bapak diam saja, tamu kita belum datang. Yang ada semua hidangan akan habis karena diambil mereka semua. Bapak kan tahu, mereka mana bisa beli makanan mahal ini."

"Astaghfirullah Bu, di jaga ucapannya itu. Bagaimana pun juga Diva itu anak kandungmu. Tak sepantasnya kau berbicara seperti itu."

"Halah diam saja kamu pak. Sejak dulu aku tak pernah setuju Diva menikah dengan Aldo. Laki - laki miskin yang tak punya apa - apa. Padahal ada laki - laki kaya yang ingin melamarnya."

Aku begitu muak saat mendengar ibu selalu saja menghina Mas Aldo. Ingin sekali aku membalasnya, namun Mas Aldo langsung menggeleng - nggelengkan kepalanya. Seakan mengatakan jika perkataan ibu tak perlu di ladeni.

"Cukup Bu! Lama - lama bicaramu ngelantur. Diva, Aldo kita ke atas saja. Biar ibumu repot mengurus sendiri. Bukannya berterimakasih malah menghina terus."

"Eh ingat ya, setelah semuanya selesai kalian harus membantu ibu membereskannya."

Bapak mengajak kami ke ruang keluarga yang berada di atas. Sejenak kami bisa bersantai karena sedari tadi ibu terus saja menyuruh kami bekerja.

"Pak, bagaimana kabarnya. Apa bapak sehat?"

"Alhamdulillah nak, bapak sehat. Oh ya ini kalian makan. Mumpung ibumu tak tahu."

Kulihat bapak mengeluarkan sekotak brownies cokelat kesukaanku. Bapak memang paling tahu makanan kesukaanku sedari dulu.

"Pak, nanti ibu marah jika kami memakannya. Apa gak sebaiknya dikembalikan saja pak?"

"Sudah kamu tenang saja. Bapak memang sengaja membelikannya untukmu. Kamu gak perlu khawatir. Ini murni pakai uang bapak. Jadi kamu tak usah takut."

"Tapi pak, Diva takut ibu marah kalau tahu bapak membelikan kue mahal ini untukku."

"Jangan khawatir. Kalau ada apa - apa bapak yang bertanggungjawab."

Aku pun menganggukkan kepalaku dan mengiyakan ucapan bapak. Namun tetap saja aku gelisah. Lebih baik kumasukkan tas saja. Aku tak mau tiba - tiba saja ibu keatas dan mempergokiku memakan brownies mahal ini. Setahuku satu kotak brownies ini seharga 200 ribu. Aku akan berfikir ulang jika ingin membelinya. 

Tak lama kemudian rombongan keluarga Mas Hendra sudah datang. Aku melihat mereka dari balkon atas rumah ibu. Keluarga Mas Hendra adalah keluarga yang kaya raya.

Tampak baju yang mereka kenakan sangatlah mahal. Apalagi perhiasan yang mereka pakai sangat mentereng. Pantas saja ibu menyambut mereka dengan baik. Sepertinya mereka akan membicarakan tentang pesta pernikahan mbak Sari yang sempat tertunda.  

Aku lebih dulu menikah dengan Mas Aldo. Pernikahanku pun hanya sederhana karena hanya menikah di kantor KUA saja. Setelah itu, bapak mengadakan syukuran sederhana di rumah. Tak ada resepsi apapun. Namun aku tak pernah mempermasalahkannya. Karena bagiku semua hal itu tak penting. 

Tiga bulan setelah aku menikah, Mas Hendra dan Mbak Sari pun akhirnya menikah. Karena persiapannya mendadak, pesta pernikahanpun ditunda. Mbak Sari berkoar-koar akan mengadakan pesta pernikahan di hotel bintang lima.

Tiba - tiba saja ibu memanggilku dari bawah. Bergegas aku menghampiri ibu yang berada didapur. Rasanya malas sekali namun aku tak mau terjadi keributan.

Saat aku k edapur, aku berpapasan dengan mama Mas Hendra. Aku mengulurkan tanganku untuk bersalaman dengannya. Namun mama Mas Hendra langsung menepis tanganku. Entah mengapa beliau tiba - tiba tampak tak menyukaiku? 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Suamiku Bukan Tukang Ojol Biasa   Bab 53 - Bahagia ( Tamat )

    Hari ini adalah hari bahagia untuk Sari. Setelah satu bulan lamanya menyiapkan rencana pernikahan, akhirnya hari itu tiba. Sari berpenampilan cantik dengan kebaya putih yang melekat ditubuhnya. Sari tetap memakai hijab sehingga menambah kecantikannya.Fery yang melihat penampilan Sari saat itu seketika tak bisa menyembunyikan perasaan kagumnya. Fery sudah tak sabar ingin menghalalkan wanita yang dicintainya itu.Akad nikah dilaksanakan di kediaman Wijaya. Semua tamu sudah hadir untuk menyaksikan acara sakral itu. Dengan sekali ucap, proses ijab kabul itu sudah terlaksana. Kini Fery dan Sari sudah resmi menjadi suami istri.Ucapan selamat mulai terdengar dari para tamu. Sengaja Sari menginginkan pesta pernikahan yang sederhana karena dirinya tak pantas untuk mengadakan pesta mewah. Namun nyatanya Fery memberikan kejutan pada dirinya.Setelah proses akad nikah itu, Fery mengajak Sari ke hotel untuk menjalani resepsi pernikahannya. Sebelumnya Sari sudah didandani layaknya pengantin."Mas

  • Suamiku Bukan Tukang Ojol Biasa   Bab 52 - Lamaran

    Fery turun dari mobilny dengan pakaian jasnya. Sari begitu terkejut saat melihat kedatangan Fery. Namun yang membuatnya semakin terkejut, Fery tak datang sendiri. Fery datang bersama dua orang laki - laki dan perempuan yang usianya tak muda lagi. Sari yakin jika kedua orang itu adalah orang tua Fery.Ada perasaan rindu dihatinya setelah lama tak bertemu dengan laki - laki itu. Fery tersenyum sembari membawa buket bunga di tangannya."Assalamualaikum.""Waalaikumsalam. Kamu kenapa kesini?""Boleh aku bertemu dengan kedua orangtuamu?""Untuk apa bertemu dengan bapak dan ibu?""Ada sesuatu yang ingin saya bicarakan dengan mereka." Belum Sempat Sari menjawab, Wijaya keluar dan menatap beberapa orang yang tak dikenalinya. Namun dia mengingat ssok Fery yang merupakan teman Aldo."Lho kamu bukannya teman Aldo ya? Siapa namanya?" Wijaya berusaha mengingatnya. Namun dia tak kunjung mengingatnya."Benar pak. Saya teman Aldo. Nama saya Fery.""Ah iya nak Fery. Mereka siapa?""Mereka kedua orang

  • Suamiku Bukan Tukang Ojol Biasa   Bab 51 - Menghilang

    “Kenapa menyendiri disini? Tidak gabung dengan lainnya di dalam.”“Aku lebih suka disini. Apalagi suasananya begitu tenang.”“Oh begitu. Hmnn sebelumnya apa aku boleh bertanya sesuatu?”“Tentang apa ya?”“Apa kamu sudah punya kekasih?”Sari seketika tersenyum mendengar pertanyaan Fery. “Apa Aldo tidak cerita kalau saya ini seorang janda.”"Ya Aldo sudah mencertakan semuanya. Tapi saya hanya ingin memastikan saja jika anda belum mempunyai kekasih.""Tapi apa tujuan anda menanyakan hal itu? Padahal pertanyaan itu sangatlah pribadi.""Maaf jika saya terkesan lancang. Hanya saja sejak pertama kali saya bertemu denganmu, saya mulai jatuh cinta padamu."Sejenak Sari terdiam dan menatap wajah Fery. Dia tak menyangka jika ada laki - laki yang tiba - tiba mengungkapkan perasaannya."Bagaimana bisa anda tiba - tiba menyukai saya. Padahal kita baru saja bertemu hari ini.""Lebih tepatnya dua kali aku sudah bertemu denganmu.""Tapi kamu belum tahu siapa saya sebenarnya. Apalagi masa lalu saya ya

  • Suamiku Bukan Tukang Ojol Biasa   Bab 50 - Dewi Keguguran

    PlakPlakDua kali tamparan berhasil mendarat di pipi Hendra. Hendra hanya bisa meringis menahan rasa sakitnya.“Apa yang kau lakukan pada putriku!!!”“Papa, aku tak sengaja pa. Maafkan aku.”“Kau pikir aku bodoh. Ingat jika terjadi sesuatu pada putriku, kau orang pertama yang akan kuberi perhitungan.”“Maafkan aku pa.”“Kau tahu kan bagaimana kejamnya keluarga Sanjaya. Aku bisa menghancurkanmu dalam waktu sedetik saja. Selama ini saya membiarkan putriku bersamamu. Kuturuti semuanya agar dia bisa bahagia dan tanpa kekurangan apapun saat hidup denganmu. Tapi apa yang kami dapatkan sekarang. Kau membuat putriku hampir saja kehilangan nyawanya.”Hendra seketika berlutut di hadapan papa mertuanya itu. Dia tak ada niatan untuk melakukan hal seperti itu. Tak bisa dia bayangkan nantinya jika Sanjaya akan menghancurkan hidupnya.“Maafkan aku pa. Aku memang bersalah. Aku akan melakukan apapun untuk menebus semua kesalahanku.”Perhatian semua orang tertuju pada Hendra. Namun Sanjaya tak menggub

  • Suamiku Bukan Tukang Ojol Biasa   Bab 49 - Kemarahan Dewi

    Tangan Dewi bergetar saat melihat foto Hendra sedang bermesraan dengan beberapa wanita cantik. Dewi tak menyangka jika suaminya tega melakukan hal itu.Dewi melemparkan ponselnya ke arah ranjang tempat tidurnya. Setelah itu dia membanting foto pernikahannya yang terpajang di dinding kamarnya. "Kurang ajar kamu Hendra. Berani sekali kamu menghianatiku."Dengan nafas memburu Dewi mengambil ponselnya. Dewi pun menghubungi seseorang untuk melakukan sesuatu pada Hendra."Halo, tarik semua investasi dari perusahaan suamiku. Dan satu lagi blokir ATM dan kartu kreditnya."Baik nona akan kami laksanakan."Dewi mengambil koper dan memasukkan semua barang Hendra ke dalamnya. Setelah itu Dewi menyeret koper itu keluar dari kamar ini. Dengan bantuan asisten rumah tangganya, koper itu sudah berada diluar. Kini Dewi sudah menunggu kepulangan suaminya itu.Hendra yang berada di ruangan kantornya begitu terkejut saat menerima kabar dari sekretarisnya jika Dewi menarik semua saham di perusahannya yang

  • Suamiku Bukan Tukang Ojol Biasa   Bab 48 - Ancaman Hendra

    "Ada apa Sari? Kenapa kamu terlihat gelisah begitu?""I...ni Bu."Sari menunjukkan pesan yang dikirimkan Hendra pada dirinya. Ratna pun akhirnya membaca pesan itu. Aku tidak akan menyerah untuk membuatmu kembali padaku. Bersiaplah sayang suatu hari kita akan bersatu lagi."Astaga, kamu harus lebih hati - hati mulai sekarang Sari. Kalau perlu biar bapak yang mengantarkan dan menjemput kamu."Wijaya yang baru saja menunaikan sholat Maghrib menghampiri ibu dan putrinya itu. Tampak Sari begitu ketakutan setelah memegang ponselnya."Ada apa Bu? Kenapa kalian begitu ketakutan sekali.""Pak, rupanya Hendra masih saja menganggu Sari. Bapak baca ini pesan darinya."Wijaya membaca pesan itu. Setelah itu terlihat kilatan amarah dari wajahnya."Kurang ajar, masih saja dia menganggu putriku.""Pak aku takut, bagaimana kalau suatu saat dia mengangguku.""Kamu tenang saja Sari. Mulai besok bapak akan mengantarkan dan menjemputmu.""Tapi bapak kan kerja. Lagipula arah kantor Sari dan pabrik bapak be

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status