Share

Bab 3

Penulis: Tarasari Thalia
Gordon akhirnya tidak bisa lagi menahan diri. Dia mencium Stella dengan napas memburu. Stella membalasnya dengan bisikan lembut. Bibir mereka saling bertaut dalam ciuman yang membara, lalu mulai menuntut dengan ganas pada tubuh satu sama lain.

Namun, tepat di saat terakhir, Stella tiba-tiba mendorong pria itu yang sedang terengah-engah. "Nggak boleh, sekarang kamu sudah jadi suami orang. Selain itu, Kak Claryne sedang mengandung anakmu .... Aku nggak mau jadi pelakor yang merusak rumah tangga orang lain!"

Mata Gordon menyala oleh hasrat yang nyaris meluap. Suaranya terdengar serak saat berkata, "Baik, aku nggak akan menyia-nyiakan ketulusan hatimu, Stella! Tunggu aku sedikit lagi! Hanya diriku yang bersih, baru pantas menyentuhmu yang suci!"

Setelah berkata demikian, dia mencium lembut kening Stella, seolah tengah menjaga harta karun yang paling berharga di dunia.

Di mata Stella muncul secercah rasa puas.

Gordon memang tidak melihatnya, tapi aku melihat semuanya dengan jelas.

Tidak mau jadi pelakor yang merusak rumah tangga orang lain? Aku hanya merasa ini sangat menggelikan!

Berkali-kali dia datang menemuiku dan mengatakan dengan lantang bahwa kehamilanku ini hanya untuk mempermulus jalannya di masa depan. Kelak, bahkan anak yang kulahirkan nanti tetap akan memanggilnya ibu.

Lalu, apa artinya semua itu?

Dia tinggal di rumahku dengan alasan bahwa dia sedang sakit dan tidak ada yang merawatnya.

Di meja makan, dia terang-terangan menggoda Gordon, sampai-sampai asisten rumah tangga saja tidak tahan dan menegur dengan nada sinis.

Namun, apa yang dia lakukan?

Stella langsung mengadu pada Gordon, mengatakan bahwa pelayan itu tidak mencuci bahan makanan dengan bersih dan membuatnya sakit perut. Lalu menuntut agar pelayan itu dipecat.

Padahal, saat itu aku sedang mengandung dan hanya bisa makan masakan buatan pelayan itu.

Demi kesopanan sebagai tuan rumah, aku bahkan menawarkan untuk memanggil juru masak khusus hanya untuknya. Namun, dia menamparku dengan keras.

"Rasa masakan itu nggak penting. Yang penting adalah tahu siapa pemeran utamanya! Claryne, aku cuma mau kamu tahu, satu-satunya Nyonya di sini itu cuma aku!"

Demi membuktikan bahwa dia pantas menjadi istri Gordon, Stella meringkuk di pelukan Gordon sambil menangis tersedu-sedu. Dengan tangis pilu, dia mengeluhkan bahwa dirinya tidak beruntung karena tak bisa memberi Gordon keturunan.

Selain itu, karena aku berjalan dengan perut buncit setiap hari, dia merasa sedih dan tersisih setiap kali melihatku.

"Aku sudah berusaha menghindari Kak Claryne sebisa mungkin, tapi tetap saja kami bertemu setiap hari! Lebih baik aku pindah saja .... Aku nggak bisa terus hidup dalam penderitaan seperti ini ...."

Emosi Gordon langsung meledak. Wajahnya seketika menjadi gelap dan dia menghampiriku lalu menamparku hingga aku terjatuh ke lantai.

"Kamu jelas-jelas tahu emosi Stella mudah terpancing kalau melihat wanita hamil, tapi kamu tetap saja mondar-mandir di depannya dengan perut segede itu! Apa sebenarnya maumu?"

"Perempuan sejahat kamu nggak pantas jadi ibu! Hari ini juga, aku akan kurung kamu di loteng! Biar kamu tahu rasanya menderita!"

Beberapa pengawal menarik-narik tubuhku dengan kasar dan menyeretku ke dalam loteng penuh debu, lalu langsung melemparkan tubuhku ke sana.

"Dokter menyuruhku ke rumah sakit hari ini untuk rawat inap persiapan melahirkan! Kalau aku ke rumah sakit, dia juga nggak bakal lihat aku lagi!" seruku putus asa sambil menangis dan memegangi pintu.

Gordon hanya tertawa sinis, "Kalau mau bohong, cocokkan dulu sama catatan dokter. Perkiraan kelahiranmu masih tiga hari lagi!"

Gordon tidak mau lagi mendengarkan pembelaanku, melainkan langsung menghantamkan pintu loteng dengan keras.

Jari-jariku terjepit hebat di antara kusen pintu, rasa sakit yang luar biasa membuat tubuhku meringkuk dan jari-jariku refleks tertarik ke dalam. Aku tak sanggup lagi mengeluarkan sepatah kata pun.

Di saat kedua orang itu masih bergumul dengan penuh hasrat, tiba-tiba kepala pelayan berlari terburu-buru ke arah mereka dengan napas tersengal-sengal.

Suaranya begitu panik saat berkata, "Tuan ... Nyonya ... Nyonya sudah tiada!"

"Tiada?" Gordon mendongak dengan cepat, wajahnya menunjukkan kejengkelan karena suasana hatinya terganggu.

Kepala pelayan menyeka keringat di dahinya, lalu berkata dengan ketakutan, "Loteng ... loteng penuh darah .... Nyonya ... dia ...."

Pelayan itu tidak sanggup melanjutkan ucapannya.

Gordon membetulkan kerah kemejanya yang berantakan, lalu berkata, "Darah apaan? Oh, maksudmu pendarahan ya? Mungkin sudah waktunya melahirkan. Bawa dia ke rumah sakit."
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Suamiku Selingkuh Di Kala Aku Mengandung   Bab 9

    Saat Gordon akhirnya menemukan jawabannya, dia tertegun untuk waktu yang lama.Namun, dia masih belum rela menerima kenyataan. Dia terus membaca halaman demi halaman, lalu tiba-tiba menjerit seperti orang gila."Aku nggak tahu! Aku benaran nggak tahu! Aku pikir perempuan hamil cuma bisa melahirkan tepat di hari perkiraan lahir! Nggak pernah ada yang kasih tahu aku kalau dia bisa melahirkan lebih cepat!"Dia kembali menelepon Elliot, tetapi nada bicaranya kali ini sangat berbeda, lebih lembut dari biasa."Asal kamu kembalikan Claryne ke aku, kamu boleh minta syarat apa pun untuk kerja sama. Aku bisa turuti!"Dari seberang telepon, terdengar makian dan tawa dingin Elliot. "Kerja sama? Siapa yang mau kerja sama dengan pembunuh? Oh ya, sebelum kamu nikah sama Stella si jalang, wanita itu sudah aborsi enam kali. Coba buka ponselmu, lihat trending topic paling atas."Gordon terpaku sesaat, entah sedang memikirkan apa. Tiba-tiba, Stella berlari naik ke lantai atas."Kak Gordon! Ada yang fitna

  • Suamiku Selingkuh Di Kala Aku Mengandung   Bab 8

    Jari-jari Elliot yang mencengkeram kerah baju Gordon sampai memutih. Dia lanjut mengejek, "Kamu mencemarkan nama baiknya, nggak mau mengakui kenyataan bahwa dia mati gara-gara kamu.""Kamu cuma lagi lari dari kenyataan! Kenyataan bahwa kamu sendiri yang bunuh istri dan anakmu! Mayat di loteng itu Claryne! Dia cuma melahirkan satu anak! Anak yang satunya nggak bisa keluar!"Elliot melepaskan genggamannya, tetapi nadanya penuh dengan provokasi. "Alasan aku nggak lapor polisi karena aku ingin lihat gimana kamu hancur waktu tahu kenyataannya! Gordon, kamu berani nggak panggil tim forensik buat otopsi? Atau kamu takut? Takut kalau ternyata mayat itu emang Claryne?"Gordon tiba-tiba kehilangan keseimbangan, tertatih-tatih beberapa langkah sebelum bisa berdiri tegak lagi.Setelah kembali ke vila, Stella sudah mengenakan kostum imut dan seksi, juga pindah ke kamar utama. Stoking jaring putih membungkus kakinya. Dia bersandar manja di bahu Gordon."Kak Gordon, aku sudah tunggu hari ini lama ban

  • Suamiku Selingkuh Di Kala Aku Mengandung   Bab 7

    Gordon mengadakan konferensi pers, wajahnya penuh senyuman saat mengumumkan kabar bahagia itu. Dia juga memamerkan kemesraannya dengan Stella di media sosial.[ Gordon: Setelah berputar-putar, tetap kamu yang kupilih. ][ Stella: Setelah mencari dan menanti, tetap kamu yang kucintai. ]Teman-teman sekolah mereka ramai-ramai memberikan ucapan selamat.[ Akhirnya cinta sejati bersatu, selamat! ][ Dari seragam sekolah ke gaun pengantin, aku jadi percaya cinta lagi! ]Sementara itu, komentar dari Elliot tampak sangat tidak cocok dengan suasana.[ Kamu sudah menemukan Claryne yang hidup? ]Gordon hanya membalas komentar itu, lalu langsung menyematkannya.[ Kalau kamu sembunyiin dia di rumahmu, gimana aku bisa menemukan dia? ]Maksud Gordon sangat jelas, dia menuduh Elliot menyembunyikanku. Netizen langsung menyerbu kolom komentar dengan hujatan dan balasan pedas.Belum puas, mereka mulai mengungkit masa laluku saat jadi ketua tim ekspedisi, bahkan menyebar fitnah keji.[ Katanya di tim eks

  • Suamiku Selingkuh Di Kala Aku Mengandung   Bab 6

    Melihat noda darah di dinding, wajahku yang pucat, serta tubuhku yang terguling di sudut dalam posisi aneh, Stella menjerit ketakutan dan langsung berlari ke pelukan Gordon."Stella, jangan takut!" Gordon memeluknya erat, nada suaranya melunak. "Itu cuma boneka yang mereka pakai untuk akting. Claryne si jalang bersekongkol dengan mereka untuk merebut aset keluarga kita!"Setelah berkata begitu, dia menatap tajam ke arah kepala pelayan dan Elliot. "Besok aku akan cerai dengan Claryne! Anak yang dia lahirkan nggak akan pernah menjadi pewaris perusahaan! Kalau kalian masih ingin mempertahankan pekerjaan kalian, suruh Claryne kembali dan minta maaf pada Stella!""Orangnya sudah mati di depan matamu! Mau suruh kami cari ke mana lagi?" bentak Elliot dengan marah."Elliot, keluarga kita adalah kenalan lama. Aku nggak mau merusak hubungan ini. Kalau kamu suka perempuan jalang seperti Claryne, silakan ambil! Tapi syaratnya, dia harus kembali untuk cerai denganku!"Nada suara Stella penuh sukaci

  • Suamiku Selingkuh Di Kala Aku Mengandung   Bab 5

    Pintu telah dibuka secara paksa. Tubuhku yang bersandar di sisi pintu pun ikut terhempas oleh gravitasi, terguling ke samping. Anak yang kupeluk juga terlempar ke sudut ruangan.Debu tebal menutupi tubuhku yang berlumuran darah, tampak seperti mumi. Elliot mengernyit, tetapi tetap melakukan pemeriksaan tanda-tanda vitalku karena profesionalismenya.Bau darah yang amis membuat Gordon menutup hidungnya erat-erat. Dia berdiri di luar loteng, enggan melangkah masuk."Apa yang dilakukan Claryne? Kenapa tempat ini jadi bau begini?"Kepala pelayan menunduk, tidak berani mengeluarkan sepatah kata pun, hanya sesekali melirik ke arah Elliot."Pak Gordon ... turut berduka ...." Elliot melepas sarung tangannya dengan ekspresi serius.Gerutuan Gordon mendadak terputus. Dia menurunkan tangan dari hidung. "Turut berduka? Apa maksudmu?"Dia langsung berjalan ke arah Elliot, menatapnya tajam. Elliot mengalihkan pandangan, menunjuk tubuh tak bernyawa yang sudah tak bisa dikenali wajahnya."Pak Gordon, m

  • Suamiku Selingkuh Di Kala Aku Mengandung   Bab 4

    Kepala pelayan menelan ludah, lalu memberanikan diri untuk melanjutkan jawabannya, "Nyonya ... sudah nggak bernapas lagi ...."Suara Gordon mulai terdengar panik. Namun, saat aku mencoba mendengarnya lebih jelas, suaranya kembali berubah menjadi dingin dan penuh amarah. "Teruskan saja sandiwaranya! Aku mau lihat sampai kapan dia bisa berpura-pura seperti itu!""Dia dulu bisa bertahan hidup di alam liar dalam kondisi seberat apa pun, bahkan bisa menahan napas di bawah air sampai belasan menit! Dia pasti sedang menakuti kalian yang nggak paham soal medis! Panggil dokter pribadiku, aku mau bongkar sendiri kebohongannya!"Kepala pelayan membelalakkan mata. "Tuan Gordon, anak di dalam kandungan Nyonya juga sudah ....""Kamu kerja sama siapa sebenarnya?" Gordon memotong dengan tidak sabar."Aku yang bayar gajimu atau dia?""Baik ... saya akan segera memanggil dokter ...." Kepala pelayan hanya bisa menarik napas panjang, lalu buru-buru meninggalkan tempat itu.Stella segera merapat pada Gordo

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status