Share

Bab 2

Author: Tarasari Thalia
Apalagi, demi bisa melahirkan anak-anak ini, aku sendiri yang merobek bagian bawah tubuhku hingga hancur lebur. Saat aku mengeluarkan bayi pertama dengan tangan gemetaran, dia sudah tidak lagi bernapas.

Dari lubang yang robek di bagian bawah tubuhku, darah langsung mengucur deras. Bayi keduaku tersangkut di robekan yang menganga itu.

Rambutku terasa lengket diliputi oleh darah yang mengering. Dalam pelukanku, janin yang berlumuran darah itu masih kupeluk erat. Mataku terbuka lebar, tetapi napasku sudah terhenti.

Entah bagaimana ekspresi Gordon saat dia melihat semua ini nanti? Namun sekarang, dia hanya sibuk merengkuh Stella ke dalam pelukannya.

Nada bicaranya dipenuhi rasa bersalah dan penyesalan, "Ini salahku! Aku nggak seharusnya membiarkan Claryne yang lagi hamil muncul di depanmu dan membuatmu sedih! Aku bersumpah, ini terakhir kalinya wanita itu mengandung anakku! Setelah ini, kamu nggak akan lagi melihat wanita hamil di rumah ini!"

"Kamu nggak tahu, Claryne sampai berani bohong padaku demi bikin aku luluh, katanya dia takut bayinya terlalu besar dan bisa membahayakan nyawanya, bahkan dokter pun katanya menyarankan dia untuk segera rawat inap."

"Padahal, dia bisa bertahan hidup tanpa makan tiga hari tiga malam di alam bebas, masa sekarang dia bilang takut melahirkan?"

Hatiku terasa sakit, napasku juga ikut tercekat.

Tubuh wanita hamil memang tidak bisa disamakan dengan orang biasa. Apalagi, sejak aku tahu mengandung anak kembar, keluhan demi keluhan selama kehamilan begitu menyiksa tubuhku.

Bahkan, aku sempat harus dirawat beberapa kali karena risiko keguguran.

Waktu pertama kali dikurung di loteng itu, aku sudah memohon berkali-kali. Aku bilang, kalau aku benar-benar dikurung sampai tiga hari, yang hilang bukan cuma satu nyawa, tapi tiga!

Namun, Gordon malah berdiri di hadapanku dan memberi perintah keras kepada kepala pelayan, "Cepat! Cari sungai paling kotor dan buang kunci ke sana! Siapa pun dilarang keras membuka pintu untuk Claryne! Tiga hari lagi, aku mau dia berlutut dan minta maaf ke Stella!"

Demi bertahan hidup, aku nekat mencopot lukisan dinding. Paku-paku menusuk ke tanganku hingga darah bercucuran. Kukuku patah semua saat memaksakan diri membuka jendela di loteng.

Sambil menahan rasa sakit yang luar biasa, aku mengumpulkan sisa tenaga untuk merangkak ke luar jendela dan berdiri di atas lis atap. Dengan tangan yang mencengkeram erat batu bata atap, aku perlahan-lahan menggeser langkahku dan berusaha melompat ke ruangan lain demi melarikan diri.

Akan tetapi ....

Di taman bawah, Gordon sedang mencengkeram erat Stella sambil mencium bibirnya dengan dalam dan penuh gairah. Ciuman mereka begitu panas hingga tampaknya sebentar lagi akan benar-benar kehilangan kendali.

Stella tiba-tiba mendorong Gordon dan menengadah ke arah loteng, lalu berteriak keras.

Gordon mendongak. Saat melihatku sedang berjuang menyelamatkan diri, dia langsung naik pitam. Dia yakin aku sengaja muncul lagi di hadapan Stella.

Gordon menyuruh orang memanggil mobil derek, lalu mengemudikannya sendiri. Dengan sekop logam yang besar, dia menekan perutku dan mendorongku kembali ke dalam loteng dengan kasar.

Rasa sakit yang tak tertahankan menjalar dari perutku. Darah mengalir tiada henti hingga membasahi kakiku.

Akhirnya, mataku membelalak dan dalam pelukanku ada seorang bayi yang berlumuran darah. Lalu, aku pun mengembuskan napas terakhir.

Gordon menyodorkan segelas susu ke bibir Stella.

"Aku sudah suruh orang membawa Claryne agar datang dan meminta maaf padamu. Kalau dia tulus, biar dia dibawa ke rumah sakit. Kalau nggak, biarkan saja dia melahirkan di loteng itu!"

Stella menyesap susu sedikit demi sedikit, tapi tetap saja tersedak. Dia terbatuk hingga matanya berair dan tampak begitu menyedihkan.

"Kak Gordon nggak boleh begitu ke Kak Claryne. Melahirkan itu berbahaya sekali bagi wanita ...."

Gordon menghela napas dan memandang lembut gadis di pelukannya.

"Kamu itu terlalu baik makanya suka ditindas sama wanita seperti Claryne. Claryne itu ahli bertahan hidup di alam liar. Di tempat yang nggak ada makanan dan air pun dia bisa bertahan sampai tiga hari! Sedangkan kamu ... minum susu saja masih bisa tersedak."

Gordon mengusap ujung hidung Stella dengan lembut sambil bercanda, "Kamu bilang melahirkan itu berbahaya, seperti kamu sendiri sudah pernah melahirkan saja!"

Tatapan Stella sempat menunjukkan kepanikan, tapi dia segera menunduk dan mengubah nada bicaranya menjadi sedih. "Cuma Kak Gordon yang bisa melihat sisi rapuh di balik ketegaranku."

Lalu, dia menengadah lagi dengan mata berkaca-kaca sambil menggigit bibirnya. Dia merangkul leher Gordon sambil membusungkan dada dan menggesekkan tubuhnya ke dada pria itu.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Suamiku Selingkuh Di Kala Aku Mengandung   Bab 9

    Saat Gordon akhirnya menemukan jawabannya, dia tertegun untuk waktu yang lama.Namun, dia masih belum rela menerima kenyataan. Dia terus membaca halaman demi halaman, lalu tiba-tiba menjerit seperti orang gila."Aku nggak tahu! Aku benaran nggak tahu! Aku pikir perempuan hamil cuma bisa melahirkan tepat di hari perkiraan lahir! Nggak pernah ada yang kasih tahu aku kalau dia bisa melahirkan lebih cepat!"Dia kembali menelepon Elliot, tetapi nada bicaranya kali ini sangat berbeda, lebih lembut dari biasa."Asal kamu kembalikan Claryne ke aku, kamu boleh minta syarat apa pun untuk kerja sama. Aku bisa turuti!"Dari seberang telepon, terdengar makian dan tawa dingin Elliot. "Kerja sama? Siapa yang mau kerja sama dengan pembunuh? Oh ya, sebelum kamu nikah sama Stella si jalang, wanita itu sudah aborsi enam kali. Coba buka ponselmu, lihat trending topic paling atas."Gordon terpaku sesaat, entah sedang memikirkan apa. Tiba-tiba, Stella berlari naik ke lantai atas."Kak Gordon! Ada yang fitna

  • Suamiku Selingkuh Di Kala Aku Mengandung   Bab 8

    Jari-jari Elliot yang mencengkeram kerah baju Gordon sampai memutih. Dia lanjut mengejek, "Kamu mencemarkan nama baiknya, nggak mau mengakui kenyataan bahwa dia mati gara-gara kamu.""Kamu cuma lagi lari dari kenyataan! Kenyataan bahwa kamu sendiri yang bunuh istri dan anakmu! Mayat di loteng itu Claryne! Dia cuma melahirkan satu anak! Anak yang satunya nggak bisa keluar!"Elliot melepaskan genggamannya, tetapi nadanya penuh dengan provokasi. "Alasan aku nggak lapor polisi karena aku ingin lihat gimana kamu hancur waktu tahu kenyataannya! Gordon, kamu berani nggak panggil tim forensik buat otopsi? Atau kamu takut? Takut kalau ternyata mayat itu emang Claryne?"Gordon tiba-tiba kehilangan keseimbangan, tertatih-tatih beberapa langkah sebelum bisa berdiri tegak lagi.Setelah kembali ke vila, Stella sudah mengenakan kostum imut dan seksi, juga pindah ke kamar utama. Stoking jaring putih membungkus kakinya. Dia bersandar manja di bahu Gordon."Kak Gordon, aku sudah tunggu hari ini lama ban

  • Suamiku Selingkuh Di Kala Aku Mengandung   Bab 7

    Gordon mengadakan konferensi pers, wajahnya penuh senyuman saat mengumumkan kabar bahagia itu. Dia juga memamerkan kemesraannya dengan Stella di media sosial.[ Gordon: Setelah berputar-putar, tetap kamu yang kupilih. ][ Stella: Setelah mencari dan menanti, tetap kamu yang kucintai. ]Teman-teman sekolah mereka ramai-ramai memberikan ucapan selamat.[ Akhirnya cinta sejati bersatu, selamat! ][ Dari seragam sekolah ke gaun pengantin, aku jadi percaya cinta lagi! ]Sementara itu, komentar dari Elliot tampak sangat tidak cocok dengan suasana.[ Kamu sudah menemukan Claryne yang hidup? ]Gordon hanya membalas komentar itu, lalu langsung menyematkannya.[ Kalau kamu sembunyiin dia di rumahmu, gimana aku bisa menemukan dia? ]Maksud Gordon sangat jelas, dia menuduh Elliot menyembunyikanku. Netizen langsung menyerbu kolom komentar dengan hujatan dan balasan pedas.Belum puas, mereka mulai mengungkit masa laluku saat jadi ketua tim ekspedisi, bahkan menyebar fitnah keji.[ Katanya di tim eks

  • Suamiku Selingkuh Di Kala Aku Mengandung   Bab 6

    Melihat noda darah di dinding, wajahku yang pucat, serta tubuhku yang terguling di sudut dalam posisi aneh, Stella menjerit ketakutan dan langsung berlari ke pelukan Gordon."Stella, jangan takut!" Gordon memeluknya erat, nada suaranya melunak. "Itu cuma boneka yang mereka pakai untuk akting. Claryne si jalang bersekongkol dengan mereka untuk merebut aset keluarga kita!"Setelah berkata begitu, dia menatap tajam ke arah kepala pelayan dan Elliot. "Besok aku akan cerai dengan Claryne! Anak yang dia lahirkan nggak akan pernah menjadi pewaris perusahaan! Kalau kalian masih ingin mempertahankan pekerjaan kalian, suruh Claryne kembali dan minta maaf pada Stella!""Orangnya sudah mati di depan matamu! Mau suruh kami cari ke mana lagi?" bentak Elliot dengan marah."Elliot, keluarga kita adalah kenalan lama. Aku nggak mau merusak hubungan ini. Kalau kamu suka perempuan jalang seperti Claryne, silakan ambil! Tapi syaratnya, dia harus kembali untuk cerai denganku!"Nada suara Stella penuh sukaci

  • Suamiku Selingkuh Di Kala Aku Mengandung   Bab 5

    Pintu telah dibuka secara paksa. Tubuhku yang bersandar di sisi pintu pun ikut terhempas oleh gravitasi, terguling ke samping. Anak yang kupeluk juga terlempar ke sudut ruangan.Debu tebal menutupi tubuhku yang berlumuran darah, tampak seperti mumi. Elliot mengernyit, tetapi tetap melakukan pemeriksaan tanda-tanda vitalku karena profesionalismenya.Bau darah yang amis membuat Gordon menutup hidungnya erat-erat. Dia berdiri di luar loteng, enggan melangkah masuk."Apa yang dilakukan Claryne? Kenapa tempat ini jadi bau begini?"Kepala pelayan menunduk, tidak berani mengeluarkan sepatah kata pun, hanya sesekali melirik ke arah Elliot."Pak Gordon ... turut berduka ...." Elliot melepas sarung tangannya dengan ekspresi serius.Gerutuan Gordon mendadak terputus. Dia menurunkan tangan dari hidung. "Turut berduka? Apa maksudmu?"Dia langsung berjalan ke arah Elliot, menatapnya tajam. Elliot mengalihkan pandangan, menunjuk tubuh tak bernyawa yang sudah tak bisa dikenali wajahnya."Pak Gordon, m

  • Suamiku Selingkuh Di Kala Aku Mengandung   Bab 4

    Kepala pelayan menelan ludah, lalu memberanikan diri untuk melanjutkan jawabannya, "Nyonya ... sudah nggak bernapas lagi ...."Suara Gordon mulai terdengar panik. Namun, saat aku mencoba mendengarnya lebih jelas, suaranya kembali berubah menjadi dingin dan penuh amarah. "Teruskan saja sandiwaranya! Aku mau lihat sampai kapan dia bisa berpura-pura seperti itu!""Dia dulu bisa bertahan hidup di alam liar dalam kondisi seberat apa pun, bahkan bisa menahan napas di bawah air sampai belasan menit! Dia pasti sedang menakuti kalian yang nggak paham soal medis! Panggil dokter pribadiku, aku mau bongkar sendiri kebohongannya!"Kepala pelayan membelalakkan mata. "Tuan Gordon, anak di dalam kandungan Nyonya juga sudah ....""Kamu kerja sama siapa sebenarnya?" Gordon memotong dengan tidak sabar."Aku yang bayar gajimu atau dia?""Baik ... saya akan segera memanggil dokter ...." Kepala pelayan hanya bisa menarik napas panjang, lalu buru-buru meninggalkan tempat itu.Stella segera merapat pada Gordo

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status