Share

Butet 5

Sebelum pergi ke Polsek, kami jemput Bang Ucok dulu, dia pulang lebih cepat karena masih ujian. Dengan masih memakai seragam sekolah kami pergi ke polsek setempat.

"Buah memang jatuhnya tidak jauh dari pohonnya, ayahnya bapak teladan, anaknya sahabat polisi teladan," kata Ayah saat kami dalam perjalanan.

Keluarga kami ada kebiasaan, yaitu dalam perjalanan selalu diskusikan apa saja.

"Mamaknya mamak teladan," kata Bang Ucok.

"Tapi gak ada piagamnya," Ayah seperti mengejek mamak.

"Gak perlu penghargaan gak butuh piagam," jawab Mamak.

Sampai di polsek, ternyata penghargaan itu diberikan pakai upacara segala. Dan ada pula gladi resiknya. Upacara itu sendiri berlangsung hikmat. Kapolsek menyerahkan langsung penghargaan tersebut. Ternyata bukan cuma piagam, ada juga uang, aku dan Bang Ucok masing-masing dapat satu juta.

"Itu Bang Umar gak nampak ya, Mak," tanyaku pada mamak. Aku heran mulai dari gladi resik sampai selesai upacara, pria itu tidak nampak juga.

"Urusan apa sama dia kau
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (22)
goodnovel comment avatar
Sitihasanah Titi
............ butet2
goodnovel comment avatar
sekai
itu kan kejutan c polisi muda. dia g tau kalo keluarga c butet g ngerayain kek gituan. c butet jg kan g tau kejutan nya apa. c polisi muda sama c butet g perlu d salah kan, palagi d hakimi begitu. tinggal ngomong baik" aja. pasti pd paham. gosah jg pd marah".
goodnovel comment avatar
sekai
waktu itu kan dpt penghargaan nya keluarga teladan. berarti semua anggota keluarga yg teladan. bukan cuma bpknya, kalii. dr awal jg nia mah g ambisi pengen penghargaan pengen piagam. dia mah b aja. krn lbh penting sikap dan perkataan yg menghargai drpd sekedar piagam at penilaian.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status