"Matilah!! Matilah kau bersama ibumu," Teriakan itu menggema di setiap hembusan nafas Girgal. Nyatanya Pria dengan posisi tertinggi di kerajaan, berani mengucapkan itu di hadapan putranya yang telah dia buang. Girgal, adalah putra dari seorang raja agung kerajaan Jinxi. Namun, hidup Girgal menjadi sengsara berkat sang ayah sendiri. Girgal yang putus asa, kemudian bangkit demi membalas dendam. Seakan jantungnya hanya akan berdetak untuk melihat kematian Raja atau Ayahnya di tangan Girgal dengan peninggalan penting sang ibu untuknya menghadapi Raja Jinxi yang kejam. "Sebelum aku memenggal kepalamu, nikmatilah sisa hidupmu bajingan," Girgal yang hanya orang biasa, akan membuktikan dirinya menjadi pendekar yang terkuat dengan pedang pusaka terhebat menurut catatan harian sang ibu untuknya. Akankah Girgal menemukan pedang pusaka itu? Ayo simak cerita perjuangan hidup Girgal.
View More"Matilah bersama ibumu, Matilah!!" teriak Sang Kaisar di hadapan putranya.
Girgal menatap nanar pria itu, sambil mendekap ibunya yang terkulai lemah bersimbah darah. Girgal tidak pernah tahu, bahwa hubungan keluarga yang dimilikinya dengan sosok kaisar merupakan kemalangan untuknya.Beberapa jam sebelum kejadian."Siall, aku masih memiliki uang untuk taruhan kali ini""Hahaha, lihat wajah Girgal yang bodoh itu. Dia sudah sangat bangkrut tapi masih saja sombong,"Girgal melemparkan dua keping emas di hadapan mereka semua, lalu memasang taruhannya penuh percaya diri."Cepat lakukan putaran penuh!!"Girgal pulang dengan wajah muram, tak ada satupun koin yang kembali dari permainannya. Sophia Ibu Girgal, membuka pintu rumahnya sambil tertawa melihat Girgal bermuram durja di tepi jalan."Putraku, ayo kita masuk. Sebelum kamu menghabiskan seluruh pakaian sendiri demi permainan itu,"Girgal mendengus kesal, dia menyentakkan kakinya seperti anak kecil lalu masuk ke dalam rumah. Sophia menghidangkan makanan sederhana, memberikan beberapa pelajaran baca tulis pada Girgal karena mereka tidak memiliki biaya untuk masuk ke akademi pelatihan kota."Ibu, mengapa kita harus belajar dan belajar? Aku ini cukup kuat dalam fisik, jadi tidak butuh kekuatan otak,""Girgal, tidak semua pekerjaan membutuhkan fisik, kadangkala ilmu pelajaran penting sayang. Keduanya harus seimbang, jadi cepat perhatikan pelajaranmu," terang Sophia.Girgal cekikikan mendengar sophia memarahinya, baginya omelan yang keluar dari ibunya adalah hiburan saja. Girgal memutar penanya, pelajaran mengeja dan menghitung sangat sulit untuknya. Namun, Girgal mengingat besok harus bermain lagi, tapi koin emas pemberian ibunya sudah habis dalam sehari."Ibu!! Ayo kita pergi ke tempat ayah, meminta beberapa kotak emas padanya," teriak Girgal."Apa?! Ibu ti-tidak bisa datang bertemu dengannya,""Mengapa ibu? Ayo cepat kirim pesan padanya dan meminta koin yang lebih banyak,"Melihat wajah Girgal memohon, Sophia pun mengiyakan untuk bertemu ayah Girgal. Tibalah mereka berdua di sebuah gubuk di ujung bukit, Girgal awalnya bertanya pada sophia mengapa mereka harus ke bukit."Ibu akan masuk lebih dulu, kamu bisa masuk setelah ibu memanggilmu,""Baik ibu, jangan terlalu lama,"Girgal pun menunggu sophia, sambil menatap langit malam yang sangat gelap tanpa bintang. Tapi, setelah beberapa jam tanpa ada kabar, Girgal mulai gelisah mengapa begitu lama. Akhirnya dia memutuskan masuk ke dalam gubuk itu, namun tubuh sophia tergeletak kaku di lantai. Membuat Girgal segera berlari memeluknya, lalu melihat sosok pria tinggi besar di hadapannya."Putra haram ini, sangat peduli padamu sophia,""Siapa kau?! Apa yang telah kau lakukan pada ibuku bajingan!!""Berkatmu, sophia pergi dari wilayahnya dan sekarang karenamu sophia merelakan hidupnya. Entah apa yang dipikirkan perempuan bodoh ini,""Ap- Diamm kau bajingan brengsek!!"Girgal menangis, tangannya penuh dengan darah yang terus mengalir dari perut sophia yang tertusuk belati itu. Rahang Girgal mengeras, dia begitu emosi sampai tak bisa mengucapkan sepatah katapun lagi."Matilah bersama ibumu, Matilah!!" teriak pria itu.Girgal menatap nanar pria itu, sambil mendekap ibunya yang terkulai lemah bersimbah darah. Girgal tidak pernah tahu, bahwa hubungan keluarga yang dimilikinya dengan sosok kaisar merupakan kemalangan untuknya."Ibu... bukalah, kumohon bukalah matamu ibu," Girgal menepuk pelan pipi sophia.Air matanya sudah tak bisa berhenti mengalir, sosok pria besar itu keluar sambil menendang kaki sophia yang terjulur di lantai. Girgal meraung sedih, malam itu begitu gelap dan suram untuknya."Aku akan membalas pria itu ibu, hidupku semata-mata untuk memenggal pria itu di hadapanmu,"Isak Girgal, keheningan itu mulai merambah masuk dalam gelapnya malam. Suara tanah yang terus ditimbun dan air siraman itu, membuat hati Girgal tercabik lebih dalam. Malam penuh luka, tak akan pernah terlupakan.Keadaan desa Redush tetap tenang, seperti tidak ada suatu kejadian pun yang terjadi. Girgal melangkah begitu lemah, sayup-sayup terdengar panggilan teman-temanya di depan pertokoan."Setelah ini aku harus apa ibu? Haruskah aku membuang kenangan bersamamu?" gumam Girgal.Akhirnya Girgal memutuskan membereskan rumah milik ibunya, banyak buku dan beberapa benda yang jarang Girgal lihat. Apalagi, gudang bawah tanah yang cukup penuh dengan barang-barang."Ibu menyimpan ini semua? Hmm... aku pasti akan menyerah jika harus mempelajari lusinan buku ini bu," lirih Girgal sedih.Mengingat kembali, betapa gigihnya sophia memberikan Girgal pelajaran meskipun dia tetap malas dan tidak mengerti banyak hal. Saat Girgal ingin mengangkat kotak besar keluar, sebuah surat jatuh ke lantai.Girgal menatapnya bingung, stempel kerajaan itu tampak tidak asing baginya. Benar, surat itu berasal dari kerajaan Jinxi, rasa penasaran Girgal semakin menjadi-jadi. Akhirnya dia merobek lem kertas, dan membaca suratnya dengan seksama."Ibu... ibu maafkan akuu!! Maafkan aku ibu!!" teriak Girgal.Pria itu meraung kesakitan, bukan luka yang tampak tapi sebuah luka hati sangat dalam harus Girgal tahan. Surat itu berisi ancaman untuk sophia, tidak hanya satu surat tapi puluhan surat dalam kotak berjatuhan dipenuhi ancaman."Huhu... ibu.. hatiku begitu sakit,"Seperti ada batu yang mengganjal di tenggorokan Girgal, isak tangisnya memenuhi ruangan gelap itu. Sophia telah menyembunyikan lukanya begitu lama, berbalut senyuman dan ketulusannya menjaga Girgal sampai dewasa. Padahal, kaki dan tangan sophia sudah terbelenggu karena lahirnya Girgal sebagai anak raja yang tidak diakuinya."Bajingannn!! Aku tidak akan memaafkanmu sialan!!"Kertas yang Girgal pegang terjatuh, dirinya segera berlari menuju bangunan besar tempat Anna di hukum. Namun, langkahnya terhenti saat melihat Pangeran pertama dan beberapa pengawal berdiri di depan pintu."Aku terlalu terburu-buru,""Meskipun kondisi Anna semakin memburuk, ayahnya pasti akan melindunginya,""Ayah katamu? Ayah mana yang mau melihat putrinya terbring lemah dengan racun mematikan di tubuhnya,"Jack membuang muka, dia tak ingin memperpanjang perdebatan mereka demi Anna. "Pelatih Robert akan membawamu pergi, sementara aku yang akan menjaga Anna,""Aku belum memutuskan untuk ikut siapapun-,""Girgal! Ini satu-satunya cara untukmu membalas dendam, jadi fokuslah pada jalanmu. Saat kau menjadi kuat, Anna juga pasti bisa kau selamatkan,"Girgal menatap Jack penuh kekesalan, lalu pergi meninggalkannya. Seminggu berlalu, Anna masih menjalani hukuman penyucian jiwa. Penangkal racun yang Girgal temukan juga bereaksi sama sekali, hingga tubuh Anna mulai pucat keseluruhan. "Aku a
Pangeran pertama berjalan ke arah Girgal, dengan beberapa prajurit di belakangnya. Mata keemasan dan wajah terpahat begitu indah, membuat Girgal menghela nafas kasar."Haruskah aku memberi hormat padamu,"Girgal menatap pria itu dingin, mereka adalah saudara tak seibu. Wajah yang persis sama dengan raja, hingga Girgal sangat ingin merobek wajah itu."Beri hormat pada yang mulia!! Lancang sekali kau!!""Aku bukanlah warganya, aku seorang pengembara yang ingin membalas dendam pada seseorang di wilayah ini,""Pengembara? Balas dendam? Siapa yang kau maksud?" pangeran tampak bingung."Yang mulia, paduka raja sudah tiba di pintu gerbang akademi,"Girgal tersentak, apakah dia sanggup menahan diri saat bertemu langsung dengan raja yang merupakan pembunuh ibunya. Pangeran pertama melenggang pergi, dengan cepat Girgal masuk menyelinap ke gedung besar akademi."Nona, nonaku... Kami akan membawa makanan untukmu. Bangunlah nona, Aku tidak bisa hidup tenang lagi jika anda tiada,""Tiada? Apakah An
"Cepat cari pedang itu!!"Girgal dengan pelan menenggelamkan pedang yang dipegang, lalu menginjaknya agar tidak tampak. Kelima pria itu mencari di sekeliling, Girgal melirik sekilas tempat Boby tertidur. Aku hanya harus mengelabui mereka tanpa harus bertarung, pikir Girgal."Pedangnya tidak ada tuan,""Apa kalian yakin? Pasti dia menyembunyikannya di bawah batu atau pohon,""Huh, kalian sangat tidak sopan. Menyergap seorang pria yang telanjang dengan tiba-tiba,""Kami tidak pernah tertarik dengan omong kosongmu bajingan!!""Aku merasa kasihan jika anak-anak kalian tahu nanti, melihat orang lain mandi dengan sengaja,"Tampak pria dengan panggilan tuan itu mundur, dia pasti sangat mementingkan harga dirinya. Setelah beradu kalimat, ke lima pria itu malah pergi dengan membawa seluruh pakaian Girgal."Arghh, sial ini semakin dingin,""Hahahahaha, pakailah ini kawan,""Jack, apa yang kau lakukan disini?""Seseorang memberikan tugas, untuk menjagamu dari siapapun,""Apa Anna yang memintamu?
Girgal melewati air terjun, mendaki bukit bulgu bersama Boby. Saat berada di sebuah persimpangan jalan, gubuk kecil dengan lentera yang menyala membuat Girgal penasaran. Boby memegang erat tangan Girgal, sepertinya ada seseorang yang sedang singgah juga disana."Permisi, apa ada orang di dalam,"Suara beberapa pria dan wanita di dalam gubuk seketika senyap, mereka terlihat mulai mundur perlahan dari bayangan mereka yang ada di jendela. Pintu terbuka, menampakkan sosok Jack yang tersenyum ke arah Girgal."Apa?!" Girgal menoleh ke dalam melihat Anna, Leo dan Jessy, serta seorang wanita lainnya."Hai Girgal, seperti dugaanku kita pasti bertemu di tempat yang sama lagi,"Tatapan mata Anna dan wanita itu tampak sinis, Girgal membuang muka karena sudah sewajarnya Anna melakukan hal itu padanya."Masuklah, kalian pasti butuh tempat untuk beristirahat,""Tapi..." Girgal sangat ingin pergi dari gubuk itu, tapi Boby yang sudah kelelahan membuatnya menerima ajakan Jack.Girgal dan Boby masuk ke
Pagi buta, Girgal menggendong Bobby menjauh dari rumah besar itu. Tidak ada orang yang terjaga, mereka terlelap begitu nyenyak. Saat melewati bangunan kota, Girgal merasa seseorang sedang mengawasi mereka.Di depan hanyalah ada hutan besar, jika Girgal kembali maka mungkin saja dirinya akan dalam berbahaya. Terpaksa dia memilih jalan menuju hutan, seseorang yang mengikutinya pun menghilang begitu saja."Di depan tampak begitu gelap dan lembab, huh Boby juga sangat berat,"Girgal memperbaiki gendongannya, lalu menerangi jalan dengan sebilah kayu yang diberi percikan api dan minyak. Tidak ada binatang yang melintas, hanya ada suara serangga yang terus menyerang indera mereka."Nak, kau disini?""Siapa disana? Tunjukkan dirimu,""Ini paman, aku menunggu berbulan-bulan lamanya kau tahu. Sampai persediaan makan pun aku tak punya lagi,""Paman, bukankah kita akan bertemu di seberang hutan ini? Kenapa kau menungguku disini?""Berhenti bertanya dan berikan aku makanan. Tapi, ayo kita pergi da
Girgal menatap pedang yang bersandar di lemari, lalu menatap ke sekelilingnya tidak ada satupun orang di kamar. Suara berdengung itu membuat Girgal sadar, bahwa pedang itu terlihat aneh sejak kemarin."Kontrak darah itu sepertinya berjalan lancar, tapi mengapa aku merasa aneh setiap mendengar suara yang dikeluarkan pedang itu,"Girgal bangkit dari duduknya, dia memasang sarung pedang baru agar tidak ada orang yang mengetahui keberadaan pedang itu. Boby pun muncul di balik pintu, sembari membawa secangkir teh hangat untuk Girgal."Paman, seseorang mencarimu di bawah. Mereka tampak mengenalmu dengan baik paman,""Mencariku? Baiklah, aku akan segera turun. Kau berkemaslah, kita akan pergi setelah ini,"Boby mengangguk paham, Girgal segera keluar dari kamar dan menuju lantai bawah. Langkah Girgal sedikit melambat, ketika melihat Jack, Anna dan para siswanya berdiri di dekat meja makan. Dengan langkah berat, Girgal terpaksa bertemu dengan mereka lagi."Lihat, dia adalah paman yang melawan
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments