Beranda / Romansa / Suamiku Polisi / Pacarku Mantan Pacar Kakakku

Share

Suamiku Polisi
Suamiku Polisi
Penulis: Bintang Kejora

Pacarku Mantan Pacar Kakakku

Penulis: Bintang Kejora
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-15 11:49:28

Suamiku Polisi

"Jangan mimpi dilamar polisi, pasangannya polisi itu kalau gak dokter, ya, guru, bidan," begitu kata Kak Mila ketika aku bilang ada polisi yang suka padaku. 

Aku memang hanya lulusan SMK, kerja di salah satu perusahaan retail di bagian kasir. Aku kenal Bang Raja, seorang polisi muda yang sering datang belanja ke tempat kerjaku. Aku ingat betul pertama kali kami kenalan, saat itu dia beli air mineral. 

"Mbak, air bisa basi?" tanyanya seraya mengeluarkan uang dari dompetnya. 

"Mana bisa basi, Bang," jawabku. 

"Oh, berarti ini gak apa-apa ya, dah kadaluarsa ini," katanya lagi seraya menunjukkan tanggal kadaluarsa air mineral tersebut. 

"Oh, maaf, segera kami ganti," kataku Seraya merapatkan dua tangan. 

"Gak apa-apa, kalau ada apa-apa nanti, kalau misalnya sakit perutku kutelepon kamu," kata polisi ganteng tersebut. 

"Hehehe," aku hanya tersnyum. 

"Tolong tulis nomormu di sini," katanya lagi seraya memberikan kertas struk belanjanya. 

Entah kenapa, aku menurut saja, kutulis nomorku, lalu kuberikan padanya. Sejak saat itu kami mulai sering komunikasi lewat telepon.

"Kalau kita ketapel, ya cari ketapel saja, jangan mimpi dapat senapan," kata Kak Mila lagi.

 Aku dan Kak Mila memang punya nasib berbeda-beda, dia cantik, tinggi lansing, sedangkan aku sedikit gemuk, dia juga sarjana, sedangkan aku hanya tamat SMK. Dulu aku tak lanjut kuliah karena Ayah kami yang sudah tak bisa kerja. 

"Tapi dia seius, Kak, bulan haji ini mereka mau datang lamar aku," kataku lagi. 

"Alah, berani bertaruh kau akan di PHP in, percayalah sama kakakmu ini, aku sudah berpengalaman, aku yang sarjana saja sering di PHP in, sudah berapa polisi dan tentara yang jadi pacarku, gak ada yang serius, lihat sendiri, aku jauh lebih cantik dari pada kau," kata Kak Mila. 

Aku hanya diam, tak kulanjutkan lagi perdebatan, kakakku ini memang sifatnya begitu, tak mau kalah. 

Kukirim pesan WA pada Bang Raja, ingin ku tanyakan tentang keseriusannya. 

(Bang, betulnya Abang akang datang lamar aku?) 

(Betul, Dek, ini lagi kubicarakan dengan bapakku, semoga dia setuju) 

(Jadi, Bapak belum tahu) 

(Sudah, baru tadi kubilang) 

(Ohh) 

Orang tua Raja adalah perwira polisi, ibunya bidan, mereka tinggal di Palembang, sedangkan Raja ditugaskan di sini, kota kelahiranku. 

Aku mulai ragu bisa diterima di keluarga Raja, apakah benar-benar Raja serius pun aku mulai ragu, bagaimana tidak ragu, dia janji padaku sebulan yang lalu, dan dia baru bilang orang tuanya kemaren, itupun jika benar.

"Jadi istri polisi itu tidak mudah, ada tes segala macam, bahkan tes keperawanan pun ada, yakin masih perawan?" kata Tante Maya adik ibuku yang bersuamikan polisi. Saat itu aku bertanya saat dia datang berkunjung ke rumah. 

Jelas sekali aku tersinggung dengan ucapannya, dari nadanya dia seperti meragukan keperawananku. 

"Udah, gak usah mimpi," kata kakakku lagi. 

Entah kenapa tak ada keluargaku yang mendukung, mereka semua tak percaya aku punya pacar seorang polisi. Bahkan ibu tak percaya. Beliau malah menyuruh aku putuskan Bang Raja, karena takut aku terlalu berharap akhirnya sakit hati. 

"Bang, tunjukkan keseriusanmu, datanglah ke rumah," kataku pada Bang Raja ketika dia datang ke tempat kerjaku. 

"Maaf, Dek, belum bisa, aku belum siap," 

"Masa sih, datang saja gak bisa, rumahku tidak jauh lo, hanya satu jam dari sini," kataku kemudian. 

"Nanti, Dek, abang datang bersama orang tua, percayalah," kata Raja. 

Pacaran macam apa ini, dia tak pernah mau datang ke rumah, kalau mau bertemu selalu ke tempat kerja, dia tunggu aku pulang. Dia memang selalu antar aku pulang, tapi tak pernah sampai ke rumah, hanya di mulut gang, katanya segan sama Ayah ibuku. 

"Aku minta keseriusan Abang, datanglah malam nanti, kalau tidak, aku tak percaya lagi sama Abang," kataku kemudian. 

Malam harinya aku deg-degan menunggu, aku ingin buktikan pada Ibu dan seluruh keluarga, mereka tak ada yang percaya, entah kenapa, apakah aku terlalu muluk-muluk berharap dilamar polisi? 

"Kau hanya dipermainkan, kasihan dirimu, berharap bulan jatuh ke pangkuan," kata Kak Mila lagi. 

Terdengar suara motor masuk gang kecil rumahku, aku kenal suara motor  ninja tersebut, itu Bang Raja. Aku bersorak gembira. 

"Bang Raja datang!" kataku girang. 

"Bang Raja, Raja Siregar?" tanya Kak Mila. 

"Iya, Kak itu dia,"

Begitu motor parkir di depan rumah, Kak Mila yang justru mendekat pertama. 

"Dasar buaya kau, tak dapat kakaknya adiknya kau incar," kata Kak Mila. 

"Maaf, aku tak tahu dia adikmu, maksudku aku baru tau," kata Raja. 

Ada apa ini? kulihat wajah mereka bergantian.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Wahyu_swita
jadi habis sama kakaknya, dia pacari adeknya ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Suamiku Polisi   Kak Mila Berubah

    Suamiku PolisiPembicaraan buntu, Kak Mila tetap bersikeras ibu harus dibawa ke tempatnya, sedangkan Bang Raja tidak bisa memenuhi, alasan Bang Raja, cutinya hanya empat hari, dan sudah diambil tiket pesawat pulang pergi Medan Balikpapan. "Udahlah, Bang, kita antar saja," kataku pada Bang Raja. "Dek, selain karena waktunya sempit, Abang kok masih kurang percaya pada Kak Mila," kata Bang Raja. "Mungkin benar Kak Mila sudah berubah, Bang, siapa tahu memang begitu, lagi pula mamak lebih baik mungkin tinggal di sana," kataku lagi. HP-ku bunyi lagi, ada panggilan dari Kak Mila, kukasih kepada Bang Raja, setelah lebih dulu aku menghidupkan speaker. "Raja, aku ganti tiket kalian, aku bayar biaya kalian ke mari, asal kalian bawa mamak, tolonglah, Raja, di sini ada pengobatan alternatif, mungkin mamak bisa sembuh," kata Kak Mila. "Udah kaya Kak Mila ya?" kata Bang Raja. "Alhamdulillah, suamiku pelaut, gajinya dua puluh jutaan sebulan," kata Kak Mila. "Baik, kalau gitu, kita tanya dulu

  • Suamiku Polisi   Menjemput Ibu

    Suamiku Polisi "Ke Kalimantan, Bang?" tanyaku memperjelas perkataan Bang Raja. Kalimantan itu bukan dekat, jauh sampai seberang pulau, bagaimana bisa kami akan ke sana, Bang Raja kan kerja? "Iya, Dek, Abang permisi dulu ke atasan, mungkin sudah bisa ambil cuti lagi," kata Bang Raja. Aku jadi terharu, Bang Raja mau bersusah payah sampai ke Kalimantan untuk menjemput ibuku, ibu yang sudah banyak menyakiti kami. Ibu yang telah membuat malu keluarga. Aku sangat bersyukur punya suami seperti ini. Tiga hari kemudian, Bang Raja dapat ijin khusus. Kami punya waktu empat hari menjemput ibuku ke Kalimantan. Anakku yang sudah hampir satu tahun juga kubawa. Tiket pesawat sudah dipesan, kami akan terbang dari Medan menuju Balik Papan. Tiba-tiba saja aku dapat telepon dari Kak Mila, baru kali ini dia menghubungiku semenjak pergi entah ke mana. "Dina, kenapa mamak viral begitu, kenapa mamak berada di Kalimantan?" tanpa basa-basi Kak Mila langsung membrondongku dengan berbagai pertanyaan. "Itu

  • Suamiku Polisi   Rasa

    "Rasa?" "Iya, Bu, tidak ada obatnya, ibu akan mati perlahan-lahan," kata Bu Paijah. Ya, Allah, aku jadi gemetar, kenapa aku bisa dapat penyakit seperti ini? segera kuteleppon Bang Raja. Kuceritakan apa yang kualami, Bang Raja pulang dan membawaku ke dokter. Setelah beberapa kali periksa, dokter bilang, aku sakit radang lambung, dokter tersebut juga memberikan resep. "Bang, Bu Paijah bilang aku kena rasa," kataku pada Bang Raja, ketika kami sampai di rumah. "Ah, mana mungkin, Dek, adek hanya radang lambung, minum obat nanti juga sembuh," kata Bang Raja. "Tapi, Bang," "Udah, Dek, istirahat saja dulu," kata Bang Raja. Ketika suami harus kerja lagi, aku minta Bu Paijah yang menemaniku di rumah. Aku juga ingin bertanya bagaimana rasa ini, apakah betul aku kena racun tak kasat mata. "Ini memang rasa, Bu, dokter memang tak bisa deteksi rasa, kalau Ibu mau, kupanggil dukun," kata Bu Paijah. "Aku menurut saja, tanpa sepengetahuan Bang Raja, kami memanggil dukun yang konon bisa mengob

  • Suamiku Polisi   Racun

    Hidup rasanya lebih tenang setelah kepergian Ibu dan Kak Mila, tak ada lagi yang menggangu. Ayah jadi makin sehat, benar juga kata orang, kesehatan itu berawal dari pikiran. Setelah cerai dengan ibu, ayah jadi tambah sehat. Di usianya yang sudah lima puluh enam tahun, beliau kelihatan makin semangat hidup, dan menjaga gaya hidup sehat."Kasihan Ayah, Dek?" kata Bang Raja di suatu malam, saat itu Ayah lagi duduk di teras, kami duduk di depan TV, sedangkan anakku sudah tidur. "Kasihan kenapa, Bang, Ayah makin sehat itu," kataku seraya makan camilan. "Lihat itu Ayah, pandangannya kosong beliau kesepian," kata Bang Raja. "Kesepian bagaimana, Ayah sudah lima puluh enam tahun lo, Bang," "Pria itu gak ada batasan umur, Dek, aku yakin Ayah masih butuh pendamping,""Ah, ada-ada saja, Abang," "Betul, Dek, kalau misalnya beliau minta kawin lagi, jangan larang ya," kata Bang Raja. "Gak mungkin, Bang, gak mungkin Ayah mau kawin lagi," jawabku seraya membuka HP.Akan tetapi pikiranku jadi ber

  • Suamiku Polisi   Kagum Pada Aparat (Pov Ibu Mila)

    Suamiku PolisiPov Diana (Ibu Mila) Semenjak kecil aku sangat kagum melihat lelaki berseragam. Mau itu polisi atau tentara aku sangat tertarik melihatnya. Sampai ketika remaja, aku selalu cari perhatian bila ada kenalan pria berseragam. Bagiku pria berseragam itu tampak seksi. Dalam hati aku bertekat harus punya suami polisi atau tentara. Adalah Rahmat, tentara muda yang baru bertugas di kotaku, dia tampan, hidung mancung. Aku tergila-gila padanya. Perkenalan kami ketika dia melatih baris berbarus di sekolahku. Kami langsung akrab dan menjalin hubungan, atau istilahnya pacaran. Selepas aku SMA, aku sedih, Bang Rahmat mau pindah tugas ke Papua. Aku takut sekali dia tinggalkan. Jadi timbul ide jahat, aku akan menyerahkan diriku padanya, dengan begitu mungkin dia akan segera menikah denganku, tak pergi lagi tugas ke Papua. Malam itu ketika dia apel ke rumah, aku lagi sendirian di rumah, Ayah dan Ibu sedang pergi kondangan. Aku dapat kesempatan, kurayu dia, tentu saja dengan mudah dia

  • Suamiku Polisi   Sejarah Terulang

    Suamiku PolisiPart 41"Mak, kenapa, Mak?" tanyaku pada ibu. Saat itu sengaja aku datang ke rumah nenek. Ingin kutahu apalagi motif ibuku kini, aku masih ragu ibu benar hamil, masih belum bisa diterima otakku, seorang ibu yang sudah punya cucu bisa pacaran dan hamil. "Mamak juga gak tau, Dina," kata ibu, matanya tampak sembab, mungkin habis menangis. "Masa sih gak tau, Mak? jadi hamil aja gitu tanpa berbuat?""Bukan begitu, Dina, mamak gak tau masih bisa hamil, mamak pikir gak akan bisa hamil lagi, wong sudah punya cucu,""Astagfirullah, Mak, siapa lelaki itu?" tanyaku lagi, seperti bertukar posisi rasanya, aku seperti seorang ibu yang memarahi putrinya. "Dia teman Ibu, dia masih dua puluh tahun,""Ya, Allah, dua puluh tahun?""Karena bukan kau itu, Dina, mamak kesepian, lima tahun puasa," Lagi-lagi aku hanya bisa istighfar, aku menyerah kini, semoga saja permohonan pindah tugas suami cepat disetujui, aku ingin pergi jauh. "Dina, bantu dulu mamak sekali ini lagi," kata Ibu lagi.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status